Rangkaian Pengubah Impedansi Analisa Rangkaian

14 Teknik Elektronika Telekomunikasi Sebagai contoh, jika besarnya tahanan bias R 1 R 2 = 1k :, tahanan emitor R E = 1k :, tahanan masukan transistor r BE = 1k :, penguatan arus transistor E = 99, dan tahanan bootstrap R T = 10k :. Tentukan besarnya tahanan masukan rIN dengan bootstrap dan tahanan standar tanpa bootstrap. Tahanan masukan r IN dengan bootstrap: : | E 46k 1 1 .500 1 99 1000 R r 1 R R R 1 r r T BE E 2 1 BE IN Tahanan masukan r IN tanpa bootstrap: r IN = R 1 R 2 [r BE + E + 1.R E = 1000100.000 | 1k:

7.1.7. Rangkaian Pengubah Impedansi

Untuk dapat menguatkan sinyal masukan kecil secara efektif, maka diperlukan sebuah rangkaian dengan tahanan masukan yang besar. Gambar 2.145, dibawah memperlihatkan teknik bias untuk memdapatkan tahanan masukan r IN tinggi dan tahanan keluaran r OUT rendah. Tahanan R T dan kapasitor C T berfungsi untuk menghilangkan komponen DC R 1 dan R 2 pada basis dan dengan bantuan kapasitor C T dipindahkan ke kaki emitor transistor dan tidak lagi sebagai pembagi tegangan untuk sinyal bolak-balik. Gambar 2.145. Rangkaian Bootstrap Bertingkat Pengubah Impedansi

7.1.8. Analisa Rangkaian

Bila diketahui: R C =10k :, R T =47k :,R E2 =10k :, V RE1 =2V, V CE2 =6V dan bila transistor yang digunakan BC548B pada tegangan catu V CC =12V,. Kapasitor C T =C E =4,7 PF, sedangkan untuk kapasitor Cs=10nF. Tahanan beban R L d 1k:. Tentukan besarnya tahanan R E1 , R 1 , R 2 dan besarnya tahanan masukan sinyal bolak-balik saat dengan bootstrap dan tanpa boostrap. Untuk mencapai ayunan maksimum tegangan V CE2 transistor T 2 adalah: V CE2 = 0,5.V CC = 6Volt 15 Teknik Elektronika Telekomunikasi Bila I C | I E , maka besarnya kolektor I C2 transistor T 2 adalah: 6mA 10k 6V R V I E2 RE2 C2 : Dari buku data, dapat ditentukan besarnya tegangan basis emitor V BE2 =0,7V pada arus kolektor 6mA. Karena tegangan basis emitor diketahui, maka besarnya tegangan kolektor dapat dihitung: V C1 =V RE2 +V BE2 = 6V+0,7V=6,7V Dengan demikian besarnya arus yang mengalir pada tahanan kolektor adalah: 5,3mA 10k 5,3V 10k 6,7V - 12V R V - V R V I C C1 CC C RC RC : Penguatan arus searah pada I C2 =6mA untuk T 2 , didapatkan dari datasheet nilai penguatan arus E=320, dengan demikian besarnya arus basis I B2 adalah. 0,01875mA 320 6mA I I C2 B2 E Maka besarnya arus kolektor TR 1 adalah: I C1 = I B2 +I RC = 0,01875mA+5,3mA=5,31875mA Besarnya penguatan arus TR 1 pada I C =5,31875 didapatkan dari datasheet nilai penguatan arus E=310, dengan demikian besarnya arus basis TR 1 adalah: 0,0171mA 310 5,31875mA I I 1 C1 B1 E Bila tegangan pada emitor TR 2 dikehendaki V RE1 =2V, maka besarnya tahanan R E1 adalah: : 374,95 5,334mA 2V I I V I V R C1 B1 RE1 E1 RE1 E1 Tegangan basis-emitor TR 1 pada arus I C1 =5,334mA didapatkan dari datasheet nilai tegangan V BE1 =0,69V, maka didapatkan besarnya tegangan basis V B1 transistor T 1 adalah: V B1 =V RE1 +V BE1 = 2V+0,69V=2,69V Besarnya tahanan masukan transistor TR 1 pada arus I C1 =5,3 didapatkan dari datasheet nilai tahanan r BE1 =1,2k :, untuk itu dipilih R T =47k :, dengan demikian besarnya tegangan V RT = i B1 R T = 0,8037V. Besarnya tegangan pada tahanan R 2 V R2 adalah: V R2 = V RE1 + V BE1 + V RT = 2V + 0,69V + 0,8037V = 3,4937V 16 Teknik Elektronika Telekomunikasi Agar rangkaian bekerja pada daerah linier aktif, maka dtetapkan tegangan thevenin V TH V R2 , untuk itu dipilih V TH =4V, Untuk stabilisasi titik kerja DC ŸR TH E 1 +1R E1 dan dipilih R TH =10k :: Besarnya tahanan Thevenin R 1 . : : 30k 4V 12V 10k V V R R TH CC TH 1 dan besarnya tahanan Thevenin R 2 adalah: : : 15,01k 12V 4V - 1 10k V V - 1 R R CC TH TH 2 Besarnya tahanan masukan sinyal bolak-balik r IN dengan metode bootsrap adalah: R r 1 R R R 1 r r T BE1 E1 2 1 BE1 IN E 47000 1200 1 390 15000 30000 . 1 310 1200 : : : : : : | : : : 115k 1,0255 117937,25 1,0255 390 10000 311 1200 r IN Tahanan masukan r IN standar tanpa rangkaian bootstrap. r IN = R 1 R 2 [r BE + E + 1.R E1 = 30 :k15k:117937,25: = 9,22k:

7.1.9. Penguat Bertingkat