Industri Pengolahan
28.32
Perdagangan 24.03
Keuangan 11.35
Pertanian 10.29
Jasa Kemasyarakatan
9.30 Angkutan
7.96 Bangunan
5.90 Listrik, Gas dan
Air 1.46
Pertambangan 1.38
A PDRB
Pertanian 30.10
Perdagangan 23.59
Industri Pengolahan 17.19
Jasa Kemasyarakatan 15.04
Angkutan 5.61
Bangunan 5.56
Keuangan 2.00
Pertambangan 0.68
Listrik, Gas dan Air 0.22
B Tenaga Kerja
Sumber: BPS, 2010
Gambar 1. Kontribusi PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 dan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha di Pulau
Jawa tahun 2010
Pertumbuhan sektor industri dipengaruhi oleh investasi yang ditanamkan pada sektor tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum 2008
menunjukkan bahwa investasi asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja. Iklim investasi yang baik akan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk pertumbuhan sektor industri dan pada akhirnya akan
berkontribusi pada penyediaan lapangan pekerjaan. Memperbaiki iklim investasi merupakan salah satu tonggak dari strategi pembangunan. Namun, industri yang
bersifat padat modal membuat investasi yang ditanamkan cenderung dipergunakan untuk pembelian modal yang berupa mesin mesin canggih sehingga
pada akhirnya industri tidak banyak menggunakan banyak tenaga kerja.
Menurut Okun, terdapat hubungan yang negatif antara Pendapatan Domestik Bruto PDB dengan pengangguran Mankiw, 2007. PDB merupakan pendapatan
total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. Pada skala wilayah yang lebih kecil, total pendapatan dan total penggeluaran pada output barang dan jasa
disebut sebagai Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB. Perubahan pada PDRB riil dari tahun ke tahun erat kaitannya dengan perubahan tingkat
pengangguran. Peningkatan PDRB dapat menurunkan tingkat pengangguran.
Secara teori, peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dengan asumsi investasi meningkat. Namun
permasalahaan yang
masih terjadi
di Pulau
Jawa adalah
adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran lapangan kerja. Penyediaan
lapangan kerja yang besar diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Perbaikan kualitas sumberdaya manusia juga mutlak diperlukan karena
merupakan modal pembangunan. Tersedianya tenaga kerja yang besar jika dimanfaatkan, dibina, dan dikerahkan untuk menciptakan tenaga kerja yang
efektif akan menjadi modal yang besar dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor.
Penyerapan tenaga kerja juga tidak terlepas dari peranan pemerintah sebagai penyusun kebijakan yang mendukung terciptanya iklim investasi yang
baik, standar penerimaan pendapatan untuk kesejahteraan tenaga kerja, serta strategi-strategi yang dilakukan demi tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan upah minimum provinsi juga sering menjadi alasan bagi pengusaha untuk lebih memilih industri yang
padat modal. Stabilitas perekonomian juga diperlukan untuk menjamin perekonomian berjalan dengan lancar.
Permasalahan penyediaan kesempatan kerja di Pulau Jawa menjadi penting dengan kondisi penduduk yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun
ke tahun. Pertambahan penduduk membuat jumlah angkatan kerja di Pulau Jawa meningkat. Sektor industri yang memiliki nilai tambah paling besar dibandingkan
sektor lainnya diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih luas. Untuk mengantisipasi permasalahan pengangguran yang pada akhirnya akan
mengganggu peroses pertumbuhan ekonomi, maka perlu dikaji faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja khususnya sektor industri.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
”Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Pulau Jawa Tahun
”.
1.2 Rumusan Permasalahan