4.2 Pembahasan
Penelitian ini memfokuskan pada studi tentang pengaruh moralitas guru akuntansi dan kreativitas guru akuntansi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh moralitas dan kreativitas guru akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
prestasi siswa adalah hasil dari prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran akuntansi.
4.2.1 Pengaruh Moralitas Guru Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kemampuan guru dalam menciptakan budaya kerja sama sebagai indikator dalam variabel moralitas guru yang mempunyai persentasi paling tinggi, artinya
tingginya prestasi belajar siswa melalui media guru dalam menanamkan nilai moralitas sebagian besar telah dibuktikan dalam menciptakan budaya kerja sama.
Menciptakan budaya kerjasama dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara seperti membentuk kelompok belajar bersama di dalam dan di luar kelas,
memberikan suatu permasalahan yang terkait dengan kompetensi dasar kepada peserta didik untuk didiskusikan bersama dalam kelompok, memberikan soal
ulangan latihan pada saat akan menghadapi ujian, mengadakan les privat bagi peserta didik yang masih kurang paham dalam pembelajaran di kelas, dan
mengadakan diskusi kelompok jika menemukan permasalah dalam pembelajaran di kelas.
Budaya kerja sama ini yang terkadang disalah artikan dan disalah gunakan oleh guru, khususnya dalam kasus ujian nasional yang telah dibahas pada latar
belakang penelitian ini. Sedangkan indikator yang paling sedikit tingkat persentasenya adalah kemampuan mempraktikan disiplin moral. Hal ini
dikarenakan oleh beberapa sebab, diantaranya adalah guru masih kurang memperhatikan tata tertib sekolah, kurangnya ketegasan dan keteguhan guru
dalam melaksanakan peraturan, dan sanksi yang kurang tegas. Moralitas adalah suatu hal yang abstrak, tidak mudah bagi setiap guru untuk
bisa menerapkan sikap dan perilaku moralitas di dalam proses pembelajaran di kelas. Guru harus berhati-hati dalam bersikap dan bertindak terutama di dalam
lingkungan sekolah. Guru harus dapat mentransformasikan maksud yang terkandung dalam sikap dan tingkah laku yang dilakukannya selama proses
pembelajaran agar para peserta didik tidak menyalahartikan sikap dan tingkah laku yang dilakukan oleh guru serta siswa bisa memahami maksud dari sikap dan
tingkah laku tersebut. Hasil prestasi yang dipengaruhi oleh moralitas guru tergantung bagaimana
siswa mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas yaitu bagaimana siswa belajar dengan mengamati gurunya yang sedang mengajar dan bagaimana siswa
berinteraksi dengan gurunya. Uno 2008:195 mengungkapkan “belajar dengan mengamati model memainkan peranan penting sebagai karakteristik dari teori
belajar kognitif s osial”, artinya segala perilaku dan perbuatan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran di kelas akan ditiru oleh siswa dalam mencapai prestasi belajarnya.
Moralitas guru merupakan ciri dari kepribadian yang dimiliki oleh guru merupakan alat transformasi dari disiplin sekolah. Bila disiplin sekolah kurang
mendapat perhatian mempunyai pengaruh tidak baik pada proses belajar dan prestasi belajar anak. Sebagaimana dijelaskan oleh Tu‟u 2004:30 bahwa disiplin
sekolah ikut memberi pengaruh yang baik bagi perubahan perilaku dan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa ada pengaruh moralitas guru terhadap prestasi belajar siswa, sebagaimana telah dibuktikan dalam penelitian
lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut yaitu oleh Wulandari 2011 yang menyatakan bahwa ada pengaruh persepsi siswa mengenai
kepribadian guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 4,9. Hal serupa juga dibuktikan oleh Kurniawan 2008 dalam penelitiannya
telah membuktikan bahwa variabel persepsi siswa mengenai kepribadian guru memberikan sumbangan relatif sebesar 51,54 dan sumbangan efektif sebesar
17,57 terhadap prestasi belajar PKn pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 20072008.
4.2.2 Pengaruh Kreativitas Guru Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Hasil penelitian membuktikan bahwa dalam perencanaan proses pembelajaran, sebagian besar guru sudah memiliki perencanaan yang baik yaitu
sebesar 84 guru mempunyai kreativitas perencanaan proses pembelajaran yang sangat tinggi. Tingginya prestasi belajar siswa dapat didukung oleh kreativitas
guru dalam merencanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, persiapan yang dilakukan guru sebelum proses pembelajran berlangsung sangat penting sekali dan
harus dipersiapkan sematang mungkin. Persiapan itu meliputi penyusunan RPP Rencara Pelaksanaan Pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran, RPP
Rencara Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat sesuai dengan silabus pembelajaran akuntansi, membuat rencana pembelajaran yang lebih menarik
sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, mencari tambahan materi mata pelajaran ekonomiakuntansi dari sumber lain, dan sebelum memberikan materi
pelajaran terlabih dahulu membuat skenario pembelajaran. Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar yang kurang baik akan
mempengaruhi hasil belajar siswa yang kurang optimal pula. Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar yang kurang baik misalnya, guru kurang persiapan
dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan materinya tidak jelas. Kreatif tidak harus mahal, tetapi kreatif adalah bagaimana
cara guru memunculkan suatu ide atau gagasan baru dalam proses pembelajaran yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa. Pembelajaran yang kreatif dan
inovatif sangat membantu terciptanya suasana belajar yang menyenangkan dan membantu siswa lebih memahami materi pelajaran yang dipelajarinya untuk bisa
mendapatkan prestasi yang memuaskan. Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan kreativitas guru
dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Wijaya 1991:189, guru yang
memiliki kreativitas dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswanya. Slameto
2003:54 juga berpendapat, bahwa faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar mencakup metode mengajar guru yaitu kreativitas guru dalam proses
belajar mengajar. Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar yang didalamnya mencakup cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar,
cara guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan cara guru dalam mengadakan evaluasi dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Nawarti 2011:10
mengungkapkan bahwa, seorang guru harus memiliki kreativitas agar mampu menyajikan pembelajaran yang menyenangkan serta mampu membuat siswa
untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini telah terbukti bahwa kreativitas guru mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Sesuai dengan penelitian terdahulu yaitu oleh Khotimah 2007 yang menyatakan bahwa ada pengaruh
secara parsial kreativitas guru dalam proses belajar mengajar terhadap hasil belajar mata pelajaran produktif siswa kelas II jurusan Administrasi Perkantoran
tahun pelajaran 20052006.
BAB V PENUTUP