Pengaruh Self-monitoring terhadap OCB

faktor yang mempengaruhi self-monitoring sebagai penguat penelitian tentang pengaruh self -monitoring dengan OCB.

C. Pengaruh Self-monitoring terhadap OCB

Menurut Robbins dan Judge 2008, fakta menunjukkan bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang memiliki OCB yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dari organisasi lain. Podsakoff et al., 2000, OCB yaitu perilaku yang dimunculkan bersifat bebas dan suka rela yang dilakukan di luar dekskripsi kerja dengan tujuan untuk efektifitas organisasi. Menurut Podsakoff et al. 2000, OCB terdiri dari tujuh dimensi, yaitu perilaku menolong, kepatuhan terhadap organisasi, sportmanship, loyalitas terhadap organisasi, inisiatif individual, kualitas sosial, dan perkembangan diri. Perilaku menolong merupakan perilaku membantu teman kerja secara suka rela. Kepatuhan terhadap organisasi merupakan perilaku yang melakukan prosedur dan kebijakan perusahaan. Sportmanship yaitu tidak melakukan komplain mengenai ketidaknyamanan bekerja. Loyalitas terhadap organisasi sebagai loyalitas terhadap organisasi, mencegah dan menjaga perusahaan dari ancaman eksternal, serta mempromosikan reputasi organisasi. Inisiatif individual merupakan derajat antusiasme dan komitmen ekstra pada kinerja melebihi kinerja maksimal dan yang diharapkan. Kualitas sosial merupakan sebagai tindakan keterlibatan yang bertanggung jawab dan konstruktif dalam proses politik organisasi. Perkembangan diri meliputi keterlibatan dalam aktivitas untuk Universitas Sumatera Utara meningkatkan kemampuan dan pengalaman seseorang sebagai keuntungan bagi organisasi. Dengan rujukan hasil penelitian dari Blakely, Andrews, dan Fuller 2003 menunjukkan self monitoring berhubungan signifikan dengan OCB, yang paling menonjol dalam dimensi OCB salah satunya perilaku menolong dalam lingkungan organisasi. Selanjutnya Niehoff Noorman, 1993 menyatakan dalam penelitiannya bahwa ada hubungan positif antara metode monitoring pimpinan terhadap OCB. Yang pertama, dilihat hubungan positif yang ditemukan antara manager memulai diskusi dan altruisme. Yang kedua, metode pemimpin pengawasan dan keadilan terbaik tercermin pada hubungan positif antara pengamatan keadilan dari semua tiga dimensi seperti observasi, informal discussion, formal meeting. Menurut Snyder Gangestad 1986 self-monitoring ini merupakan kecakapan individu dalam membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuannya untuk mengontrol diri dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam situasi sosial. Briggs Cheek Synder Gangestad, 1986 menyebutkan 3 komponen self-monitoring : Expressive self control, berhubungan dengan kemampuan untuk secara aktif mengontrol tingkah lakunya, agar mendapatkan terlihat baik. Social stage presence, kemampuan untuk memainkan peran seperti apa yang diharapkan orang lain dalam situasi sosial. Other directed of self-representation, kemampuan untuk memainkan peran seperti apa yang diharapkan orang lain dalam situasi Universitas Sumatera Utara sosial, kemampuan untuk menyenangkan orang lain dan kemampuan untuk tanggap terhadap situasi yang dihadapi. Self-monitoring berhubungan positif dengan melayani diri sendiri dalam pengelolaan kesan. Pengelolaan emosi melibatkan pengaturan perilaku diungkapkan sehingga sosial yang sesuai. Self-monitoring merupakan dasar dari dorongan internal untuk seorang pemimpin untuk menunjukkan OCB . Perhatian untuk citra umum seseorang kemungkinan untuk meningkatkan frekuensi orang menunjukkan OCB Krishnan Arora, 2008.

D. Hipotesa Penelitian