Unsur-unsur Mikro Dan Logam-Logam Berat Fe, Mn, Cu, Zn, Ni, dan Cr
memiliki kadar Mn sebesar 0,15 hingga 0,27. Kadar Mn di dalam tanah diperkirakan cukup tinggi karena ditemukan banyaknya konkresi mangan pada
kedalaman solum tanah 20 cm. Konsentrasi Cu dan Zn di tanah pada kedua lokasi cenderung mengalami
penurunan dengan semakin dalamnya solum. Kadar Cu pada tanah di dekat landfill berkisar antara 7,3 ppm hingga 8,6 ppm, lebih rendah dibandingkan kadar
Cu pada tanah di luar landfill yang berkisar antara 7 ppm hingga 9 ppm, sedangkan kadar Zn pada tanah di dekat landfill berkisar antara 36 ppm hingga
38,5 ppm lebih tinggi dibandingkan dengan tanah di luar landfill yang berkisar antara 18,6 ppm hingga 32,3 ppm. Menurut Alloway, 1995 dalam Hayati,
2010 kisaran normal untuk Cu dan Zn dalam tanah masing-masing adalah 2-250 ppm dan 1-900 ppm. Abu terbang dapat meningkatkan kandungan Zn dan Cu,
namun ketersediaan kedua unsur tersebut akan menurun sebanding dengan meningkatnya pH tanah Scotti et al., 1998. Dibandingkan dengan Fe, Mn, dan
Cu, Zn merupakan unsur mikro paling besar yang dikandung oleh tanah di dekat landfill.
Logam berat termasuk zat pencemar karena sifatnya yang stabil dan sulit untuk diuraikan. Di dalam tanah, logam berat terdiri atas berbagai bentuk, yaitu
bentuk terikat pada partikel organik, bentuk tereduksi hidroksida, karbonat, sulfida, dan bentuk terlarut dalam tanah. Abu terbang mengandung banyak unsur
logam berat antara lain Kromium Cr, Timbal Pb, Nikel Ni, dan Kadmium Cd. Oleh sebab itu, abu terbang dikategorikan sebagai limbah beracun dan
berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini hanya dianalisis dua unsur logam berat, yaitu Ni dan
Cr. Kandungan kedua logam berat tersebut tergolong sangat rendah. Alloway, 1995 dalam Hayati, 2010 menyatakan bahwa kisaran normal untuk logam Ni
dan Cr dalam tanah berturut-turut adalah 2-750 ppm dan 5-1500 ppm. Konsentrasi Ni dan Cr pada abu terbang PLTU Suralaya sangat rendah, bahkan tidak
terdeteksi Tabel 2. Kandungan Ni pada tanah di dekat landfill berkisar antara
0,5 ppm hingga 1 ppm, sedangkan pada tanah di luar landfill berkisar antara 1 ppm hingga 3 ppm. Kandungan Cr pada tanah di dekat landfill berkisar antara 1
ppm hingga 1,5 ppm, sedangkan pada tanah di luar landfill berkisar antara 1 ppm hingga 2,5 ppm.
Pemanfaatan bahan-bahan yang diperkirakan memberikan efek negatif pada lingkungan termasuk abu terbang memerlukan uji TCLP Toxicity
Characteristic Leaching Prosedure sehubungan dengan unsur-unsur toksik yang dikandungnya. Berdasarkan analisis karakteristik abu terbang yang telah
dilakukan oleh Hayati 2010, konsentrasi total logam termasuk Ni dan Cr abu terbang PLTU Suralaya lebih rendah dibandingkan batasan nilai TCLP yang
ditetapkan oleh PP No. 85 Tahun 1999 tentang batas normal kandungan logam
dan limbah berbahaya Tabel Lampiran 1, sehingga sifat toksisitas abu terbang
masih di bawah ambang batas kandungan normal dan tidak berbahaya bagi lingkungan.