Konsep Tentang Guru .1 Pengertian Guru

2.2 Konsep Tentang Guru 2.2.1 Pengertian Guru Secara etimologi asal-usul kata, guru berasal dari bahasa India yang artinya “orang yang mengajarkan tentang kelepasan dan kesengsaraan”. Dalam Surat Edaran SE Mendikbud dan Kepala BAKN No. 57686MPK1989 menyatakan bahwa “guru adalah pegawai negeri sipil PNS yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah”. Secara legal formal yang dimaksudkan guru adalah siapa yang memperoleh Surat Keputusan SK, baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, dan karena itu ia memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan sekolah. Sedangkan menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hakikat seorang guru yaitu 1 guru merupakan agen pembaharuan, 2 guru berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat, 3 guru sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar, 4 guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik, 5 pendidik tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolaan proses belajar mengajar bagi calon guru yang menjadi subjek didiknya, 6 guru bertanggung jawab secara professional untuk terus menerus meningkatkan kemampuannya, 7 guru menjujung tinggi kode etik profesional. Di dalam kode etik guru Indonesia dituliskan, bahwa guru Indonesia adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik yang dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada prinsip “ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip tersebut guru Indonesia ketika menjalankan tugas-tugas profesional sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan. Melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru Indonesia memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

2.2.2 Kode Etik Profesi Keguruan.

Pengertian kode etik menurut undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang pokok- pokok kepegawaian pasal 28 menyatakan bahwa, ” Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan”. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari. Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai ketua umum PGRI menyatakan bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru PGRI, 1973. Dari pendapat Ketua Umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru Indonesia terdapat dua unsur pokok yaitu, 1 sebagai landasan moral, dan 2 sebagai pedoman tingkah laku. Uraian tentang kode etik profesi keguruan terlihat jelas bahwa kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai- nilai atau norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik, sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian, maka Kode Etik Guru Indonesia merupakan alat yang sangat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan. Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh Indonesia, pertama dalam kongres ke XIII di Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam kongres PGRI ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan tersebut dalam Soetjipto dan Kosasi 1994:30 adalah sebagai berikut : KODE ETIK GURU INDONESIA Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut : 1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 2. Guru memiliki dan melaksanakan kujujuran profesional. 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. 4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mngajar. 5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama terhadap pendidikan. 6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. 7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekluargaan, dan kesetiakawanan sosial. 8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana penunjang dan pengabdian. 9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang pendidikan. 2.3 Konsep Tentang Moralitas 2.3.1 Pengertian Moral

Dokumen yang terkait

PENGARUH KREATIVITAS GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 DELITUA T.P 2015/2016.

1 4 31

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Seko

0 2 11

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Seko

0 2 16

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Konsentrasi Belajar Dan Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2013/1014.

0 1 15

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Konsentrasi Belajar Dan Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2013/1014.

0 2 12

PENGARUH MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA Pengaruh Motivasi Dan Kreativitas Belajar Siswa Teriiadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas Xi Smk Negeri 1 Sragen Tahun Ajaran 2oi3i2oi4.

0 0 15

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar Akuntasi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ka

0 1 15

PENGARUH KEMAMPUAN LOGIKA DAN KOMUNIKASI GURU SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS X1 SMA Pengaruh Kemampuan Logika dan Komunikasi Guru Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kelas XI SMA Negeri I Karangpandan Tahun Ajaran 2010/2011.

0 1 17

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Sma Negeri 7 Bandung.

1 1 52

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 SEMARANG.

0 0 1