Sistem Informasi Geografis Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG

Tabel 1 Band Landsat 7 dan Kegunaanya Saluran Kisaran Panjang Gelombang Kegunaan Utama 1 0,45-0,52 Gelombang Biru Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan lahan 2 0,52-0,60 Gelombang Hijau Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak diantara dua saluran penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakaan jenis vegetasi dan untuk membedakan tanaman sehat dan tidak sehat 3 0,63-0,69 Gelombang Merah Saluran terpenting untuk membedakan jenis vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu daerah penyerapan korofil dan memudahkan pembedaan antara lahan terbuka terhadap lahan bervegetasi 4 0,76-0,90 Gelombang Inframerah Dekat Saluran yang peka terhadap biomassa vegetasi. Juga untuk identifikasi jenis tanaman, memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta air 5 1,55-1,75 Gelombang Inframerah Pendek Saluran penting untuk penentuan jenis tanaman, kandungan air tanaman, kondisi kelembaban tanah 6 10,40-12,50 Gelombang Inframerah Termal Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi, pemisahan kelembaban tanah, dan sejumlah gejala lainnya yang berhubungan dengan panas 7 2,085-2,35 Inframerah Pendek Untuk membedakan formasi batuan dan pemetaan hidrotermal 8 0,50-0,90 Pankromatik Saluran ini digunakan untuk meningkatkan resolusi spasial Sumber : Lillesand dan Kieffer,1994

2.4 Sistem Informasi Geografis

SIG menurut Aronof 1989 dalam Prahasta 2002 adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Prahasta 2002 menyebutkan bahwa SIG dapat merepresentasikan dunia nyata di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas kertas. Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibelitas dari pada lembaran peta kertas. SIG menyediakan kemampuan analisis yang luas dalam menganalisa topologi atau aspek spasial dan atribut-atributnya. Burrough 1986 dalam Maji et al., 1998. SIG mampu menyimpan, menyusun, menganalisa, dan menampilkan sumber data untuk menyediakan manajemen informasi atau untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang hubungan aspek-aspeknya. McCloy, 1995 dalam Maji et al., 1998. SIG dapat mengintegrasikan data spasial dan non- spasial dengan mengedit via poligon. Hasilnya adalah data yang terkonversi yang secara mudah dapat diterjemahkan sebagai informasi Maji et al., 1998. Shamsi 2005 menyebutkan bahwa pengaplikasian SIG memiliki beberapa keuntungan. SIG meningkatkan efisiensi waktu, menghemat dana, dan memudahkan pekerjaan. SIG juga menawarkan kemampuan dalam mengintegrasikan informasi sehingga menciptakan komunikasi yang lebih baik diantara beragam pengguna informasi. Hal-hal tersebut membuat SIG mampu dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam berbagai bidang.

2.5 Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG

Wilkinson 1996 dalam Weng 2010 menyimpulkan tiga jalan utama Penginderaan Jauh dan SIG dapat diintegrasikan, yaitu : 1 Penginderaan Jauh digunakan sebagai alat pengumpul data untuk digunakan dalam SIG, 2 Data SIG digunakan sebagai informasi penunjang untuk memperbaiki hasil yang didapatkan dari Penginderaan Jauh, 3 Penginderaan Jauh dan SIG digunakan bersama untuk pemodelan dan analisa. Weng 2010 kemudian menjabarkan bahwa data Penginderaan Jauh dapat digunakan untuk memperoleh informasi tematik dan perbaharuan data SIG. Informasi tematik digunakan untuk membuat layer dalam SIG. Informasi tematik tersebut berupa hasil interpretasi terhadap citra satelit baik secara otomatis maupun manual. Pembaharuan data SIG dengan data Penginderaan Jauh misalnya digunakan untuk memperbaharui data penggunaan lahan. Pembaharuan data SIG dengan data Penginderaan Jauh menjadi lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya. Data SIG sebagai informasi penunjang data Penginderaan Jauh digunakan dalam klasifikasi citra, dan pra penggolahan citra. Informasi penunjang tersebut memberikan nilai lebih terhadap klasifikasi citra. Sebagai contoh, informasi penunjang seperti data topografis dapat digunakan untuk memperbaiki akurasi penutupan lahan terutama di daerah bergunung. Peran data SIG dalam pra pengolahan citra satelit misalnya digunakan dalam koreksi geografis citra dan pembatasan wilayah amatan pemotongan citra satelit Weng, 2010.

2.6 Aplikasi Penginderaan Jauh dan SIG untuk Pemetaan Kerawanan