di kelas ini adalah bentuk lahan dataran, kelas lereng datar-berombak, drainase baik, kelas curah hujan 225 - 250 mm bln, dan penutupan lahan berupa pertanian
lahan kering. Kelas rawan pada kelompok ini memiliki karakteristik wilayah yang
mewakili semua kelas dari parameter banjir yang digunakan. Wilayah ini berada pada kelas curah hujan 200 mmbln hingga 250 mmblm dengan kelas
drainase baik hingga sangat buruk dengan kelas lereng datar hingga berbukit kecil, berada pada jarak 100 m hingga 500 m dari sungai dan mencakup
seluruh kelas penutupan lahan dan bentuk lahan. Adapun karakteristik dominan di kelas ini adalah bentuk lahan dataran aluvial, kelas lereng datar, drainase buruk,
kelas curah hujan 225 - 250 mmblm, dan penutupan lahan berupa sawah. Karakteristik wilayah pada kelas sangat rawan tidak berbeda jauh dengan
kelas rawan. Namun wilayah dengan kelas ini hanya berada di wilayah dengan kelas lereng datar hingga datar berombak dan bentuk lahan dataran aluvial,
lembah aluvial, rawa pasang surut, drainase sangat buruk dengan kelas curah hujan dominan 250 mm bln.
5.4 Kejadian Banjir dan Hubungannya dengan Peta Rawan Banjir
Kejadian banjir di Kabupaten Indramayu bukan merupakan hal baru. Kejadian banjir di kabupaten ini terjadi setiap tahun dan telah dipaparkan di
beberapa media informasi. Kejadian banjir yang terekam adalah kejadian nyata di lapangan. Kejadian banjir yang terekam pada umumnya adalah kejadian yang
memiliki dampak terhadap areal pertanian dan permukiman. Ivansyah 2009 menyebutkan bahwa 16 kecamatan di Kabupaten
Indramayu diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana, yaitu Kecamatan Anjatan, Arahan, Bongas, Cantigi, Cikedung, Gabuswetan, Indramayu,
Kandanghaur, Kroya, Lohbener, Lelea, Losarang, Patrol, Terisi, Sukra, dan Widasari. Data kejadian banjir di Kabupaten Indramayu dari beberapa media
informasi dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Daftar Lokasi Rekaman Kejadian Banjir di Kabupaten Indramayu Lokasi Kejadian Banjir
Keterangan Kecamatan Gabuswetan, Bongas,
dan Kandanghaur Detik, 2006
Membanjiri ratusan rumah penduduk dan ratusan hektar sawah akibat curah hujan
tinggi dan meluapnya air sungai.
Kecamatan Kandanghaur, Anjatan, Sukra, Patrol, dan Indramayu
Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2008
Akibat meluapnya Sungai Beji, Cilet, Ciperawan, dan Cimanuk.
Kecamatan Indramayu
dan Lohbener Mushasi, 2010
Banjir diakibatkan tanggul di Sungai Cimanuk, jebol akibat hujan deras selama
dua hari berturut-turut.
Kecamatan Sukra, Kandanghaur, Patrol, dan Bongas
Romlah, 2011 Banjir setinggi 1 - 1,5 m menyebabkan
ribuan rumah, ratusan hektar dan puluhan rumah rusak terendam banjir.
Kecamatan Patrol, Sukra, Anjatan, Kandanghaur, Losarang, Kroya,
dan Gabus Wetan Wardianto, 2011
Sekitar 5000 rumah terendam banjir dan sekitar 1000 warga diungsikan. Tinggi air
sepinggang orang dewasa.
Patrol, Bongas, Sukra, Losarang, dan Kandanghaur.
Seputar Indramayu, 2011 Curah hujan tinggi, sehingga air tidak
tertampung di sejumlah sungai. Banjir merusak ratusan rumah, ratusan hektar
sawah dan menganggu lalu lintas.
Kecamatan Patrol dan Anjatan Depkes, 2011
Jumlah penduduk
yang terancam
sebanyak 30.546 jiwa. Kecamatan
Sukra, Losarang,
Patrol, dan Kandanghaur Pikiran Rakyat, 2011
Banjir diakibatkan curah hujan tinggi dan rusaknya tanggul sungai.
Kecamatan Sindang, Lohbener, Losarang, dan Lelea
Harian Pelita, 2011 Banjir
akibat hujan
deras dengan
ketinggian genangan air di areal sawah melampaui ambang batas di atas 30 cm.
Merujuk pada sumber-sumber berita diatas, maka kecamatan-kecamatan di Kabupaten Indramayu yang rawan terkena bencana banjir adalah Anjatan,
Bongas, Gabuswetan, Indramayu, Kandanghaur, Kroya, Lohbener, Losarang,
Patrol, dan Sukra.
Hasil dari setiap pemodelan curah hujan dan pembobotan yang berbeda membagi wilayah Kabupaten Indramayu kedalam kelas tingkat kerawanan yang
hampir sama, yaitu cukup rawan, rawan, dan sangat rawan. Hasil dari keempat peta menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu tergolong rawan banjir. Kelas
cukup rawan dan kelas rawan adalah kelas yang dimiliki dari setiap hasil, dimana kelas rawan adalah kelas yang mendominasi wilayah Kabupaten Indramayu.
Keempat hasil peta mempelihatkan bahwa wilayah utara Kabupaten Indramayu lebih rawan banjir dibandingkan wilayah selatan.
Hasil peta dari penggunaan bobot 1 dan bobot 2 pada peta dengan CH tahunan tidak tampak berbeda. Pembagian kelas pada wilayah Kabupaten
Indramayu secara visual di peta tampak tidak jauh berbeda. Umumnya kelas cukup rawan ditemukan di sisi selatan dan sangat rawan di sisi utara Gambar 12
dan Gambar 13. Berbeda dengan CH tahunan, pada CH bulanan hasil peta dari penggunaan
kedua bobot tampak berbeda. Peta dengan bobot 1 memiliki kelas sangat rawan yang lebih luas dibandingan hasil peta bobot 2. Wilayah kelas sangat rawan juga
terlihat lebih jelas pada peta hasil bobot 1, sedangkan kelas cukup rawan lebih terlihat jelas pada hasil peta bobot 2 Gambar 14 dan Gambar 15.
Hasil peta dari pengunaan CH tahunan dan CH bulanan pada peta bobot 1 secara visual tampak berbeda. Kelas CH tahunan pada bobot 1 membagi
Kabupaten Indramayu menjadi kelas cukup rawan dan rawan, sedangkan bobot 2 membagi menjadi kelas rawan dan sangat rawan Gambar 12 dan Gambar 14.
Sama halnya dengan bobot 2, penggunaan curah hujan yang berbeda menghasilkan peta rawan banjir yang secara visual tampak berbeda Gambar 13
dan Gambar 15. Perbedaan-perbedaan ini juga tampak dalam sebaran wilayah kelas
kerawanan tiap kecamatan. Dengan melihat tingkat kerawanan yang paling tinggi, maka kelas rawan banjir yang diperhatikan adalah kelas yang sangat rawan. Kelas
sangat rawan tidak terdapat dalam peta kerawanan CH tahunan bobot 1. Kelas sangat rawan pada peta kerawanan CH tahunan bobot 2 tersebar di 12 Kecamatan.
Tiga kecamatan dengan luasan terluas adalah Balongan, Pasekan, Indramayu Tabel 18. Kelas sangat rawan pada peta kerawanan CH bulanan bobot 1 tersebar
di 17 kecamatan. Tiga kecamatan dengan luas cukup rawan terluas adalah Kecamatan Pasekan, Indramayu, dan Sindang. Kelas sangat rawan pada peta
kerawanan CH bulanan bobot 2 tersebar di 23 kecamatan. Tiga kecamatan dengan
luas cukup rawan terluas adalah Kecamatan Pasekan, Balongan, dan Cantigi Tabel 19.
Tabel 18 Luas Kelas Banjir di Tiap Kecamatan Kelas Curah Hujan Tahunan Luas Kelas Kerawanan Banjir ha
Bobot 1 Bobot 2
Nama Kecamatan
Cukup Rawan
Rawan Sangat
Rawan Cukup
Rawan Rawan
Sangat Rawan
Total
Anjatan 9
8.193 17
8.184 8.201
Arahan 3.060
3.060 3.060
Balongan 2.439
2.169 270
2.439 Bangodua
1.763 1.589
2.034 1.318
3.352 Bongas
6 4.906
6 4.906
4.912 Cantigi
5.653 56.523
0,4 5.653
Cikedung 2.390
6.902 2.855
6.438 9.293
Gabuswatan 314
7.786 335
7.765 8.100
Gantar 5.955
11.363 11.132
6.186 17.317
Haurgeulis 111
5.868 111
5.868 5.978
Indramayu 5.422
432 4.823
167 5.422
Jatibarang 563
3.385 831
3.087 30
3.948 Jutinyuat
114 5.598
71 5.582
58 5.712
Kadanghaur 885
8.480 885
8.479 1
9.364 Karangampel
429 2.803
429 2.803
3.233 Kedokan
Bunder 219
3.185 119
3.286 3.405
Kertasemaya 1.894
2.175 1.121
2.947 4.068
Krangkeng 155
8.980 155
8.980 9.134
Kroya 2.497
8.196 6.221
4.472 10.693
Lelea 180
6.302 440
5.999 43
6.482 Lohbener
110 4.100
110 4.096
5 4.210
Losarang 473
12.628 473
12.614 15
13.101 Pasekan
9.004 8.806
198 9.004
Patrol 4.750
25 4.725
4.750 Sindang
2.386 32
2.314 40
2.386 Sliyeg
481 5.094
468 5.043
65 5.576
Sukagumiwang 1.493
2.743 2.050
2.186 4.236
Sukra 7.361
117 7.244
7.361 Terisi
6.833 11.330
10.446 7.717
18.162 Tukdana
1.012 5.072
501 5.583
6.084 Widasari
252 4.460
463 4.248
4.711 Total Ha
28.137 181.213 0 41.880 166.578
892 209.350 Total
13.44 86.56
0,00 20,00
79,57 0,43
100,00
Tabel 19 Luas Kelas Banjir di Tiap Kecamatan Kelas Curah Hujan Bulanan Luas Kelas Kerawanan Banjir ha
Bobot 1 Bobot 2
Nama Kecamatan
Cukup Rawan
Rawan Sangat
Rawan Cukup
Rawan Rawan
Sangat Rawan
Total
Anjatan 9
8.182 11
17 8.174
10 8.201
Arahan 3.060
3.052 8
3.060 Balongan
320 2.120
1.224 1.215
2.439 Bangodua
11 3.341
66 3.286
3.352 Bongas
6 4.906
6 4.906
4.912 Cantigi
4.272 1.381
4.656 997
5.653 Cikedung
9.293 2.469
6.798 26
9.293 Gabuswatan
103 7.997
154 7.946
8.100 Gantar
17.000 318
2.911 14.280
127 17.317
Haurgeulis 83
5.085 811
83 5.871
24 5.978
Indramayu 1.283
4.139 4.642
780 5.422
Jatibarang 7
3.696 246
24 3.779
145 3.948
Jutinyuat 5.397
315 40
5.182 490
5.712 Kadanghaur
547 8.817
673 8.617
74 9.364
Karangampel 105
3.127 323
2.766 143
3.233 Kedokan
Bunder 16
3.389 59
3.255 91
3.405 Kertasemaya
315 3.754
575 3.427
66 4.068
Krangkeng 9.134
9.121 13
9.134 Kroya
24 10.669
1.567 9.126
10.693 Lelea
6.427 55
154 6.154
174 6.482
Lohbener 4.071
139 4.074
137 4.210
Losarang 12.567
534 149
12.300 652
13.101 Pasekan
1.542 7.462
6.040 2.964
9.004 Patrol
4.750 25
4.725 4.750
Sindang 242
2.144 2.025
360 2.386
Sliyeg 5.281
294 5.227
349 5.576
Sukagumiwang 36
3.910 290
571 3.665
4.236 Sukra
7.361 117
7.244 7.361
Terisi 14
18.132 16
3.081 15.072
10 18.162
Tukdana 6.080
4 870
5.214 6.084
Widasari 4.711
4.699 12
4.711 Total Ha
1.276 187.797 20.277 13.935 186.547 8.868 209.350
Total 0,61
89,70 9,69
6,66 89,11
4,24 100,00
Mengacu kepada data kejadian banjir dan tabel sebaran kelas potensi banjir di tiap kecamatan, maka kelompok peta dengan curah hujan bulanan dapat
dikatakan mendekati kenyataan di lapangan. Hal ini juga dijelaskan pada penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa penggunaan peta isohyet pada
puncak hujan dalam periode pendek tiga bulan akan lebih memungkinkan terjadi banjir dibandingkan dengan isohyet tahunan atau isohyet pada musim hujan
Richard, 1955 dalam Suherlan, 2001. Kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam kelas sangat rawan pada
kelompok bobot 1 dan bobot 2 CH bulanan tampak tidak berbeda jauh Tabel 18. Dengan mempertimbangkan bahwa secara umum Kabupaten Indramayu termasuk
kedalam kelas rawan, maka kecamatan yang mengalami kejadian banjir harus memiliki luasan sangat rawan yang besar atau memiliki kelas cukup rawan yang
kecil. Atas pertimbangan tersebut, maka hasil peta yang dianggap mewakili kenyataan di lapangan adalah peta kelas rawan banjir CH bulanan dengan bobot 1.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kabupaten Indramayu tergolong rawan banjir dimana wilayah bagian utara
Kabupaten Indramayu lebih rawan banjir dibandingkan dengan wilayah bagian selatan.
2. Secara umum Kabupaten Indramayu termasuk kedalam kelas rawan banjir
dengan karakteristik fisik wilayah rawan, yaitu kelas lereng datar, bentuk lahan dataran aluvial, drainase buruk, dan penutupan lahan berupa sawah.
3. Peta kerawanan banjir yang menggunakan parameter kelas curah hujan rata-
rata bulanan dan bobot 1 bobot beda lebih mewakili kejadian nyata di lapang untuk pemetaan daerah rawan banjir di Kabupaten Indramayu.
6.2 Saran
1. Penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitian bahaya dan resiko
banjir sehingga kerugian yang terjadi dapat diprediksi dan dikurangi. 2.
Pengembangan atau sumbangan ide dari berbagai ilmu perngetahuan lain diperlukan dalam menyempurnakan metode analisis potensi kerawanan
banjir. 3.
Perlu adanya penelitian sejenis dengan penggunaan data yang lebih lengkap, akurat, dan aktual yang didukung cek lapang sehingga hasil penelitian bisa
lebih baik.