Analisis Tes Hasil Uji Coba Instrumen .1 Validitas

3.5 Analisis Tes Hasil Uji Coba Instrumen 3.5.1 Validitas Menurut Arikunto 2006:168 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dapat diukur melalui rumus Korelasi Product Moment dari Pearson Arikunto, 2006: 170 sebagai berikut :                      2 2 2 2 X - XY Y Y N X X N Y N r xy Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X = Skor butir Y = Skor total yang diperoleh N = Jumlah responden ΣX 2 = Jumlah kuadrat nilai X ΣY 2 = Jumlah kuadrat nilai Y Cara untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi. Butir soal dikatakan valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data, jika harga r xy r tabel . Butir soal dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk pengambilan data jika harga r xy r tabel . Hasil ujicoba instrumen yang terdiri dari 60 butir soal pada 15 responden dengan variabel moralitas guru ada 6 butir pertanyaan yang tidak valid, yaitu pada butir pertanyaan nomer 3, 9, 14,22, 24 dan 35. Jadi, jumlah butir soal variabel moralitas guru yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ada 32 butir pertanyaan. Sedangkan untuk hasil uji validitas variabel kreativitas guru terdapat 4 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pada butir pertanyaan nomer 43,44,48 dan 51. Maka dari 60 butir pertanyaan terdapat 50 butir pertanyaan yang valid dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian, sisanya 10 butir pertanyaan yang tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2006: 178. Pengujian reliabiliitas instrumen digunakan rumus Alpha Arikunto, 2006: 196 sebagai berikut :                   2 2 11 1 1 t b k k r   Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Σσb 2 = Jumlah varians butir σt 2 = Varians total Setelah diperoleh koefisien reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf signifikasi 5 . Jika harga r11 rtabel maka instrumen dapat dikatakan reliabel dan sebaliknya jika harga r11 rtabel maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas rumus Alpha diperoleh koefisien reliabilitas untuk angket moralitas guru sebesar 0,99 dan untuk kreativitas guru sebesar 0,98, karena nilai kedua koefisien tersebut lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa angket moralitas dan kreativitas guru tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian. Pengujian reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi internal indikator dari variabel yang dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Secara umum besarnya skor cronbach’s alpha yang direkomendasikan adalah 60. Artinya jika cronbach’s alpha 60 berarti reliabel Ghozali, 2007:41-42. Dengan menggunakan bantuan SPSS Statistical Product and Service Solution maka dapat diperoleh reliabilitas instrumen sebagai berikut : Tabel 3.4 Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .970 .972 60 Sumber : Data yang diolah tahun 2011 Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistical Product and Service Solution, diperoleh hasil dengan nilai cronbach’s alpha 97,2 ini lebih besar dari nilai 60. Jadi dapat dinyatakan bahwa kuesioner untuk mengukur moralitas dan kreativitas guru yang digunakan dapat menghasilkan data yang reliabel atau dapat dipercaya.

3.5.3 Uji Prasyarat Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat dicari dengan menggunakan rumus Kolmogrov-Sirnov dengan bantuan SPSS Statistical Product and Service Solution dan dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram Ghozali, 2006:147.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan dengan metode regresi berganda, untuk menghindari pelanggran-pelanggaran asumsi klasik, maka model asumsi klasik harus diuji. Model-model asumsi klasik tersebut adalah :

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas independen. Jika variabel bebas saling berhubungan atau berkolerasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel bebas sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dilihat dari Variance Inflation Factir VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai toleransi 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Jika VIF di atas 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat multikolonieritas antara variabel bebas dalam model regresi Ghozali, 2006:95- 96.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut heterokedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar dalam pengambilan keputusan adalah : a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik point-point yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka terjadi heterokedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas maka titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka akan terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2006:125-126.

3.6 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH KREATIVITAS GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DELITUA T.P 2015/2016.

1 4 31

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Seko

0 2 11

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Seko

0 2 16

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Konsentrasi Belajar Dan Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2013/1014.

0 1 15

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Konsentrasi Belajar Dan Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2013/1014.

0 2 12

PENGARUH MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Dan Kreativitas Belajar Siswa Teriiadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas Xi Smk Negeri 1 Sragen Tahun Ajaran 2oi3i2oi4.

0 0 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar Akuntasi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ka

0 1 15

PENGARUH KEMAMPUAN LOGIKA DAN KOMUNIKASI GURU SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS X1 SMA Pengaruh Kemampuan Logika dan Komunikasi Guru Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kelas XI SMA Negeri I Karangpandan Tahun Ajaran 2010/2011.

0 1 17

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Sma Negeri 7 Bandung.

1 1 52

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 SEMARANG.

0 0 1