return saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh M. Ikhsan 2011 dengan variabel ROA, ROE, dan DER secara simultan menunjukkan tidak ada pengaruh
yang signifikan terhadap return saham perusahaan perbankan, sedangkan secara parsial ROA tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaaan
perbankan. Berdasarkan uraian permasalahan dan penelitian sebelumnya diatas
hasil penelitian yang tidak konsisten dan keinginan untuk mencari pengetahuan yang
lebih baik, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap return saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
meliputi jenis variabel, periode tahun penelitian, dan jenis perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dan
memilih judul “ Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin,
Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI ”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok permasalahan pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Apakah Return on Asset ROA berpengaruh terhadap return saham
perbankan? 2. Apakah Net Profit Margin NPM berpengaruh terhadap return saham
perbankan?
Universitas Sumatera Utara
3. Apakah Earning per Share EPS berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Return on Assets ROA terhadap return
saham perbankan Indonesia. 2. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin NPM terhadap return
saham perbankan di Indonesia. 3. Untuk menganalisis pengaruh Earning per Share EPS terhadap return
saham perusahaan perbankan di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan serta pola pikir penulis dalam menganalisis tentang return saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan untuk perbandingan, penambahan, pelengkap hasil-hasil penelitian sebelumnya serta referensi bagi pihak
yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
3. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan alat bantu analisis terhadap saham yang diperjualbelikan di bursa melalui variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini sehingga para investor dapat memilih pilihan investasi yang dinilai paling tepat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial
assets dan hutang pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi melalui pasar sekunder.
Proses pembentukan modal jelas memegang peranan penting dalam
perkembangan suatu ekonomi.
Marzuki Usman dalam Anoraga dan Pakarti, 2001:5 menyatakan bahwa pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua
lembaga laiinya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antar pemilik modal
dalam hal ini disebut sebagai pemodal investor dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten perusahaan yang go public.
Fungi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Menurut DR.Siswanto Sudomo dalam Anoraga dan Pakarti,
2001:8, yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan suart-surat berharga jangka panjang,
khususnya obligasi dan saham. Melalui pasar modal, pemerintah ingin
Universitas Sumatera Utara
mengIndonesiakan kultur ekonomi modern yang sehat. Dalam Undang- undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang dimaksud pasar modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke
sektor-sektor yang produktif.
2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun penunjang lembaga laiinya. Peranan pasar modal dilihat
dari sudut ekonomi makro adalah sebagai suatau piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Berikut ini adalah manfaaat
pasar modal menurut Anoraga dan Pakarti 2001:13.
Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu:
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar. 2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat perdana selesai.
3. Tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana perusahaan.
4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehinggga memperbaiki citra perusahaan dan ketergantungan emiten terhadap bank menjadi
kecil.
Universitas Sumatera Utara
5. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.
6. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang beresiko tinggi dan tidak ada bebas finansial yang tetap.
7. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas dan tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu.
8. Profesionalisme dalam manajemen meningkat. Sedangkan manfaar pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut:
1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tertentu tercermin pada meningkatnya harga saham
yang mencapai capital gain. 2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang
saham dan bunga tetap atau bunga yang mengambang bagi pemilik obligasi dan mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang
saham 3. Dapat sekaligus mengubah investasi dalam beberapa instrumen
yang mengurangi risiko. Manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu :
1. Mendorong laju pertumbuhan dan mendorong investasi. 2. Penciptaan lapangan pekerjaan.
3. Memperkecil Debt Service Ratio DSR. 4. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN.
Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Menuju ke arah professional didalam memberikan pelayanannya sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel. 3. Semakin memberi variasi harga pada jenis lembaga penunjang.
4. Likuiditas efek semakin tinggi.
2.1.1.3 Mekanisme Pedagangan Pasar Modal
Didalam mekanisme pasar modal dikenal adanya penawaran pada pasar perdana primary market dan pasar sekunderbursa secondary
market. Hal tersebut menyebabkan perbedaan anatar transaksi pada pasar perdana dengan transaksi pada pasar sekunder atau bursa. Menurut
Eduardus Tandellin 2001:14 mekanisme perdagangan yang terjadi di pasar modal terdiri atas:
1. Pasar Perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya atau sering
disebut juga dengan IPO Initial Public Offering. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum
efek tersebut dijual melalui bursa efek. 2.
Pasar Sekunder Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham
biasa, saham preferen, obligasi, waran, maupun sekuritas derivatif. Di pasar sekunder, investor dapat melakukan perdagangan untuk mendapat
keuntungan, sehingga pasar sekunder memberi likuiditas kepada investor
Universitas Sumatera Utara
bukan kepada perusahaan emiten. Pasar perdana membutuhkan pasar sekunder untuk menjamin likuiditas sekuritas dan sebaliknya, pasar
sekunder membutuhkan pasar perdana di dalam menambah sekuritas untuk diperdagangkan.
3. Bursa Paralel
Bursa paralel merupakan bursa efek yang ada atau dengan pengertian lain nurse paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang
terorganisir di luar Bursa Efek Jakarta, dengan bentuk pasar sekunder, diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek
PPUE, diawasi dan dibina oleh badan pelaksana pasar modal.
2.1.2 Saham
Saham stock atau share dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 6.
2.1.2.1 Jenis-Jenis Saham
Ada beberapa jenis saham yang diperdagangkan di bursa efek diantaranya:
1. Saham Biasa Common Stock
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen
Universitas Sumatera Utara
sepanjang perseroan sepanjang perseroan memperoleh keuntungan Anoraga
dan Pakarti, 2001:54.
Beberapa hak yang dimilki oleh pemegang saham biasa menurut
Jogiyanto 2000:73 adalah:
1. Hak kontrol yaitu pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk
mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaanya. 2. Hak menerima pembagian keuntungan yaitu pemegang saham biasa
berhak mendapat bagian dari keuntungan perrusahaan. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayarkan dividen untuk saham preferen. 3. Hak preemptive merupakan hak untuk mendapatkan persentasi
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama
dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai.
2. Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan anatara obligasi dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga
atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang
saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi bond. Dibandingkan dengan saham biasa saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas
Universitas Sumatera Utara
dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi Jogiyanto 2000:67.
Karakteristik saham preferen Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai berikut:
1. Preferen terhadap Dividen
a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dividen
di saham preferen biasanya dinyatakan dalam nilai persentase dari nilai nominalnya.
b. Saham preferen juga umunya memberikan hak dividen kumulatif yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen
tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
2. Preferen Pada Waktu Likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham pada saat
terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebsar nilai nominal saham preferennnya termasuk semua dividen yang belum
dibayar jika bersifat kumulatif.
3. Saham Treasury
Saham treasury adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan
untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasury yang nantinya
Universitas Sumatera Utara
dapat dijual kembali Jogiyanto, 2000:76. Alasan-alasan perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasury adalah sebagai
berikut: a.
Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan
kompensasi dalam bentuk saham. b.
Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasarnya. c.
Menambah jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan
menguasai perusahaan lain. d.
Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan
laba per lembarnya. e.
Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan
lain untuk menguasai jumlah saham secara .
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:8, dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:
1. Saham atas unjuk bearer stock, artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan
berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
Universitas Sumatera Utara
2. Saham atas nama registered stock, merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:8, ditinjau dari kinerja
perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen. 2. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata- rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten
seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
3. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun
ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.
4. Saham siklikal cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
2.1.2.2 Manfaat Kepemilikan Saham
Investor yang melakukan pembeliaan saham, otomatis akan hak kepemilikan didalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak sedikitnya
Universitas Sumatera Utara
jumlah saham yang akan dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Pembelian saham yang dilakukan investor tentunya
memberikan manfaat.
Secara umum ada dua manfaat yang bisa diperoleh bagi pembeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis Anoraga dan
Pakarti 2001:60. a. Manfaat Ekonomis, meliputi
1. Dividen dividend
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai cash dividen, yaitu
kepada setiap pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham
stock dividen, yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai
beli yang lebih rendah. b. Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.
2.1.2.3 Resiko Kepemilikan Saham
Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko tinggi” high risk, high return. Artinya saham merupakan surat berharga
yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital
gain yang besar dalam waktu yang singkat namun seiring berfluktuasinya harga saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian yang besar
dalam waktu singkat Darmadji dan Fakhruddin, 2006:13. Menurut Jogiyanto 2000:48 risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara
return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Menurut Sutedi 2009:17 dalam melaksanakan investasi, investor
diharapkan memahami adanya beberapa risiko antara lain berikut ini: a. Risiko finansial, yaitu resiko yang diterima oleh investor akibat dari
ketidakmampuan emiten saham obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen bunga serta pokok investasi.
b. Risiko pasar, yaitu resiko akibat menurnnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan
tingkat inflasi, ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah.
c. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
Menurut RL.Hagin dalam Anoraga dan Pakarti, 2001:78 paling tidak ada 5 jenis risiko dalam analisis yaitu: interest rate, liquidity,
purchasing power, business, dan investment risk. 1.
Interest rate risk adalah variasi yang dalam pendapatan disebabkan oleh adanya perubahan dalam tingkat suku bunga pasar. Jenis resiko ini
biasanya muncul dalam investasi yang menghasilkan current income seperti bunga obligasi dan dividen saham.
2. Likuidity risk merupakan risiko yang berhubungan dengan mudah tidaknya
suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas. 3.
Purchasing power risk merupakan risiko yang berhubungan dengan adanya inflasi. Dengan adanya inflasi maka nilai uang riil akan lebih kecil
dibandingkan dengan nilai nominalnya. 4.
Business risk merupakan risiko yang berhubungan yang behubungan dengan prospek bisnis dari perusahaan yang mengeluarkan saham
emiten. 5.
Investment risk merupakan risiko yang berhubungan dengan dinamika permintaan dan penawaran sekuritas, fluktuasi harga sekuritas, dan
harapannya terhadap prospek perusahaan. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:13 risiko
investor yang memiliki saham, di antaranya:
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak mendapat dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.
b. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keutungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya
seorang investor harus menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami
capital loss. c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan
pencatatan saham di bursa efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan
dikeluarkan dari buras atau de-delist. d. Saham Dikeluarkan dari Bursa Delisting
Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya
sesuai peraturan pencatatan efek di bursa.
Universitas Sumatera Utara
e. Saham Dihentikan Sementara Suspensi Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya
oleh otoritas Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh
otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, dan berbagai
kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa men-suspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan
memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi.
2.1.2.4 Harga Saham
Harga saham di burssa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka
harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut akan cenderung
mengalami penurunan. Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: nilai
buku, nilai pasar dan nilai instrinsik saham. Nilai buku merupakan nilai saham yang dihitung bedasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham
emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. Sedangkan nilai instrinsik atau dikenal
dengan nilai teoritis adalh niali saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi Tandelilin, 2001:183.
Universitas Sumatera Utara
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang
tepat. Dalam membeli atau menjual saham, investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Jika nilai pasar
suatu saham lebih tinggi nilai instrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong mahal overvalued. Dalam situasi seperti ini, investor tersebut bisa
mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar saham dibawah nilai intrinsiknya, berarti saham tersebut tergolong
murah undervalued sehingga dalm situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut Tandellin, 2001:183.
Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan yaitu nilai nominal par value, agio saham nilai modal yang
disetor dan laba yang ditahan. • Nilai nominal par value dari suatu saham merupakan nilai kewajiban
yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal yaitu adalah kaitannya untuk hukum.
• Agio saham merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham terhadap perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.
• Nilai modal yang disetor merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk diturkarkan dengan saham
preferen atau dengan saham biasa.
Universitas Sumatera Utara
• Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagi ini diinvestasikan kembali ke perusahaan
sebagai sumber dana internal. Menurut Tandellin 2001:184 ada dua pendekatan dalam penentuan
nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang dan pendekatan rasio harga yang dilakukan terhadap earning
Price Earning RatioPER. Pendekatan nilai sekarang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham dan
suatu saham di masa yang akan datang, dan kemudian didiskontokan dengan tingkat bunga diskonto biasanya sebesar tingkat return yang diisyaratkan.
Sedangkan pendekatan PER dalam penentuan nilai suatu saham dilakukan dengan menghitung berapa dana yang diinvestasikan ke dalam suatu saham
untuk memperoleh pendapatan earning dari saham tersebut.
2.1.3 Return saham
Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya Jogiyanto, 2000:107. Return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang
dilakukannya Tandelin, 2001:48. Menurut Jogiyanto 2000:109 return terbagi atas 2 bagian yaitu:
1. Return Realisasi
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan
Universitas Sumatera Utara
sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi expected return dan risiko di masa
yang akan datang. 2.
Return Ekspetasi Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan
diperoleh investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan deviden. Capital gain
merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Deviden merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali.
Biasanya dividen yang diterima ditentukan dalam RUPS perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu
membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami
kerugian tentu saja deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi
realized return yang merupakan capital gaincapital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini Pt dengan harga saham pada periode sebelumnya
Pt-1. Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut Jogiyanto, 2000:110 :
Universitas Sumatera Utara
Real Return = P
t
– P
t-1
× 100 P
t-1
Dengan : �� = harga saham pada periode t
��−1 = harga saham pada periode t-1
2.1.4 Return on Asset ROA
Return On Assets ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan Dendawijaya, 2000:121. Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut:
ROA =
���� ������ ������� ����� ����� �����
� 100 Keunggulan Return on Asset ROA :
a. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.
b. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. c. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Kelemahan Return on Asset ROA:
a. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan proyek-proyek yang
menurunkan divisional ROA. b. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek
dan bukan tujuan jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
c. Sebuah proyek dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek,
tetapi proyek tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka
panjang.
Tinggi rendahnya Return on Asset tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional
perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya asset perusahaan
yang menganggur, investasi dalam persediaan terlalu banyak dan lain-lain.
2.1.5 Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin NPM adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan laba yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionlanya penjualan bersih. Secara matematis, NPM dirumuskan sebagai berikut :
NPM =
���� ������ ������� ����� ��������� ������
�100 Net Profit Margin NPM mengacu kepada pendapatan operasional bank
yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang didalam prakteknya memiliki banyak resiko Dendawijaya, 2000:12.
2.1.6 Earning per Share EPS
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per saham atau lebih dikenal dengan Earning per Share
EPS. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu
perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi laporan perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi
yang dianggap paling mendasar dan berguna karena dapat menggambarkan prospek earning di masa yang akan datang. Tandelin, 2001:241. Adapun rumus
untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut: EPS =
���� �����ℎ ������ℎ ����� �����ℎ ��ℎ�� �������
Ekspektasi pendapatan yang akan diperoleh merupakan faktor penentu harga saham. Saham dengan return tertinggi pada umumnya memiliki pendapatan
yang lebih besar daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return terendah memiliki pendapatan di bawah perkiraan. Harga saham cenderung
mengantisipasi dengan cepat pengumuman pendapatan earning dengan bergerak tepat sebelum pengumuman dilakukan.
2.2 Penelitian Terdahulu