Spesifikasi Model Definisi Variabel Operasional

3.6 Spesifikasi Model

Rancangan model yang akan diajukan adalah model regresi linear berganda dengan empat variabel bebas. Variabel independennya adalah jumlah tenaga kerja terserap pada sektor industri. Data yang diperoleh pada variabel-variabel tersebut memiliki satuan yang berbeda. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam mengolah data dan interpretasi hasil akhirnya, keempat variabel ini akan diubah bentuknya sehingga menjadi bentuk satuan yang sama, yaitu dalam persentase. Beberapa variabel akan diubah menjadi bentuk log natural sehingga koefisien hasil regresi diinterpretasikan sebagai elastisitas. Dengan model tersebut, diharapkan bahwa hasil regresi yang diperoleh akan lebih efisien dan mudah untuk diinterprestasikan. Sesuai dengan keterangan di atas, maka model tersebut secara ekonometrika akan menjadi: Ln TK_IND it = α + β 1 lnUMP_RIIL it + β 2 lnPDRB_IND it + β 3 PMA_IND it + β 4 PMDN_IND it Dimana: TK_IND it = Jumlah tenaga kerja terserap pada sektor industri provinsi i tahun t orang UMP_RIIL it = Upah Minimum Provinsi Riil provinsi i tahun t Rpbulan PDRB_IND it = Nilai PDRB sektor industri pada provinsi i tahun t milyar rupiah PMA_IND it = Persentase Nilai PMA sektor industri terhadap Total PMA provinsi i tahun t persen PMDN_ it = Persentase Nilai PMDN sektor industri terhadap Total PMDN provinsi i tahun t persen

3.7 Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam model penelitian ini antara lain: 1 TK_IND Variabel TK_IND merupakan variabel yang merepresentasikan penyerapan tenaga kerja sektor industri. Nilai variabel TK ini merupakan jumlah tenaga kerja terserap sektor industri pada provinsi i dan tahun t yang diperoleh dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional SAKERNAS periode Agustus yang dilakukan oleh BPS. 2 PMA_IND Variabel PMA_IND merupakan variabel yang merepresentasikan penanaman modal asing langsung pada sektor industri. Nilai variabel PMA_IND ini merupakan nilai PMA sektor indurti suatu provinsi selama satu tahun dibagi nilai total PMA. Nilai PMA sektor industri merupakan jumlah investasi asing riil yang meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, dan sebagainya tidak termasuk investasi portofolio. Data yang digunakan merupakan realisasi PMA berdasarkan ijin usaha yang diperoleh dari BKPM. 3 PMDN_IND Variabel PMDN_IND merupakan variabel yang merepresentasikan penanaman modal domestik langsung pada sektor industri. Nilai variabel PMDN_IND ini merupakan nilai PMDN sektor industri suatu provinsi selama satu tahun dibagi nilai total PMDN. Nilai PMDN sektor industri merupakan jumlah investasi riil dalam negeri yang meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, dan sebagainya tidak termasuk portofolio. Data yang digunakan merupakan realisasi PMDN berdasarkan ijin usaha yang diperoleh dari BKPM. 4 PDRB_IND Variabel PDRB_IND merupakan variabel yang merepresentasikan output sektor industri selama setahun pada suatu provinsi. Nilai variabel PDRB_IND ini merupakan jumlah PDRB sektor industri atas dasar harga konstan tahun 2000 pada provinsi i tahun t. 5 UMP_RIIL Variabel UMP merupakan variabel yang merepresentasikan upah minimum riil pada suatu provinsi. Nilai variabel UMP ini merupakan nilai nominal UMP dibagi dengan Indeks Harga Konsumen IHK tahun dasar tahun 2002.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk yang bekerja, dan angka pengangguran merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kepadatan penduduk yang terus meningkat di Pulau Jawa, perlu menjadi perhatian khusus. Wilayah Pulau Jawa yang meliputi Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi penduduk di luar Pulau Jawa. Peluang kerja yang lebih besar di wilayah perkotaan di Pulau Jawa menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Berdasarkan data strategis BPS 2011 c , penduduk di Pulau Jawa meningkat dari 121,3 juta tahun 2000 menjadi 136,6 juta pada tahun 2010. Pertambahan jumlah penduduk tersebut secara tidak langsung memengaruhi komposisi tenaga kerja di Pulau Jawa. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Jumlah tenaga kerja yang terserap pada masing-masing sektor ekonomi dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur penyerapan tenaga kerja. Komposisi tenaga kerja terserap berdasarkan lapangan usaha utama di Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel 1. Sektor industri menempati urutan ketiga dalam memberikan kontribusi penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa. Kontribusi terhadap penyerapan tenaga