Nilai k Nilai k Nilai k

Gambar Gambar Gambar Ni la i k Ni la i k N ila i k 24. Nilai k pada m dan m rosmar

25. Nilai k

pada m dan m rosmar

26. Nilai k

pada m dan m rosmar 0,00000 0,00001 0,00002 0,00003 0,00004 0,00005 0,00006 kon 0,00000 0,00010 0,00020 0,00030 0,00040 kon 0,00000 0,00020 0,00040 0,00060 0,00080 0,00100 kon 47 konstanta laj model minu model min rinic acid pa konstanta laj model minu model min rinic acid pa konstanta laj model minu model min rinic acid pa ntrol 1:20 M ntrol 1:20 M ntrol 1:20 M ju degradasi uman kontro numan kopi ada pemanas ju degradasi uman kontro numan kopi ada pemanas ju degradasi uman kontro numan kopi ada pemanas 1:40 1:60 Model minuma 1:40 1:60 Model minuma 1:40 1:60 Model minuma i antosianin ol antosiani igmentasi a san suhu 40 ⁰ i antosianin ol antosiani igmentasi a san suhu 50 ⁰ i antosianin ol antosiani igmentasi a san suhu 60 ⁰ 1:80 1:1 an 1:80 1:1 an 1:80 1:1 an rosela k in tunggal antosianin- ⁰C rosela k in tunggal antosianin- ⁰C rosela k in tunggal antosianin- ⁰C 00 00 00 Gambar Gambar B kesetimba flavilium berwarna jika berja akan me kalkon. H menyatak kinetika tidak berw Ni lai k N ila i k

27. Nilai k

pada m dan m rosmar 28. Nilai k pada m dan m rosmar Brouillard angan di ant merah ↔ a ↔ kalkon alan dari kir enggeser ke Hal ini sejal kan bahwa perubahan warna sepert 0,00000 0,00050 0,00100 0,00150 0,00200 kon 0,00000 0,00100 0,00200 0,00300 0,00400 0,00500 0,00600 kon 48 konstanta laj model minu model min rinic acid pa konstanta laj model minu model min rinic acid pa 1982, m tara struktur ↔ basa karb n tidak berw ri ke kanan. esetimbangan lan dengan peningkat inti kation ti kalkon dan ntrol 1:20 M ntrol 1:20 M ju degradasi uman kontro numan kopi ada pemanas ju degradasi uman kontro numan kopi ada pemanas mengemuka basa quinon binolhemias warna adala . Dengan de n menuju k Jackman da an suhu m flavilium m n turunannya 1:40 1:60 Model minuma 1:40 1:60 Model minuma i antosianin ol antosiani igmentasi a san suhu 70 ⁰ i antosianin ol antosiani igmentasi a san suhu 80 ⁰ akan bahw noidal ungu etalpseudob ah bersifat e emikian, ada ke arah ka an Smith 19 mampu me menjadi seny a. 1:80 1:1 an 1:80 1:1 an rosela k in tunggal antosianin- ⁰C rosela k in tunggal antosianin- ⁰C wa reaksi u ↔ kation basa tidak endotermik anya panas anan, yaitu 996, yang enstimulasi yawa yang 00 00 49 Jika dibandingkan dengan model minuman antosianin kontrol antosianin tunggal, nilai konstanta laju degradasi antosianin k akibat proses pemanasan pada model minuman kopigmentasi antosianin-rosmarinic acid lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa degradasi antosianin rosela dengan kopigmentasi rosmarinic acid berlangsung lebih sulit daripada antosianin tunggal tanpa kopigmentasi rosmarinic acid. Pada pemanasan suhu 40 ⁰C, antosianin rosela tidak banyak mengalami degradasi bahkan dapat dikatakan cenderung atau relatif stabil, hal ini tampak dari nilai k-nya yang sangat kecil mendekati nol. Selain itu penambahan konsentrasi rosmarinic acid sebagai senyawa kopigmen untuk model minuman ringan yang dipanaskan pada suhu 40 ⁰C tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap penghambatan degradasi antosianin. Dapat dilihat pada Tabel 4 nilai k pada pemanasan suhu 40 ⁰C untuk model minuman kontrol antosianin tunggal maupun model minuman kopigmentasi antosianin-rosmarinic acid 1:20, 1:40, 1:60, 1:80, dan 1:100 cenderung samatidak berbeda. Hasil penelitian menunjukkan secara umum semakin tinggi konsentrasi rosmarinic acid yang ditambahkan, semakin rendah nilai konstanta laju degradasi antosianinnya. Namun pada pemanasan suhu 40⁰C, 50⁰C, 70⁰C, dan 80⁰C, penurunan nilai k akibat peningkatan konsentrasi rosmarinic acid pada model minuman kopigmentasi terlihat kurang signifikan. Sementara itu, pada pemansan suhu 60⁰C, peningkatan konsentrasi rosmarinic acid pada model minuman kopigmentasi memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nilai k. Berdasarkan nilai konstanta laju degradasi antosianin k dapat dicari waktu paruh degradasi antosianin rosela akibat proses pemanasan t 12 . Pengaruh suhu pemanasan terhadap nilai waktu paruh degradasi antosianin rosela t 12 pada model minuman ringan dapat dilihat pada Tabel 5. 50 Tabel 5. Pengaruh suhu pemanasan terhadap waktu paruh degradasi antosianin rosela t 12 pada model minuman kontrol antosianin tunggal dan model minuman kopigmentasi antosianin-rosmarinic acid Model minuman Suhu ⁰C t 12 menit Model minuman Suhu ⁰C t 12 menit Kontrol 40 13799.1436 1:60 40 17309.9295 50 13799.1436 50 17309.9295 60 13799.1436 60 17309.9295 70 13799.1436 70 17309.9295 80 13799.1436 80 17309.9295 1:20 40 17310.9295 1:80 40 17375.4295 50 17310.9295 50 17375.4295 60 17310.9295 60 17375.4295 70 17310.9295 70 17375.4295 80 17310.9295 80 17375.4295 1:40 40 17337.6795 1:100 40 17232.1795 50 17337.6795 50 17232.1795 60 17337.6795 60 17232.1795 70 17337.6795 70 17232.1795 80 17337.6795 80 17232.1795 Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pemanasan yang tinggi dapat mengakibatkan laju degradasi antosianin rosela berlangsung semakin cepat. Hal ini ditunjukkan dari nilai waktu paruh degradasi antosianin rosela yang semakin menurun seiring dengan meningkatnya suhu pemanasan model minuman ringan. Jika dibandingkan dengan model minuman antosianin kontrol antosianin tunggal, laju degradasi antosianin rosela akibat 51 proses pemanasan pada model minuman kopigmentasi antosianin- rosmarinic acid berlangsung dalam waktu yang lebih lambat. Hal ini terlihat dari nilai waktu paruhnya yang lebih besar daripada nilai waktu paruh degradasi antosianin rosela pada model minuman kontrol antosianin tunggal. Ketergantungan antara konstanta laju degradasi antosianin k terhadap suhu pemanasan dapat dilihat dengan persamaan Arrhenius, yaitu dengan membuat kurva yang menggambarkan hubungan antara logaritma natural nilai konstanta laju degradasi antosianin ln k dengan kebalikan suhu pemanasan dalam satuan Kelvin 1T. Dari kurva tersebut dapat diketahui besarnya nilai energi aktivasi. Hubungan antara ln k dengan 1T merupakan fungsi linear dengan slope atau kemiringan sama dengan energi aktivasi dibagi dengan konstanta gas EaR. Gambar 29 menunjukkan plot ketergantungan konstanta laju degradasi antosianin rosela terhadap suhu pemanasan. Pada pemanasan suhu 40 ⁰C nilai k yang diperoleh untuk model minuman ringan, baik model minuman kontrol antosianin tunggal maupun model minuman kopigmentasi antosianin- rosmarinic acid 1:20, 1:40, 1:60, 1:80, dan 1:100 adalah samatidak berbeda nyata dan sangat kecil mendekati nol. Oleh karena itu, untuk plot hubungan antara nilai ln k dengan 1T pada Gambar 28, nilai ln k model minuman kontrol antosianin tunggal dan model minuman kopigmentasi antosianin-rosmarinic acid yang dipanaskan pada suhu 40 ⁰C tidak dimasukkan atau tidak dikutsertakan. Gambar D nilai EaR antara ni dengan k yang dipa cara men konstanta Ea atau minuman kopigmen E yang dib terbentuk aktivasi y ‐9, ‐8, ‐8, ‐7, ‐7, ‐6, ‐6, ‐5, ‐5, ln k

29. Hubu