Radial Basis Function RBF

terhadap jarak horizontal atau data sample memiliki banyak kesalahan atau banyak ketidakpastian.

2.12.5 Inverse Distance Weighting IDW

Metode Inverse Distance Weighted IDW merupakan metode deterministik yang sederhana dengan mempertimbangkan titik disekitarnya. Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip pada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh. Bobot weight akan berubah secara linear sesuai dengan jaraknya dengan data sampel. Bobot ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data sampel. Kerugian dari metode IDW adalah nilai hasil interpolasi terbatas pada nilai yang ada pada data sampel. Pengaruh dari data sampel terhadap hasil interpolasi disebut sebagai isotropic sehingga metode ini menggunakan rata-rata dari data sampel menghasilkan nilai tidak bisa lebih kecil dari minimum atau lebih besar dari data sampel. Jadi, puncak bukit atau lembah terdalam tidak dapat ditampilkan dari hasil interpolasi model ini Untuk mendapatkan hasil yang baik, sampel data yang digunakan harus rapat yang berhubungan dengan variasi local. Jika sampelnya agak jarang dan tidak merata, hasilnya kemungkinan besar tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pendekatan teori IDW yang digunakan secara luas dalam ruang adalah skema yang mempertimbangan geografis. Matriks jarak digunakan dalam menghasilkan pembobotan geografis pada setiap oprasi. 1 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i i i in w w W x w         =         Dimana i x adalah lokasi x yang ke-i. Secara luas digunakan contoh dari nilai jarak digunakan terhadap algoritma interpolasi inverse distance weighting IDW. Dalam kasus tersebut, tujuan pengukuran z i x , i = 1, 2,..., n, dibuat lokasi-lokasi bertitik untuk membuat suatu perkiraan nilai pada contoh pada satu lokasi, x yang tidak diobservasi. Nilai diberikan pada sampel sebagai fungsi jarak sampel dari lokasi yang diperkirakan, umumnya akan diamati perubahan jarak terhadap nilai jarak kebalikan kuadrat inverse squared distance. Lloyd 2007 2 1 2 1 . n i i i n i i z x d x d z − = − = ∧ = ∑ ∑ di mana d adalah jarak lokasi x dan lokasi x i yang terpisah. Perubahan nilai yang mempengaruhi pengamatan secara eksponensial pada jarak awal terhadap jarak yang diperkirakan. a b Gambar 16 Nilai kebalikan jarak terhadap jarak a, jarak d, dan nilai kebalikan jarak kwadrat b Lloyd 2007. Gambar 18 a adalah grafik Nilai kebalikan jarak kuadrat terhadap nilai IDW dan Gambar 18 b merupakan contoh bobot ke balikan jarak kuadrat, λ, untuk memperkirakan suatu lokasi x 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kecelakaan Nuklir dan Kelistrikan Indonesia

Kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN di Fukhusima Jepang tanggal 11 Maret 2011 adalah kecelakaan nuklir terparah kedua setelah kejadian serupa di Chernobyl Rusia. Sebab utama kecelakaan PLTN tersebut karena adanya gempa bumi Iwate Tohoku yang terjadi berkekuatan magnitudo 9.2, dilanjutkan sistem pendinginan reaktor yang tidak bekerja baik disebabkan oleh mesin diesel yang tidak berfungsi. Dari banyak rentetan kejadian kecelakan reaktor Fukushima Daichi tersebut menyebabkan terdistribusinya sebagian radionuklida dalam reaktor menuju udara. Kecelakaan fasilitas PLTN paling parah yang pernah terjadi di dunia sampai saat ini adalah kecelakaan yang terjadi pada tanggal 26 April 1986 yang terjadi fasilitas PLTN Chernobyl berada di Ukraine sekitar 20 km bagian selatan yang berbatasan dengan Belarus. Akibat dari kecelakaan tersebut telah membuat para pekerja luka-luka dan ribuan penduduk sekitar diungsikan. Kecelakaan menyebabkan kematian 30 orang pekerja PLTN dan pegawai pemadam kebakaran dalam beberapa hari atau minggu setelah kejadian, dan sekitar 116 000 orang penduduk telah diungsikan. Berkaitan dengan kecelakaan PLTN tersebut dapat di rujuk pada Sources, Effects and Risks of Ionizing Radiation UNSC 1988. Kecelakaan PLTN Chernobyl telah mencemari kawasan luas di tiga negara, Belarus, Rusia dan Ukraina. Daerah-daerah di tiga negara bagian ini telah mengalami kontaminasi dari penyebaran sisa radionuklida, dan telah mendorong 240.000 orang pekerja dan pencinta lingkungan untuk mebantu penyelesaian pasca kejadian kecelakaan. Pada tahun 1986 sampai dengan 1987 diberlakukan penetapan zona wilayah radius 30 km yang dijadikan wilayah mitigasi terhadap cemaran radionuklida, untuk menghindari paparan radiasi dari radionuklida yang masih tersisa Dibb 1996. Kecelakaan PLTN yang terjadi merupakan pelajaran bagi perencana maupun penanggungjawab fasilitas PLTN yang lain untuk mengambil langkah- langkah penting agar terhindar dari kecelakaan serupa yang mungkin terjadi serta mencari langkah penyelesasaian dalam menangani pengaruh radiasi terhadap lingkungan. Kecelakaan yang telah terjadi di Chernobyl dan Fukhusima telah menjadi referensi sebagai bahan kajian dan tinjauan penting berkenaan jumlah radiasi yang akan diterima oleh lingkungan, baik lingkungan biotik makhluk hidup maupun abiotik benda tak hidup. Paparan radiasi residu setelah kecelakaan akan tersebar di area penduduk yang erat kaitannya dengan radiasi yang berakibat pada kesehatan masyarakat sekitar IAEA 2006. Indonesia berencana membangun PLTN di Ujung Lemah Abang ULA di Muria, oleh karena itu kecelakaan yang terjadi pada PLTN Chernobyl dan Fukhushima dapat menjadi bahan referensi yang berharga supaya pelaksanaan oprasional PLTN Muria nantinya tidak akan pernah mengalami kecelakaan yang serupa. PLTN Muria bagi Indonesia adalah penyedia pasokan tenaga listrik alternatif dan sudah ditetapkan dalam perencanaannya sebagai bagian dari strategi tenaga listrik nasional jangka panjang yang dimaksudkan untuk kepentingan energi rakyat yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang ketenaganukliran. Akan tetapi, Indonesia yang merencanakan pemanfaatan PLTN sebagai bagian dari strategi energi nasional sampai saat ini belum dapat merealisasikannya dengan baik karena mengalami berbagai hambatan dan penolakan. Meskipun Indonesia mengalami keterlambatan dan jauh tertinggal dari negara-negara maju lain dalam pengembangan PLTN, tetapi masih terus berencana untuk membangun PLTN ULA di Muria Jawa Tengah dengan harapan apabila pembangunan PLTN dapat direalisasikan maka akan berperan dalam pengadaan sumber energi, mewujudkan pembangunan nasional dan dapat meningkatkan daya saing bangsa yang selanjutnya dapat mensejahterakan masyarakat tanpa mengesampingkan aspek lingkungan hidup. Penyediaan tenaga listrik yang akan dilakukan pemerintah adalah hal penting dengan pemahaman bahwa listrik adalah kebutuhan dasar utama sebagai mesin penggerak pembangunan dalam era globalisasi informasi saat ini. Listrik yang dihasilkan dari proses pembangunan pembangkit listrik berperan dalam memajukan berbagai aspek pembangunan, baik aspek pendidikan maupun pembangunan kesejahteraan secara umum serta memiliki kontribusi penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di segala bidang kehidupan bangsa Indonesia. Kebutuhan listrik terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia sesuai data Biro Pusat Statistik BPS 2010 dan sudah disadari bahwa Indonesia sedang dan sudah mengalami krisis listrik karena pasokan listrik yang ada saat ini tidak mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Oleh karena itu. akar masalah yang harus segera diatasi adalah peningkatan pasokan sumber listrik diantaranya melalui alternatif pilihan pembangunan PLTN yang akan dibangun di Ujung Lemah Abang ULA Muria Jawa Tengah dengan harapan dapat melayani kebutuhan energi masyarakat dengan pasokan energi stabil dengan harga relatif rendah yang dapat diwujudkan pada tahun 2016. Distribusi Radionuklida Akibat Kecelakaan PLTN Pemanfaatan tenaga nuklir perlu memperhatikan keselamatan, keamanan, ketentraman, kesehatan pekerja dan masyarakat, dan memperhatikan perlindungan terhadap makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, pembangunan PLTN selain untuk mendapatkan keuntungan besar dalam pengadaan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, perlu terus dilakukan kajian pemanfaatan energi nuklir secara tepat dan oprasionalnya dilakukan dengan penuh kewaspadaan dengan kesiap-siagaan tinggi. Oprasional PLTN memiliki potensi terjadinya kecelakaan reaktor yang berdampak negatif bagi lingkungan, karena dari kecelakaan dan kebocoran reaktor dapat meghasilkan paparan radiasi yang berpengaruh pada lingkungan udara, tanah dan air. Kebocoran reaktor PLTN dapat menyebabkan bahan radioaktif hasil fisi terlepas ke lingkungan udara menyebar terbawa angin. Penyebaran radionuklida hasil dari kebocoran reaktor dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca. Pergerakan radionuklida ditentukan oleh dorongan angin dengan kecepatan dan kategori atmosfir spesifik untuk tiap lokasi tertentu. Perhitungan densitas sebaran radionuklida yang memasuki wilayah udara akan memerlukan data stabilitas udara yang merupakan mudah tidaknya campuran cemaran melakukan gerakan arah vertikal-horisontal, selain itu kelas kestabilan