Kemacetan Roda Penggerak Kinerja Penanaman

41

5.3. Kinerja Unit Penanam dan Pemupuk

5.3.1. Kemacetan Roda Penggerak

Besar kemacetan roda penggerak rata-rata adalah 31 dalam kondisi hopper terisi dan 15 dalam keadaan kosong. Besarnya kemacetan roda penggerak tersebut disebabkan oleh gesekan pupuk dengan metering device dan kurangnya torsi yang dihasilkan roda penggerak. Dari hasil pengamatan, pupuk TSP yang menyebabkan kemacetan pada rotor metering device karena ukuran butiran pupuk yang besar dan keras. Kemacetan pada metering device ini diilustrasikan pada Gambar 52. Untuk mengatasinya, pupuk TSP dihaluskan sebelum diaplikasikan, memasangkan karet pada dinding hopper supaya butiran pupuk tidak tersangkut, atau menggunakan tipe penjatahan lain yang memiliki tingkat gesekan dengan butiran pupuk dan dinding hopper lebih kecil. Gambar 52. Kemacetan metering device pupuk Guludan yang terbentuk adalah tanah gembur hasil dari rotary tiller yang memiliki tahanan geser yang rendah sehingga cengkeraman dengan permukaan roda penggerak kurang. Untuk mengatasinya, roda penggerak dapat ditempatkan di permukaan tanah dasar lembah guludan seperti pada Gambar 53. Pada bagian ini, besar tahanan geser lebih besar dan tanah lebih padat sehingga torsi yang yang dihasilkan lebih besar. Gambar 53. Alternatif penempatan roda penggerak metering device 42

5.3.2. Kinerja Penanaman

Jarak tanam benih diukur dari tempat jatuhnya benih-benih jagung setelah penanaman. Jarak tanam benih yang dihasilkan masih bervariasi yaitu 22 cm sampai 32 cm dengankoefisien keseragaman 10.35. Jarak tanam yang bervariasi tersebut karena slip roda penggerak yang cukup besar. Kedalaman penanaman benih berkisar antara 1 sampai 3 cm, sedangkan kedalaman benih yang diharapkan adalah 5 cm. Hasil penanaman ini dilakukan pada panjang tangkai pembuka alur maksimum. Agar tercapai kedalamn yang diharapkan, tangkai pembuka alur dapat diganti dengan ukuran yang lebih panjang. Pengujian prototipe di lapangan menghasilkan jumlah benih tiap lubang berkisar antara 1 sampai 2 benih dengan rata-rata 1.53 butir benih. Banyaknya benih tiap lubang tanam dipengaruhi oleh ukuran benih dan tingkat keseragaman benih. Celah metering device akan terisi oleh satu benih yang berukuran besar. Sedangkan benih yang berukuran kecil dapat mengisi celah metering device lebih dari satu butir benih. Hasil lahan setelah pengujian kinerja mesin dapat dilihat pada Gambar 54. Gambar 54. Hasil penanaman dan pemupukan

5.3.3. Kinerja Pemupukan