Berdasarkan analisis regresi pada tabel 12 dapat dilihat bahwa self- monitoring memberikan sumbangan efektif sebesar 52.8 terhadap OCB
karyawan selebihnya, yaitu 47.2 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 13. Koefisien a dan b
Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah Y= a+Bx Field, 2009. Self-monitoring di lambangkan dengan Y dan OCB dilambangkan dengan X.
Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis regresinya adalah Y= 26.051+1.973X, artinya setiap kali variabel self-monitoring bertambah satu,
maka rata-rata variabel Y nilai OCB bertambah 1.973. Berarti semakin tinggi self-monitoring maka akan semakin tinggi nilai OCB pada karyawan tersebut.
b. Kategorisasi Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2006 menyatakan bahwa
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficien
ts T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 26.051
12.021 2.167
.034 SM
1.973 .245
.727 8.053
.000 a. Dependent Variable:
OCB
Universitas Sumatera Utara
kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.
Menurut Azwar 2006, pengkategorisasian 3 jenjang tinggi, sedang, rendah ini merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan oleh peneliti.
Apabila hanya dilakukan pengkategorisasian dalam 2 jenjang misalnya tinggi dan rendah maka akan menghadapi resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor
yang terletak di sekitar mean kelompok Azwar, 2006. Pengkategorisasian dalam 3 jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar
dan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut Azwar, 2000:
X µ - 1,0 σ
rendah µ -
1,0 σ ≤ X µ + 1,0 σ sedang
µ + 1,0 σ ≤ X tinggi
Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif
individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjek
penelitian. 1. Nilai empirik dan nilai hipotetik self-monitoring
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap self-monitoring adalah sebanyak 14 aitem dengan format skala likert dalam 5 alternatif pilihan jawaban.
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 14 berikut:
Tabel.14 Nilai empirik dan nilai hipotetik self-monitoring
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik
Min Maks Mean SD
Min Maks Mean SD
Self- monitoring
35 62
48.75 5.689
14 70
42 14
Berdasarkan tabel 14 maka diperoleh nilai rata-rata empirik self- monitoring sebesar 48.75 dengan standar deviasi sebesar 5.689 dan nilai hipotetik
sebesar 42 dengan standar deviasi sebesar 14. Jika dilihat perbandingan antara rata-rata empirik dengan rata-rata
hipotetik, maka diperoleh rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 51.25. Hasil ini menunjukkan bahwa self-monitoring yang dimiliki
subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata self-monitoring pada populasi umumnya.
Tabel. 15 Kategorisasi Self-monitoring Berdasarkan Mean Hipotetik
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa sabjek penelitian yang memiliki self-monitoring yang tinggi sebesar 3.3 sedangkan yang memiliki self-
monitoring yang sedang sebesar 96.7 dan tidak ada subjek penelitian yang
Kriteria Kriteria
Jenjang Kategori
Frekuensi Persentase
Self-monitoring X 28
Rendah -
28 ≤ X 56 Sedang
58 96.7
X ≥ 56 Tinggi
2 3.3
Universitas Sumatera Utara
memiliki self-monitoring yang rendah. Hal ini berarti sebagian besar karyawan memiliki self-monitoring yang sedang.
2. Nilai empirik dan nilai hipotetik OCB karyawan Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap OCB adalah sebanyak 33
aitem dengan format skala likert dalam 5 alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 15 berikut:
Tabel. 16. Nilai empirik dan nilai hipotetik OCB karyawan Variabel
Skor Empirik Skor Hipotetik
Min Maks
Mean SD
Min Maks Mean
SD OCB
81 155
122.22 15.445 33
165 99
33
Berdasarkan tabel 15 maka diperoleh nilai rata-rata empirik OCB sebesar 122.22 dengan standar deviasi sebesar 15.445 dan nilai rata-rata hipotetik sebesar
99 dengan standar deviasi sebesar 33. Jika dilihat perbandingan rata-rata empirik dengan rata-rata hipotetik,
maka diperoleh rata-rata empirik lebih kecil daripada rata-rata hipotetik dengan selisih -22.22.hasil ini menunjukkan bahwa OCB yang dimiliki subjek lebih kecil
daripada rata-rata OCB yang dimiliki populasi umumnya.
Tabel 17. Kategorisasi OCB Berdasarkan Mean Hipotetik Kriteria
Kriteria Jenjang
Kategori Frekuensi Persentase
OCB X 66
Rendah -
66 ≤ X 132 Sedang
46 76.7
X ≥ 132 Tinggi
14 23.3
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa sabjek penelitian yang memiliki OCB yang tinggi sebesar 23.3 sedangkan 76.7 subjek penelitian
memiliki OCB yang sedang dan tidak ada subjek yang memiliki OCB rendah. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian perilaku OCB pada karyawan yang
sedang.
C. Pembahasan