curah  hujan  rata-rata  bulanan  dan  peta  curah  hujan  rata-rata tahunan.  Peta  kelas curah  hujan  rata-rata  bulanan  didapatkan  dari  data  rata-rata  curah  hujan  periode
tiga  bulan  di  musim  hujan  dengan  curah  hujan  yang  paling  tinggi,  yaitu  pada bulan  Desember-Februari.  Peta  kelas  curah  hujan  tahunan  didapatkan  dari  data
rata-rata total curah hujan tahunan. Metode yang digunakan dalam  membuat peta curah hujan adalah interpolasi
keruangan  dengan  metode  kriging.  Penerapannya  menggunakan  ArcView  3.3 dengan  ekstensions  kriging  interpolation.  Hasilnya  berupa  peta  isohyet  dalam
bentuk  grid.  Data  tersebut  kemudian  didigitasi  sehingga  menjadi  data  dalam bentuk vektor sehingga memudahkan dalam analisis selanjutnya.
3.4.3 Analisis Peta Tematik
Peta  tanah  digunakan  untuk  mendapatkan  peta  kelas  drainase  tanah.  Peta kelas  drainase  merupakan  pendekatan  kemampuan  drainase  tanah  berdasarkan
informasi tekstur tanah dari  jenis tanah  yang  ada. Peta tersebut berupa  lembaran kertas. Peta kemudian di-scan dengan scanner, dikoreksi geografis dan didigitasi
sehingga dapat diolah secara digital. Peta bentuk lahan yang digunakan didapatkan dari peta bentuk lahan dalam
format digital sehingga memudahkan dalam pengolahan. Peta  sungai  didapatkan  secara  digital  yang  kemudian  disesuaikan  dengan
peta  dasar  dan  citra  landsat  yang  digunakan.  Analisis  yang  dilakukan  terhadap peta  sungai  adalah  analisis  keruangan  yaitu  buffer.  Zona  buffer  sungai  adalah
daerah  dalam  lebar  tertentu  yang  digambarkan  di  sekitar  sungai  dengan  jarak tertentu Gambar 3.
Gambar 3 Buffer Sungai
3.4.4 Analisis Atribut
Analisis  atribut  adalah  bagian  proses  pengolahan  data.  Analisis  ini  terdiri dari skoring dan pembobotan. Skoring adalah pemberian skor terhadap tiap kelas
di  masing-masing  parameter  banjir.  Pemberian  skor  didasarkan  pada  pengaruh kelas  tersebut  terhadap  kejadian  banjir.  Semakin  besar  pengaruhnya  terhadap
kejadian  banjir,  maka  semakin  tinggi  nilai  skornya.  Pembobotan  adalah pemberian  bobot  pada  peta  digital  masing-masing  parameter  yang  berpengaruh
terhadap  banjir.  Pembobotan  dilakukan  terhadap  tiap-tiap  parameter  banjir berdasarkan  pengaruhnya  terhadap  banjir.  Semakin  besar  pengaruh  parameter
terhadap  kejadian  banjir,  semakin  tinggi  bobot  yang  diberikan.  Nilai  skor  dan bobot disajikan dalam Tabel 4.
Pemberian skor pada kelas di setiap parameter banjir dilakukan secara linier dengan skor terendah adalah  1 satu sampai dengan 4 empat.  Pemberian skor
dipengaruhi  oleh  klasifikasi  kelas  dari  masing-masing  parameter  banjir.  Skor bernilai  1  satu  diberikan  kepada  kelas  dengan  pengaruh  paling  kecil  terhadap
kerentanan  banjir.  Skor  bernilai  4  empat  diberikan  kepada  kelas  dengan pengaruh paling besar terhadap kerentanan banjir. Kelas yang memiliki pengaruh
diantara keduanya, mendapat skor bernilai diantara rentang nilai tersebut. Kriteria  banjir  yang  dijadikan  parameter  penentuan  wilayah  banjir,  adalah
curah  hujan,  kemiringan  lereng,  drainase,  bentuk  lahan,  jarak  terhadap  sungai badan air, dan penutupan  lahan. Pada kelas curah hujan pembagian kelas terbagi
menjadi  2  dua  kelompok,  yaitu  kelompok  dengan  kelas  rata-rata  tahunan  dan rata-rata  bulanan.  Pembagian  ini  bertujuan  untuk  melihat  kelompok  kelas  curah
hujan mana yang lebih baik dalam mewakili kejadian nyata di lapang. Pembagian kelas dan  pemberian nilai skor yang digunakan ditampilkan pada Tabel 3.
Adapun  pemberian  skor  dilandasi  beberapa  filosofi,  yaitu  :  1  wilayah dengan curah hujan tinggi memiliki kerentanan banjir lebih tinggi, 2 kemiringan
lereng yang landai memiliki kerentanan banjir lebih tinggi dari lereng yang curam, 3 semakin buruk drainase maka kemungkinan terjadinya genangan air atau banjir
semakin tinggi , 4 bentuk lahan yang lebih landai hingga cekung memiliki keren lebih tinggi, 5 semakin dekat dengan sungai atau badan air,  maka kemungkinan
terjadinya  genangan  atau  banjir  yang  berasal  dari  luapan  sungai  lebih  besar,  6
penutupan  lahan  yang  dianggap  rentan  terhadap  banjir  adalah  penutupan  lahan yang lebih berpengaruh pada air limpasan yang melebihi laju infiltrasi.
Pembobotan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bobot dengan nilai berbeda dan bobot dengan nilai sama. Bobot dengan nilai berbeda kemudian disebut bobot
1 dan bobot dengan nilai yang sama kemudian disebut bobot 2. Kelompok bobot 1 mengacu kepada penelitian-penelitian sebelumnya dan disesuaikan dengan jumlah
parameter  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini.  Kelompok  bobot  ini  memiliki nilai  berbeda  pada  setiap  parameter  kerentanan  banjir,  dengan  didasarkan  atas
pertimbangan  seberapa  besar  masing-masing  parameter  tersebut  berpengaruh terhadap  banjir.  Kelompok  bobot  2  adalah  kelompok  nilai  bobot  yang
menganggap  bahwa  semua  parameter  memiliki  pengaruh  yang  sama  besar terhadap  kejadian  banjir.  Kelompok  bobot  ini  memberi  nilai  bobot  yang  sama
besar untuk setiap parameter banjir yang digunakan. Besar nilai bobot dari setiap kelompok ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Pembagian Kelas, Skoring, dan Pembobotan  Masing-masing Parameter Banjir
Kelas Parameter Banjir Skor
Bobot 1
Bobot Beda
Bobot 2
Bobot Sama
Kelas Curah Hujan A. Rata-rata tahunan mmtahun
1  2500 - 3000 4
2  2000 - 2500 3
3  1500 - 2000 2
4   1500 1
B. Rata-rata bulanan mmbln 1   250
4 2  225 - 250
3 3  200 - 225
2 4    200
1 0,30
0,167
Kelas Kemiringan Lereng 1  Datar                            0 - 3
4 2  Datar-berombak          3 - 8
3 3  Bergelombang             8 - 15
2 4  Berbukit Kecil            15 - 30
1 0,25
0,167
Tabel 4 lanjutan Pembagian Kelas, Skoring, dan Pembobotan Masing-masing Parameter Banjir
Kelas Parameter Banjir Skor
Bobot 1
Bobot Beda
Bobot 2
Bobot Sama
Kelas Drainase 1  Sangat Buruk
4 2  Buruk
3 3  Sedang
2 4  Baik
1 0,10
0,167 Kelas Bentuk Lahan
1  Pesisir Pantai,Rawa Pasang Surut 4
2  Dataran Aluvial, Lembah Aluvial 3
3  Dataran 2
4  Bukit 1
0,20 0,167
Buffer Sungai Badan Air 1  0 - 100 m
4 2  100 - 200 m
3 3  200 - 500 m
2 4   500 m
1 0,05
0,167 Kelas Penutupan Lahan
1 Sawah, Tambak,Tubuh Air,  Tanah
Terbuka, 4
2 Pertanian Lahan Kering, Tegalam,
Kebun Campuran, Permukiman, Lahan Terbangun
3 3  Semak, Rumput
2 4  Perkebunan
1 5  Hutan
1 0,10
0,167
3.4.5 Analisis Keruangan  dan Analisis Tingkat Kerawanan