Pengolahan Data dengan Metode

Tabel 5.2. Hasil Pengukuran Produk Cup Lanjutan Subgroup Number Number Inspected pcs Number Nonconfoming pcs 10 353 88 11 353 108 12 353 102 13 353 96 14 353 83 15 353 127 16 353 98 17 353 78 18 353 143 19 353 82 20 353 77 21 353 101 22 353 122 23 353 114 Sumber : PT. Guna Kemas Indah

5.2. Pengolahan Data dengan Metode

Control Chart Langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan metode Conttrol Chart adalah sebagai berikut:

5.2.1. Check Sheet

Dari data yang diperoleh dibuat Check Sheet untuk jumlah dan jenis kecacatan yang terjadi pada PT. Guna Kemas Indah. Check sheet kecacatan pada bulan Mei 2011 dapat dilihat pada Tabel 5.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Check Sheet Kecacatan Produk Cup No. Total Produksi Jenis Kecacatan pcs Jumlah Kecacatanhar i Cup Pecah Cup Bergaris Berat Cup 1 3.000 145 231 242 250 2 3.000 162 165 212 215 3 3.000 152 96 234 240 4 3.000 268 124 281 295 5 3.000 98 232 286 304 6 3.000 234 148 312 248 7 3.000 125 236 265 270 8 3.000 321 214 312 321 9 3.000 306 96 546 552 10 3.000 119 213 272 272 11 3.000 312 111 321 356 12 3.000 106 218 350 380 13 3.000 211 89 108 232 14 3.000 221 98 324 348 15 3.000 164 98 315 325 16 3.000 243 125 204 262 17 3.000 286 245 364 384 18 3.000 332 129 238 362 19 3.000 202 103 162 234 20 3.000 165 176 261 286 21 3.000 178 191 352 368 22 3.000 142 253 261 304 23 3.000 294 201 342 378 Total 69.000 4.786 3.792 6.564 7186 Sumber: PT. Guna Kemas Indah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah produk cup yang tidak memenuhi standar kualitas yang dimiliki perusahaan. Jumlah kecacatan cup dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Total Jumlah Kecacatan Untuk Produk Cup Jenis Kecacatan Total Kecacatan pcs Cup Pecah 4.786 Cup Bergaris 3.792 Berat Cup 6.564 Total 15.142

5.2.2. Histogram

Histogram data jenis kecacatan dan jumlah kecacatan produk cup yang telah diperoleh dari tabel check sheet dapat dilihat pada Gambar 5.1 Gambar 5.1. Histogram Jenis Kecacatan Produk Cup Berdasarkan histogram diatas dapat diketahui bahwa berat cup memiliki jumlah kecacatan yang terbesar dan cup tergores adalah yang terkecil 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Berat Cup Cup Pecah Cup Tergores Total Kecacatan Total Kecacatan Universitas Sumatera Utara

5.2.3. Pareto Diagram

Berdasarkan jumlah kecacatan yang ada maka dibuatlah diagram pareto yang berfungsi untuk melihat bagaimana persentase perbandingan jumlah produk cacat yang terjadi. Jenis kecacatan diurutkan berdasarkan persentase terbesar, kemudian persentase kumulatifnya. Persentase cacat untuk setiap jenis kecacatan dapat dihitung dengan rumus: cacat = 100 l cacat tota Jumlah pcs per cacat Jumlah × Contoh untuk berat cup: = 43,35 = 100 142 . 15 564 . 6 × Persentase cacat untuk setiap jenis kecacatan dapat dilihat dari Tabel 5.5. Tabel 5.5. Persentase Kecacatan dari Setiap Jenis Kecacatan Jenis Kecacatan Total Kecacatan pcs Cacat Kumulatif Berat Cup 6.564 43,35 43,35 Cup Pecah 4.786 31,61 74,96 Cup Bergaris 3.792 25,04 100 Total 15.142 100 Diagram Pareto dari kecacatan produk dapat dilihat pada Gambar 5.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Diagram Pareto Dari diagram pareto diatas dapat dilihat bahwa persentase kecacatan berat cup dan cup pecah memiliki jumlah kecacatan yang lebih tinggi, dengan persentase kumulatif sebesar 74,38. Nilai tersebut sesuai dengan prinsip Pareto 80-20, dimana 80 produk cacat disebabkan oleh 20 jenis kecacatan. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 80 cukup dengan mengendalikan kedua jenis cacat tersebut.

5.2.4. Scatter Diagram

Scatter diagram digunakan untuk melihat korelasi antara jumlah kecacatan berat cup dan cup pecah. Data perhitungan koefisien korelasi antara kecacatan berat cup dan cup pecah dapat dilihat pada Tabel 5.6. Total Kecacatan 6564 4786 3792 Percent 43.3 31.6 25.0 Cum 43.3 75.0 100.0 Jenis Kecacatan Cup Tergores Cup Pecah Berat Cup 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 100 80 60 40 20 T o ta l K e c a c a ta n P e rc e n t Pareto Chart of Jenis Kecacatan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Perhitungan Koefisian Korelasi Antara Kecacatan Berat Cup dan Cup Pecah No Berat Cup X Cup Pecah Y X x Y X 2 Y 2 1 242 145 35090 58564 21025 2 212 162 34344 44944 26244 3 234 152 35568 54756 23104 4 281 268 75308 78961 71824 5 286 98 28028 81796 9604 6 312 234 73008 97344 54756 7 265 125 33125 70225 15625 8 312 321 100152 97344 103041 9 546 306 167076 298116 93636 10 272 119 32368 73984 14161 11 321 312 100152 103041 97344 12 350 106 37100 122500 11236 13 108 211 22788 11664 44521 14 324 221 71604 104976 48841 15 315 164 51660 99225 26896 16 204 243 49572 41616 59049 17 364 286 104104 132496 81796 18 238 332 79016 56644 110224 19 162 202 32724 26244 40804 20 261 165 43065 68121 27225 21 352 178 62656 123904 31684 22 261 142 37062 68121 20164 23 342 294 100548 116964 86436 Total 6564 4786 1406118 2031550 1119240 Universitas Sumatera Utara Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus: [ ] [ ] ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 . Y Y N x X X N Y X XY N r XY dimana: N = Jumlah sampel ∑XY = Total kecacatan ∑X = Total kecacatan beart cup ∑Y = Total kecacatan cup pecah [ ] [ ] 22.905.796 1.119.240 23 43.086.096 2.031.550 23 4786 6564 1.406.118 23 − − − = x x x x x r XY = 0,288 Data perhitungan di atas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi bernilai positif yang berarti berat cup memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan cup pecah. diagram pencar dapat dilihat pada Gambar 5.3. 600 500 400 300 200 100 350 300 250 200 150 100 Berat Cup X C u p P e c a h Y Scatterplot of Cup Pecah Y vs Berat Cup X Gambar 5.3. Scatter Diagram Universitas Sumatera Utara

5.2.5. Peta Kontrol

Batas kendali adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk mempertahankan variasi-variasi di dalam kualitas keluaran yang disebabkan karena ketidaksesuaian spesifikasi yang diinginkan. Dalam penentuan batas control batas kendali yang digunakan adalah peta np, dimana peta np adalah alat statistik yang digunakan untuk mengevaluasi jumlah kerusakankecacatan, atau menghitung item yang tidak sesuai, yang dihasilkan oleh sebuah proses. Penggunaan peta np dikarenakan jumlah sampel yang diamati pada setiap pengamatan tetap. Perhitungan nilai np dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagi berikut: g x np i i ∑ = = 1 23 470 . 2 = np 391 , 107 = np Sedangkan untuk mendapatkan p dapat dihitung dengan menggunakan rumus: g n p p i . ∑ = 119 . 8 470 . 2 = p p = 0,304 Universitas Sumatera Utara Perhitungan nilai LCL dan UCL dapat digunakan rumus sebagi berikut: UCL = np + 3 1 p np − LCL = np - 3 1 p np − Sebagai contoh diambil data no.1: UCL = np + 3 1 p np − = 107,391 + 3 304 , 1 107,391 − = 107,391 + 25,933 = 133,324 LCL = np – 3 1 p np − = 107,391 + 3 304 , 1 107,391 − = 107,391 – 25,933 = 81,458 Hasil Perhitungan nilai number non conforming np, UCL dan LCL dapat dilihat pada Tabel 5.7 Tabel 5.7. Hasil Perhitungan Nilai Number Non Conforming Np, UCL dan LCL No Jumlah Inspeksi Number Of Nonconforming np rata-rata UCL LCL 1 353 121 107.391 133.324 81.458 2 353 103 107.391 133.324 81.458 3 353 98 107.391 133.324 81.458 4 353 87 107.391 133.324 81.458 5 353 102 107.391 133.324 81.458 6 353 112 107.391 133.324 81.458 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Hasil Perhitungan Nilai Number Non Conforming Np, UCL dan LCL Lanjutan No Jumlah Inspeksi Number Of Nonconforming np rata-rata UCL LCL 7 353 98 107.391 133.324 81.458 8 353 188 107.391 133.324 81.458 9 353 142 107.391 133.324 81.458 10 353 88 107.391 133.324 81.458 11 353 108 107.391 133.324 81.458 12 353 102 107.391 133.324 81.458 13 353 96 107.391 133.324 81.458 14 353 83 107.391 133.324 81.458 15 353 127 107.391 133.324 81.458 16 353 98 107.391 133.324 81.458 17 353 78 107.391 133.324 81.458 18 353 143 107.391 133.324 81.458 19 353 82 107.391 133.324 81.458 20 353 77 107.391 133.324 81.458 21 353 101 107.391 133.324 81.458 22 353 122 107.391 133.324 81.458 23 353 114 107.391 133.324 81.458 Peta kontrol np dari data tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.4. Universitas Sumatera Utara 23 21 19 17 15 13 11 9 7 5 3 1 200 180 160 140 120 100 80 Sample S a m p le C o u n t __ NP= 107.4 UCL= 133.3 LCL= 81.5 1 1 1 1 1 NP Chart of Number Of Nonconforming Gambar 5.4. Peta Kontrol np Dari peta kontrol diatas, diketahui lima data yang out of control, hal ini disebabkan oleh settingan mesin yang kurang tepat baik itu suhu injeksi bahan baku, suhu pendingin, kecepatan injeksi bahan baku dan kecepatan injeksi angin yang diakibatkan oleh kurangnya keahlian dari operator dalam hal men-setting mesin. Oleh karena itu perlu dilakukan revisi terhadap data yang out of control tersebut. Untuk membuat peta revisi perlu dilakukan perhitungan nilai LCL dan UCL yang baru.

5.2.5.1. Perhitungan Nilai np, UCL dan LCL untuk Revisi I

Perhitungan nilai np, UCL dan LCL peta np untuk Revisi I dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Universitas Sumatera Utara g x np i i ∑ = = 1 18 1847 = np 333 , 102 = np Sedangkan untuk mendapatkan p dapat dihitung dengan menggunakan rumus: g n p p i . ∑ = 6354 1847 = p p = 0,289 Perhitungan nilai LCL dan UCL dapat digunakan rumus sebagi berikut: UCL = np + 3 1 p np − LCL = np - 3 1 p np − Sebagai contoh diambil data no.1: UCL = np + 3 1 p np − = 102,333 + 3 289 , 1 102,333 − = 102,333 + 25,589 = 127,922 LCL = np – 3 1 p np − = 102,333 + 3 289 , 1 102,333 − = 102,333 – 25,589 Universitas Sumatera Utara = 76,744 Untuk hasil perhitungan revisi selanjutnya dapat dilihat dalam Tabel 5.8. Tabel 5.8. Data Perhitungan UCL dan LCL untuk Revisi I No Jumlah Inspeksi Number Of Nonconforming np rata-rata UCL LCL 1 353 121 102.333 127.922 76.744 2 353 103 102.333 127.922 76.744 3 353 98 102.333 127.922 76.744 4 353 87 102.333 127.922 76.744 5 353 102 102.333 127.922 76.744 6 353 112 102.333 127.922 76.744 7 353 98 102.333 127.922 76.744 8 353 88 102.333 127.922 76.744 9 353 108 102.333 127.922 76.744 10 353 102 102.333 127.922 76.744 11 353 96 102.333 127.922 76.744 12 353 83 102.333 127.922 76.744 13 353 127 102.333 127.922 76.744 14 353 98 102.333 127.922 76.744 15 353 82 102.333 127.922 76.744 16 353 101 102.333 127.922 76.744 17 353 122 102.333 127.922 76.744 18 353 114 102.333 127.922 76.744 Peta kontrol np revisi I dari data tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara 17 15 13 11 9 7 5 3 1 130 120 110 100 90 80 70 Sample S a m p le C o u n t __ NP= 102.33 UCL= 127.91 LCL= 76.76 NP Chart of Number Of Nonconforming Gambar 5.5. Peta Kontrol np Revisi I Dari peta kontrol diatas, diketahui bahwa semua data telah berada dalam incontrol. Oleh karena itu tidak perlu dilakukan revisi ulang.

5.2.6. Cause Effect Diagram

Diagram sebab akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram ini digunakan untuk menganalisis permasalahan dan faktor yang menimbulkan masalah tersebut. Untuk mencari akar permasalahan perlu dilakukan pertanyaan “Why” atau “mengapa” secara terus-menerus sehingga penyebab terjadinya kesalahankegagalan dapat ditemukan dengan jelas. Cause and Effect Diagram hanya digunakan untuk kecacatan jenis berat cup karena jenis Universitas Sumatera Utara kecacatan ini memiliki persentase kecacatan yang terbesar. Penyebab kesalahan tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam faktor-faktor penyebab utama yaitu: a. Mesinperalatan - Umur mesin dan peralatan yang telah tua. - Suhu injeksi dan suhu pendingin yang tidak sesuai. - Kecepatan injeksi angin dan bahan baku yang terlalu rendah b. Metode kerja - SOP kurang terlaksana - Settingan mesin yang kurang optimal - Perawatan yang tidak baik c. Material - Ketebalan bahan baku yang berbeda-beda - Kualitas bahan yang kurang baik d. ManusiaOperator - Kurangnya konsentrasi pekerja selama bekerja akibat terlalu lelah dan jenuh. - Kurangnya keahlian pekerja Hal ini disebabkan kurangnya pelatihan yang dilakukan perusahaan. - Kelalaian pekerja dalam bekerja. Diagram sebab-akibat untuk kecacatan akibat pembungkus plastik yang rusak dapat dilihat pada Gambar 5.6. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.6. Cause and Effect Diagram Kecacatan Berat Cup 5.3. Metode Taguchi 5.3.1. Penentuan Variabel tak Bebas