Skala Penilaian. Wawancara wawancara dengan guru pendamping atau ternan, menghubungi pihak keluarga.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2015 37 pemahaman bacaan. Daftar Cek, biasanya digunakan untuk meneliti perilaku siswa di dalam kelas, atau patokan-patokan perkembangan. Daftar cek dapat juga untuk mengetahui apa yang sudah dicapai pada masa lalu, kinerja siswa di luar sekolah, kurikulum yang sudah dicapai dan sebagainya. Skala penilaian, memungkinkan diperolehnya informasi tentang opini dan penilaian, bukan laporan perilaku yang dapat diamati. Misalnya sikap terhadap suatu obyek, persepsi anak mengenai pengasuhan orang tua, konsep diri anak dan sebagainya. Kuisioner, biasanya berupa instrument tertulis, sedangkan wawancara dilakukan secara lisan. Keduanya dapat disusun secara sistematis atau secara terbuka. Wawancara dan kuisioner merupakan salah satu teknik asesmen yang cukup tepat untuk menghimpun informasi seseorang termasuk informasi masa lalu, seperti pengalaman masa kecil, kebiasaan di rumah, sejarah perkembangan anak dan sebagainya. Berdasarkan beberapa strategiteknik dalam melakukan asesmen seperti tersebut di atas, dapat disusun suatu skala pengukuran terhadap aspek tertentu. Selanjutnya Yusuf M.2005 mengemukakan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan skala pengukuran: 1. Aspek apa yang akan diukur 2. Rumuskan definisi konsep dan operasional 3. Sebutkan indiktor dari aspek yang diukur 4. Susun daftar pertanyaan 5. Pilih tehnikstrategi yang akan digunakan. 5. Teknik Asesmen

a. Skala Penilaian.

Skala penilaian merupakan alat asesmen non tes. Disebut non tes karena tidak ada jawaban yang benar atau salah. Kelemahan skala penilaian adalah mudah bias. Hal ini terjadi karena penilaian yang salah. Misal: penilaian terhadap diri seseorang yang semestinya rendah dinilai tinggi. Akibatnya data yang dikumpulkan kurang cocok hasilnya. PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 38 Kelebihan skala penilaian adalah lebih cepat pelaksanaannya, mudah digunakan disbanding alat asesmen lainnya observasi, wawancara, test objektif Dharma Adji 1986.

b. Wawancara wawancara dengan guru pendamping atau ternan, menghubungi pihak keluarga.

Wawancara merupakan percakapn yang bertujuan Endang Warsigi Ghoali, wawancara mudah dipergunakan untuk anak-anak. Hal ini disebabkan karena wawancara bersifat fleksibel atau luwes. Kelebihan wawancara adalah memungkinkan melacak jawaban atau mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Biasanya berkaitan dengan harapan, aspirasi, kesenangan, kesedihan. Wawancara terdiri dari tiga tahap yang berbeda: Pertama untuk mengadakan pendekatan secara pribadi. Hal ini akan menjalin hubungan yang akrab. Hubungan ke arah terbentuknya keterbukaan dan penerimaan tujuan-tujuan wawancara secara umum. Kedua, saatnya pewawancara mengarahkan pembicaraan ke arah topik-topik yang ingin ditanyakan. Ketiga, saat mengambil kesimpulan. Hal lain yang perlu diinga dalam melakukan wawancara adalah proses komunikasi. Di dalam proses komunikasi terjadi saling menerima dan merespon satu sama lain. Dalam merespon jawaban ada dua teknik yang dapat membantu dalam mengambil kesimpulan. Dua teknik tersebut adalah: 1 Teknik Parafrase. Teknik untuk menyatakan kembali jawaban yang telah dikatakan anak. Manfaatnya untuk melihat kebenaran jawaban. Mungkin terjadi salah dalam mengartikan jawaban. 2 Teknik Persepsi. Teknik ini dipergunakan untuk melihat perasaan orang lain. Maksudnya apakah perasaan yang dirasakan oleh pewawancara sama dengan perasaan anak. McLoughlin dan Lewis 1981.

c. Observasi observasi langsung dengan tunanetra, observasi