Kondisi Wilayah Radius 10 km

81 Dari Gambar 22 terlihat bahwa kepadatan penduduk tinggi pada daerah pusat-pusat bisnis atau perkotaan seperti pusat kota Kabupaten Jepara, Pati, Kudus. Demikian pula keberadaan jalan utama maupun jalan lokal akan menentukan berkumpulnya tempat-tempat pemukiman dan penduduk. Rasio penduduk terhadap luas pemukiman dapat dipakai untuk memprediksi kebutuhan pemukiman di masa mendatang. Tabel 15 menunjukkan ratio minimum dan maksimum luas pemukiman terhadap penduduk. Tabel 15 Rasio penduduk terhadap pemukiman Kabupaten Rasio Mimimum Rasio maksimum lokasi Pati 0,002 0,239 Poh Gading Jepara 0,000 Guyangan 0,184Yugo Kudus 0,003 Panjunan 0,033 Tergo Demak 0, 001Babalan 0,298Baleromo 4.3. Kondisi Sosial Ekonomi 4.3.1. Struktur Perekonomian Pertumbuhan penduduk akan menentukan pertumbuhan di berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, peternakan, dan sektor-sektor lain yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Untuk wilayah Kabupaten Jepara.PDRB berdasarkan harga harga konstan ditunjukkan pada Tabel 16.

4.3.2. Transportasi

Transportasi sangat menentukan arah pergerakan pertumbuhan penduduk karena umumnya penduduk cenderung tinggal di daerah yang berdekatan dengan jalan. Jalan-jalan di sekitar radius 50 km dari lokasi PLTN ditunjukkan pada Gambar 23.

4.4. Kondisi Wilayah Radius 10 km

Wilayah radius 10 km dari Pusat pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan wilayah yang sangat sensitif terhadap dampak radiasi bahan radionuklida yang terlepas ke udara. Wilayah tersebut meliputi Desa Bumiharjo, 82 Tabel 16 PDRB berdasarkan harga konstan kabupaten jepara tahun 1998-2002 dlm jt rp. No Lapangan Usaha 1998 1999 2000 2001 2002 Pertumbuhan Rata-ratath 1 SEKTOR PERTANIAN 1.977.952,89 206.726,50 220.728,89 230.470,37 241.896,50 5.140 A. Tn bahan makanan 116.919,11 125501,37 135.559,97 139.437,65 151.038,29 6.611 B. Tn Perkebunan 52.538,48 125.501,37 57.197,85 61.256,55 61.697,44 4.099 C. Peternakan 10.399,85 10.633,56 10.116,08 11.653,18 12.557,85 4.822 D. Kehutanan 10.258,69 8.757,08 9.885,01 10.261,78 8.982,14 -3.268 E. Perikanan 7.83,.76 9.073,88 7.969,98 7.86,.21 7.620,78 -0.696 2 PERTAMBANGAN DAN 5.331,36 5.595,31 6.122,46 6.39,.69 6.635,51 5.625 PENGGALIAN 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 282.426,03 265.388,58 274.214,80 282.260,15 290.029,14 0.666 A. BesarSedang 109.292,69 101.532,79 106.318,20 108.971,88 112.067,21 0.629 B. KecilRumah tangga 173.133,34 163.855,79 167.896,60 173.288,27 117.961,93 0.690 4 LISTRIK AIR MINUM 5.399,31 6.232,97 7.500,58 8.618,88 9.363,90 14.757 5 BANGUNAN 25.798,46 28.904,58 32.569,64 35.831,97 38.699,28 10.669 6 PERDAGANGAN 229463,77 220.823,58 228.984,26 235.780,78 242.821,41 1.425 7 PENGANGKUTAN DAN 74.020,50 83.135,53 85.018,37 85.018,37 86.623,66 4.009 KOMUNIKASI 8 KEUANGAN 43.621,03 48.163,41 48.163,41 50.675,00 53.971,43 5.467 PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 9 JASA-JASA 75.338,80 85.473,49 87.849,17 91.388,93 94.574,29 5.849.000 PDRB 939.352,15 945.638,81 989.279,74 1.026.736,14 1.064.588,12 3.178 Sumber : PDRB Kabupaten Jepara. 2002 Desa Bandungharjo, Desa banyumanis di Kecamatan Keling, Desa Balong, Desa Tubanan, Desa Kaliaman, Desa Dermolo, Desa Kancilan, Desa Jinggotan di Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Untuk mengumpulkan informasi yang lebih detil tentang wilayah tersebut telah dilakukan penelitian lapangan dengan memeriksa secara fisik kondisi jalan. sungai dan fasilitas-fasilitas yang sekaligus melakukan survai dengan metode acak terhadap 250 responden. Gambar 24 menunjukkan infrastruktur dan fasilitas umum wilayah radius 5 km yang telah di survai. 83 Gambar 23 Jalan kolektorpropinsi, jalan lokal dan jalan lain di lokasi sekitar PLTN 84 Gambar 24 Infrastruktur dan fasilitas umum wilayah radius 10 km. Latar belakang Responden Responden yang disurvai memiliki latar belakang usia bervariasi di atas 20 tahun. 46 diantaranya berusia 41 – 60 tahun. 45 responden berpendidikan SD, 16 SMP, 22 SMA, 10 Perguruan Tinggi, 20 bekerja sebagai wiraswastawan, 16 bekerja sebagai karyawan swasta, 19 sebagai PNS, 12 sebagai petani. Umumnya kaum prialah yang menjadi sumber mata pencari nafkah keluarga walaupun dalam beberapa keluarga istri juga turut berperan. Penduduk dengan pendapatan dibawah Rp. 1.000.000,- sebanyak 63 dan sisanya di atas Rp. 1.000.000,- Rata-rata pengeluaran penduduk dibawah Rp. 1000.000,- sebanyak 79 dan sisanya di atas Rp. 1000.000,- Dari data ini terlihat bahwa penduduk telah berusaha hidup menyesuaikan diri dengan pendapatannya. 85 Secara garis besar tana h pertanian yang dimiliki penduduk digunakan untuk penanaman padi dan palawija dengan luas tanah berkisar 0,2 – 0,5 ha dan 0,5 – 1,0 ha. Dengan harga tanah berkisar Rp. 75.000,- sd 150.000,- per m 2 . Produksi padi tiap keluarga kebanyakan berkisar 2-5 ton dengan penghasilan Rp. 2.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,- tiap tahun. Tanaman sampingan yang ditanam kebanyakan berupa jenis sayuran singkong, kacang panjang, kacang tanah, sawi dan coklat. Produksi hewan masih dirasakan sangat kecil karena sangat sedikit responden yang memberi jawaban tentang itu. Peternakan yang dimiliki penduduk umumnya jenis unggas atau ayam, sapi, dan kambing, Sebagian besar dikelola di dalam kandang . Makanan utama penduduk adalah beras dengan sumber protein hewani berasal dari ikan, telur, sapi, kambing, dan sayuran berasal bayem, kangkung, nangka, kacang panjang. Biji-bijian yang paling banyak dimakan adalah kacang tanah. kedele dan kacang hijau. sedang buah- buahan berupa pisang, mangga, jeruk dan jambu. Penyakit yang diderita penduduk umumnya penyakit yang ringan seperti influensa, Batuk, sakit kulit, Penyakit yang berat seperti sumsum tulang belakang, kanker, diptheri, katarak sangat jarang dialami penduduk.

V. POLA SPASIAL PELEPASAN RADIONUKLIDA, DAMPAK, DAN SKENARIO PENYIAPAN TANGGAP

DARURAT Berbagai hasil analisis yang diuraikan dalam bab ini meliputi pelepasan dan penyebaran bahan radionuklida ke lingkungan, karakteristik penerima sekitar PLTN, dampak radiologi terhadap penerima, pengendalian dampak radiologi melalui pengaturan pemanfaatan ruang dan langkah tanggap darurat. 5.1 Pelepasan dan Penyebaran Bahan Radionuklida 5.1.1. Karakteristik Reaktor dan Pelepasan Bahan Radionuklida Jenis reaktor yang digunakan dalam analisis ini adalah jenis reaktor air ringan bertekanan tinggi Pressurized Water Reactor, PWR dengan daya 1000 MWe., memiliki komponen utama berupa teras reaktor, bejana tekan, elemen bakar, sistem pendingin primer, sistem pendingin sekunder, pengendali tekanan presurizer pengungkung containment, dan cerobong. Sesuai dengan data teknis PLTN yang dijelaskan pada Tabel 17 maka ditentukan volume masing- masing komponen termasuk pengungkung yang akan mengungkung bahan radionuklida yang terlepas dari teras reaktor.

5.1.2. Kandungan Radionuklida di Dalam Teras inventory

Sebagai komponen utama yang menyebabkan munculnya bahan radionukklida adalah teras reaktor yaitu susunan elemen bakar uranium yang digunakan sebagai tempat terjadinya reaksi fisi. Oleh reaksi fisi ini akan dihasilkan energi untuk menghasilkan uap panas yang akan menggerakkan turbin PLTN. Bersamaan dengan dihasilkannya energi juga dihasilkan bahan radionuklida yang sangat radioaktif sifatnya. Dalam kondisi normal bahan radionuklida ini tersimpan secara baik pada kisi kristal bahan bakar uranium sehingga tidak ada yang keluar ke lingkungan. Untuk memanfaatkan energi dan mempertahankan kondisi normal ini, maka reaktor dilengkapi dengan sistem keselamatan berupa pendingin reaktor dan alat proteksi reaktor.