2. Saham atas nama registered stock, merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:8, ditinjau dari kinerja
perdagangan maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan
konsisten dalam membayar dividen. 2. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata- rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten
seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
3. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun
ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.
4. Saham siklikal cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
2.1.2.2 Manfaat Kepemilikan Saham
Investor yang melakukan pembeliaan saham, otomatis akan hak kepemilikan didalam perusahaan yang menerbitkannya. Banyak sedikitnya
Universitas Sumatera Utara
jumlah saham yang akan dibeli akan menentukan persentase kepemilikan dari investor tersebut. Pembelian saham yang dilakukan investor tentunya
memberikan manfaat.
Secara umum ada dua manfaat yang bisa diperoleh bagi pembeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis Anoraga dan
Pakarti 2001:60. a. Manfaat Ekonomis, meliputi
1. Dividen dividend
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai cash dividen, yaitu
kepada setiap pemegang saham dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham
stock dividen, yaitu kepada setiap pemegang saham dividen dalam bentuk saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai
beli yang lebih rendah. b. Manfaat Non-Ekonomis
Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Universitas Sumatera Utara
untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.
2.1.2.3 Resiko Kepemilikan Saham
Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, risiko tinggi” high risk, high return. Artinya saham merupakan surat berharga
yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital
gain yang besar dalam waktu yang singkat namun seiring berfluktuasinya harga saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian yang besar
dalam waktu singkat Darmadji dan Fakhruddin, 2006:13. Menurut Jogiyanto 2000:48 risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara
return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Menurut Sutedi 2009:17 dalam melaksanakan investasi, investor
diharapkan memahami adanya beberapa risiko antara lain berikut ini: a. Risiko finansial, yaitu resiko yang diterima oleh investor akibat dari
ketidakmampuan emiten saham obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen bunga serta pokok investasi.
b. Risiko pasar, yaitu resiko akibat menurnnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan
tingkat inflasi, ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah.
c. Risiko psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
Menurut RL.Hagin dalam Anoraga dan Pakarti, 2001:78 paling tidak ada 5 jenis risiko dalam analisis yaitu: interest rate, liquidity,
purchasing power, business, dan investment risk. 1.
Interest rate risk adalah variasi yang dalam pendapatan disebabkan oleh adanya perubahan dalam tingkat suku bunga pasar. Jenis resiko ini
biasanya muncul dalam investasi yang menghasilkan current income seperti bunga obligasi dan dividen saham.
2. Likuidity risk merupakan risiko yang berhubungan dengan mudah tidaknya
suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas. 3.
Purchasing power risk merupakan risiko yang berhubungan dengan adanya inflasi. Dengan adanya inflasi maka nilai uang riil akan lebih kecil
dibandingkan dengan nilai nominalnya. 4.
Business risk merupakan risiko yang berhubungan yang behubungan dengan prospek bisnis dari perusahaan yang mengeluarkan saham
emiten. 5.
Investment risk merupakan risiko yang berhubungan dengan dinamika permintaan dan penawaran sekuritas, fluktuasi harga sekuritas, dan
harapannya terhadap prospek perusahaan. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:13 risiko
investor yang memiliki saham, di antaranya:
Universitas Sumatera Utara
a. Tidak mendapat dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.
b. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keutungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya
seorang investor harus menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami
capital loss. c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan
pencatatan saham di bursa efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan
dikeluarkan dari buras atau de-delist. d. Saham Dikeluarkan dari Bursa Delisting
Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya
sesuai peraturan pencatatan efek di bursa.
Universitas Sumatera Utara
e. Saham Dihentikan Sementara Suspensi Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya
oleh otoritas Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh
otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, dan berbagai
kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa men-suspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan
memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi.
2.1.2.4 Harga Saham