Poros Metering device Poros Roda Penggerak Saluran Penempatan dan Pembuka Alur Benih dan Pupuk

25

4.2.6. Poros Metering device

Besarnya torsi pada poros metering device adalah 311.25 kg mm. Bahan poros adalah stainless steel dengan kekuatan tarik  B 85 kgmm 2 . Dengan menggunakan safety factor S f 6 dan 2 maka tegangan geser yang diijinkan  a dapat dihitung dengan persamaan 13 dan diameter minimal poros dihitung menggunakn persamaan 14 Sularso dan Suga, 1987.  a =  B S f1 × S f1 13 = 85 6 × 2 = 7.08 kgmm 2 K t = 1 C b = 1.5 14 = 6.95 mm Jadi diameter poros yang dipilih adalah 12 mm.

4.2.7. Poros Roda Penggerak

Poros roda penggerak mengalami pembebebanan yang berasal dari pegas. Dengan digunakannya pegas dengan nilai koefisien pegas k 0.5 kgmm dan besar lendutan maksimum 54 x mm, gaya maksimum yang diberikan pegas F p dihitung menggunakan persamaan 15.  15 = 0.5 × 54 = 27 kg = 264.78 N Jadi gaya maksimum yang diberikan pegas adalah 27 kg. Seperti yang terlihat pada Gambar 26, beban yang direncanakan terbagi dua di ujung-ujungnya masing-masing 13.5 kg. Momen pada titik A dan B sama besar dan arahnya berlawanan. Jadi besar momen M pada titik A dan B adalah 243 kg ∙mm. Gambar 26. Gaya-gaya yang bekerja pada poros roda penggerak 26 Bahan poros mempunyai kekuatan tarik maksimum 48 kgmm 2 , beban dianggap statis, dan faktor keamanan 6, maka menurut Sularso dan Suga 1987 diameter minimum poros dapat dihitung dengan persamaan 16. 16 [ ] Poros yang digunakan adalah poros berulir dengan diameter dalam 9 mm disesuikan dengan diameter lubang bearing.

4.2.8. Saluran Penempatan dan Pembuka Alur Benih dan Pupuk

Dari hopper, benih menuju tanah melalui selang yang terbuat dari plastik. Selang tersebut cukup lentur, sehingga mudah dibengkokkan mengikuti posisi pembuka alur. Bersama dengan pembuka alur, ujung saluran diletakkan 10 cm di depan alat pembuat guludan Gambar 27. Pembuka alur terbuat dari plat stainless steel setebal 1 mm dan tangkai pembuka alur terbuat dari poros berulir. Kedalaman pembuka alur adalah 5 cm dengan lebar 4.7 cm. Poros tersebut disatukan dengan bagian rangka menggunakan mur, sehingga kedalaman penanaman dapat diatur. Panjang tangkai maksimum adalah 17 cm. Gambar 27. Desain pembuka alur benih Desain saluran penempatan pupuk berbeda dengan saluran penempatan benih Gambar 28. Saluran pupuk sekaligus pembuka alur terbuat dari pipa baja. Di ujung saluran tersebut dipasang pembuka alur yang terbuat dari plat stainless steel setebal 1 mm. Letak saluran terletak di samping kiri dan kanan 10 cm dari pembuka alur benih dengan kedalaman 5 cm Gambar 29. 27 Gambar 28. Desain pembuka alur pupuk Gaya yang bekerja pada alur pupuk dan benih dapat diduga menggunakan persamaan 17 McKyes, 1985. 17 Keterangan:  = densitas tanah kgm 3 g = percepatan gravitasi ms 2 q = tekanan vertikal pada permukaan tanah Pa c = kohesi tanah Pa d = kedalaman impleman m w = lebar implemen m N  , N c , N q adalah faktor gesekan tanah, geometri tanah ,dan gesekan tanah dengan alat, q = 0 jika tidak ada tekanan yang bekerja pada permukaan tanah. Nilai N  dan N c didapatkan dari grafik pada Lampiran 8. Parameter pengukuran kondisi tanah dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Parameter pengukuran tanah d cm W cm dW N  N c c Pa a  kgm 3 a G ms 2   a   a   5 4.7 1.06 3.1 10.5 3231.8 991 9.81 17.9 11.1 90 a Syafri, 2010 28 Gambar 29. Mekanisme pembuka alur Gaya untuk pembuka alur benih dan pupuk: P Gambar 30. Gaya yang bekerja pada rangkai pembuka alur benih Gaya yang bekerja pada tangkai pembuka alur benih dapat dilihat pada Gambar 30.Tangkai pembuka alur dirancang agar mampu menerima beban lentur dari tahanan tanah. Diameter minimum tangkai pembuka alur benih dapat ditentukan menggunakan persamaan 18. 18 29 Tangkai pembuka alur benih menggunakan besi poros dengan kekuatan tarik maksimum sebesar 470.88 Mpa. Dengan memimilih faktor keamanan 2, maka besar diameter minimum tangkai pembuka alur benih d: √ √ = 8×10 -3 m = 8 mm Jadi tangkai pembuka alur benih yang digunakan adalah poros berulir dengan diameter dalam 9 mm dan diameter luar 12 mm Gambar 31. Gaya yang bekerja pada saluran pupuk. Kekuatan tarik besi pipa yang digunakan untuk tangkai pembuka alur dapat dihitung menggunakan persamaan 19. 19 Gaya yang bekerja pada tangkai pembuka alur pupuk dapat dilihat pada Gambar 31. Tangkai pembuka alur pupuk menggunakan besi pipa dengan kekuatan tarik maksimum sebesar 100 Mpa. Jika dipakai besi pipa dengan diameter luar d 2 26 mm dan dipilih faktor keamanan 2, maka besar diameter dalam d 1 maksimum tangkai pembuka alur benih adalah: √[ ] √[ ] m = 25 mm Tebal pipa = d 2 - d 1 = 26 – 25 = 1 mm 30

4.2.9. Rantai