PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2015
15
b. Petugas Identifikasi
Untuk mengidentifikasi seorang anak apakah tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan, dapat dilakukan oleh:
1 Guru kelas; 2 Orang tua anak; danatau
3 Tenaga professional terkait.
4. Prosedur Identifikasi
Ada beberapa langkah dalam rangka pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan khusus. Untuk identifikasi anak usia sekolah yang belum
bersekolah atau drop out sekolah, maka sekolah yang bersangkutan perlu melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan Kepala
DesaLurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraan
dengan orangtua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghimpun data tentang anak Pada tahap ini petugas guru menghimpun data kondisi seluruh
siswa di kelas berdasar gejala yang nampak pada siswa dengan menggunakan Alat Identifikasi Anak dengan kebutuhan khusus AI
ALB. b. Menganalisis data dan mengklasifikasi anak
Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak dengan kebutuhan khusus yang memerlukan
pelayanan pendidikan khusus. Buatlah daftar nama anak yaang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri dan standar nilai
yang telah ditetapkan. Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut,
maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama anak yang berindikasi
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2016
16
kelainan sesuai dengan format khusus yang disediakan seperti terlampir.
Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar
khusus tersebut. c. Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah
Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan kepada Kepala Sekolah untuk mendapat saran-saran
pemecahan atau tindak lanjutnya. d. Menyelenggarakan pertemuan kasus case conference
Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data anak dengan kebutuhan khusus terhimpun dari seluruh kelas.
Kepala Sekolah dapat melibatkan: 1 Kepala Sekolah sendiri; 2 Dewan Guru; 3 orang tuawali siswa; 4 tenaga professional terkait,
jika tersedia dan dimungkinkan; 5 Guru Pembimbing Khusus Guru PLB jika tersedia dan memungkinkan.
Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing- masing guru mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan
tanggapan dan cara-cara pemecahan serta penanggulangannya. e. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus
Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya
perlu dirumuskan
dalam laporan
hasil pertemuan kasus. Format laporan hasil pertemuan kasus dapat
menggunakan contoh seperti terlampir.
5. Teknik Identifikasi