Komponen Induktif Kapasitif Kelas 10 SMK Teknik Dasar Elektronika Telekomunikasi 2

50 Teknik Elektronika Telekomunikasi

8.3. Tanggapan Frekuensi dan Transien Perilaku Temporer:

Ini penting karena pada daerah frekuensi yang kompleks mempunyai hubungan dalam kaitannya dengan s= V + jZ, dengan V = tanggapan frekuensi atau faktor redaman transient response or damping term. j Z = tanggapan frekuensi keadaan stabil steady state frequency response. Daerah yang paling menarik untuk dibahas dalam perancangan adalah pada rentang frekuensi keadaan stabil, dengan V= 0 dan s=jZ. Bagaimanapun, perilaku temporer tanggapan transien adalah suatu karakteristik yang amat penting dari suatu sistem elektronik, karena hali ini akan ikut berperan untuk membangkitkan distorsi sinyal. Penyimpangan distorsi sinyal dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: a. Penguatan tidak tergantung frekuensi atau biasa disebut distorsi amplitudo b. Pergeseran fasa merupakan fungsi tidak linier terhadap frekuensi distorsi fasa c. Penguatan tidak linier atau disebut distorsi tidak linier. Tanggapan frekuensi dari suatu rangkaian merupakan fungsi step dari perubahan informasi masukan yang didalamnya mengandung tiga unsur jenis distorsi dan masalah ini sangat penting untuk mendapatkan dan memperkirakan stabilitas dari suatu sistem, karena pada rangkaian kutub tunggal single pole. Dan tegangan keluaran di dalam daerah waktu time domain dapat dinyatakan. W H t INITIAL mak OUT Vmak - V V V 8.3

8.4. Komponen Induktif Kapasitif

Sejauh ini didalam perancangan sebuah amplifier kebanyakan hanya mempertimbangkan apa yang disebut penguatan pada tanggapan frekuensi pada cakupan frekuensi tengah mid-band gain. Di dalam rangkaian elektronik modern, pemakaian induktor dan kapasitor secara normal diperkecil ini bertujuan untuk menghindari perlambatan konstanta waktu antara masukan dan keluaran. Untuk penerapan amplifier sederhana, Arus bolak- balik dengan penggandeng kapasitor bila mungkin sebaiknya dihindarkan, sebab 51 Teknik Elektronika Telekomunikasi kapasitor koplingpenggandeng arus bolak-balik dapat menaikkan batas tanggapan frekuensi rendah. Sedangkan pada frekuensi tinggi yang tidak bisa diabaikan adalah faktor pengaruh rangkaian terhadap efek parasit kapasitansi dan induktansi, kapasitansi dan induktansi parasit tersebut muncul pada komponen aktif, transistor dan didalam kemasan akan saling saling behubungan dan menimbulkan efek parasit pada frekuensi tinggi. Untuk frekuensi tengah, induktansi parasit tidak mempengaruhi kondisi rangkain, sedangkan kapasitansi parasit mempunyai peran utama di dalam menentukan perilaku rangkaian pada daerah frekuensi tinggi. Untuk itu kenapa didalam analisa sinyal kecil banyak melibatkan rangkaian komponen RC disuatu jaringan dan untuk itu akan dicoba untuk menganalisa pada rangkaian sederhana. Karena alasan ini, dan untuk memudahkan didalam analisa perhitungan perlu adanya penyederhanaan masalah, maka metode penyelesaian yang baik adalah dengan memisahkan tanggapan frekuensi tersebut menjadi tiga bagian. Disamping itu, munculnya komponen tanpa ukuran parasit komponen dapat menyebabkan rangkaian menjadi rumit dan kesulitan didalam disain, untuk itu sering kita jumpai didalam rangkaian dilengkapi dengan fasilitas “offset”. Untuk memudahkan pengertian didalam analisa, maka kita perlu memisahkan spektrum frekuensi ke dalam tiga daerah seperti yang ditunjukan pada Gambar 8.1 berikut: Gambar 8.1. Tanggapan frekuensi Keterangan Gambar 8.1: a. Tanggapan frekuensi rendah, karakteristik rangkaian ditentukan oleh kapasitansi seri. 52 Teknik Elektronika Telekomunikasi b. Tanggapan frekuensi tengah, pada kondisi ini frekuensi bersifat independen tidak berpengaruh terhadap perilaku karakteristik rangkaian. c. Tanggapan frekuensi tinggi, karakteristik rangkaian cenderung ditentukan oleh kapasitansi paralel. Untuk penguat bertingkat multi-stage system, pada frekuensi rendah dan frekuensi tinggi perilaku rangkaian akan secara normal ditandai dan dikuasai oleh sejumlah kutub pole dan nol zero.

8.5. Rangkaian RC