20
Selubung  rotor  metering  device  dirancang  berdasarkan  bentuk  metering  device  pupuk  dan dibusat dari bahan polietilen agar mudah dalam pembuatnnya Gambar 18.  Pengatur dosis ini akan
mengatur panjang metering device yang terisi pupuk dengan cara menggesernya.
4.2.4. Kotak hopper Benih dan Pupuk
Selain  posisinya  Gambar  19  yang  dipindahkan  di    tengah  dan  posisi  lubang  pengeluaran berada  di  depan,  tidak  ada  modifikasi  pada  bagian  hopper  pupuk.    Bagian  ini  terdiri  dari  penutup
hopper, dinding hopper benih, dan katup ruang penjatah.  Kebutuhan volume hopper benih dan pupuk dihitung menggunakan persamaan 6 dan persamaan 7 Syafri, 2010.
Gambar  19.  Posisi hopper benih sebelum a dan sesudah b modifikasi
6 Keterangan:
V
hb
= volume hopper benih cm
3
A = luas penanaman sekali mengisi hopper benih 1000 m
2
J = jumlah benih jagung setiap lubang tanam 1 biji
b
= massa per butir benih jagung rata-rata 0.3 g µ
= jumlah unit mesin penanam dalam satu lintasan operasi 1 unit
b
= kerapatan isi benih 0.676 gcm
3
p = jarak antar barisan tanam 75 cm
l = jarak antar lubang tanam dalam barisan 20 cm
= 2958 cm
3
Jadi kebutuhan volume hopper benih adalah 2958 cm
3
7
21
Keterangan: V
hp
= volume hopper pupuk cm
3
A = luas lahan pemupukan sekali mengisi hopper pupuk 1000 m
2
D = dosis pemupukan kgha
µ = jumlah unit mesin pemupuk dalam satu lintasan operasi 1 unit
p
= kerapatan isi pupuk gcm
3
Hasil perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7.  Hasil perhitungan kebutuhan volume hopper pupuk Pupuk
Dosis kgha
p
gcm
3
V
hp
cm
3
Urea 150
0.715 20979.02
TSP + KCl 2:1 300
1.076 27881.04
Jadi kebutuhan volume hopper pupuk urea 20979.02 cm
3
, sedangkan campuran pupuk TSP dan KCl adalah 27881.04 cm
3
. Fungsi  hopper  pupuk  pada  prototipe  sebelumnya  adalah  untuk  menampung  tiga  jenis  pupuk
sekaligus.    Bagian  dalam  hopper  Gambar  20  terdapat  sekat  untuk  memisahkan  dua  jenis  pupuk. Pembuatan sekat tersebut dimaksudkan untuk memisahkan pupuk urea dengan TSP dicampur dengan
KCL.    Pada  saat  beroperasi  pencampuran  pupuk  tidak  dapat  dihindari  karena  pupuk  tercampur  saat berada  pada  metering  device.    Sekat  hanya  memisahkan  kedua  pupuk  tersebut  pada  hopper  pupuk.
Selain itu getaran yang terjadi saat beroperasi mengakibatkan kebocoran pada sekat tersebut. Modifikasi yang dilakukan pada bagian ini adalah membuat dua hopper untuk pupuk urea dan
untuk campuran pupuk TSP dan KCl.  Selain untuk menghindari pengumpalan pupuk, pembuatan dua hopper  ini  akan  menambah  volume  pupuk  yang  bisa  ditampung.    Pupuk  KCl  memiliki  sudut  curah
yang paling besar, yaitu 41.82  Syafri, 2010.  Sehingga sudut kemiringan hopper yang direncanakan
adalah 45 .  Rancangan dan posisi hopper pupuk diperlihatkan pada Gambar 21.
Gambar  20.  Desain hopper pupuk prototipe-1
22
Gambar  21.  Rancangan hopper pupuk prototipe-2
4.2.5. Roda Penggerak