Kerangka Pemikiran Model distribusi spasial raionuklida pada kecelakaan PLTN (Simulasi di PLTN Muria)
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis yang akan diuraikan meliputi hasil studi berkenaan dengan kecelakaan PLTN terdiri dari sekenario dan asumsi kecelakaan pada reaktor yang
akan dibangun di PLTN Muria dengan studi data dan fakta yang ada pada reaktor berjenis PWR di dunia yang serupa dengan reaktor yang akan dibangun di PLTN
Muira. Seleksi radionuklida yang berperan dalam pencemaran lingkungan
dilakukan berdasarkan data perhitungan yang dihasilkan untuk memperoleh yang kategori radionuklida dominan yang memiliki karakteristik mengganggu
lingkungan. Pembahasan densitas radionuklida yang memasuki lingkungan udara
dihitung dengan menggunakan pengaruh beberapa faktor antara lain: pengaruh faktor dispersi, standar deviasi lebar beluk, faktor difusi gaussian, faktor laju
pelepasan dan faktor peluruhan. Pembahasan densitas radionuklida yang memasuki lingkungan darat yang
mencemari tanah dan vegetasi ditentukan dengan memperhatikan faktor iklim dan faktor deposisi wilayah studi. Radionuklida yang memasuki lingkungan darat
akan mengalami serapan oleh karakteristik tanah dan vegetasi wilayah studi sehingga diperoleh data radionuklida yang berada di permukaan tanah dan
dipermukaan vegetasi. Data hasil radionuklida di lingkungan tersebut, selanjutnya diolah dan
dibahas pola distribusinya berdasarkan urutan waktu menggunakan bantuan aplikasi software ArcGIS 9.3 dengan beberapa pilihan metoda spasial yang
menghasilkan pola model terbaik. Pola distribusi radionuklida tersebut dikaitkan dengan data wilayah studi yang meliputi data geografis dan batas wilayah
administrasi untuk memperoleh model distribusi spasial radionuklida dan zonasi kedaruratan dalam peta satuan kode desa.
Pembahasan pola distribusi spasial radionuklida akan dikaitkan dengan laju degradasi radionuklida di permukaan tanah yang selanjutnya dikaitkan pula
dengan model distribusi spasial radionuklida yang akan terjadi pada kecelakaan di masa depan.
4.1 Hasil Studi Kecelakaan PLTN 4.1.1 Risiko Kecelakan Reaktor dalam PLTN
Kecelakaan Reaktor nuklir dapat menyebabkan dampak besar terhadap kerusakan lingkungan dan ini merupakan sebuah risiko yang memerlukan
perhatian dan kajian terhadap pembangunan PLTN. Kecelakaan besar yang terjadi di Chercobyl merupakan bukti adanya efek kerusakan luas terhadap lingkungan
dalam waktu yang panjang. Reaktor PLTN Chernobyl adalah reaktor teknologi Uni-Sovyet yang memiliki kelemahan dan keunggulan dibandingkan dengan
teknologi reaktor yang dikembangkan negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Perancis. Kecelakaan ditentukan oleh ketepatan dalam penentuan
wilayah dan oprasional reaktor. Uni-Sovyet-Rusia pada awal perkembangan pembangunan PLTN di tahun
1950-an menggunakan teknologi Light Air Graphite Reaktor RBMK dengan menggunakan bahan bakar UO
2
diperkaya dengan menggunkan air sebagai pendingin dan menggunakan grafit sebagai penyerap neutron moderator,
sedangkan Amerika dan Perancis mengembangkan reaktor jenis Pressurised Water Reaktor PWR dan Boiling Air Reaktor BWR dengan menggunakan
bahan bakar UO
2
diperkaya dengan menggunkan air sebagai pendingin dan sekaligus sebagai penyerap neutron moderator. Kanada mengembangkan
teknologi reaktor jenis Pressurised Heavy Air Reaktor “CANDU” PHWR dengan menggunakan bahan bakar alam UO
2
dan menggunakan air berat sebagai pendingin maupun moderator. Perbedaan penggunaan teknologi ini pula
mengakibatkan efek cemaran lingkungan yang berbeda apabila terjadinya kecelakaan pada reaktor.
Kecelakaan reaktor teknolgi Rusia pada reaktor Chernobyl-4 telah menewaskan 31 orang yaitu pekerja dan petugas pemadam kebakaran dengan
cemaran radiasi 11 x 10
18
Bq yang menyebar di udara mencapai Negara-negara di Eropa Timur dan Scandinavia, sehingga reaktor ini harus ditutup total.
Sementara kecelakaan nuklir dengan teknologi Amerika di Three-Mile Island-2, USA penghasil 880 MWe pada tahun 1979 tidak mengakibatkan adanya
kematian, hanya terjadinya sebaran radiasi ke lingkungan sebesar 2 x 10
14
Bq Kr-85 yang dapat dibersihkan, sehingga reaktor dapat berjalan kembali.