Tabel 1 Pengelompokan radionuklida dalam 7 kelompok
Group Elemen
Keterangan Sifat
1 Kr, Xe
Gas mulia Tidak dapat
difilter 2
I, Br Halogen
Mengendap di gondok
3 Rb, Cs
Logam alkali Umur paroh
panjang 4
Te, Se Telerium Group
5 Ba, Sr
Barium, Strontium Mengumpul di
tulang 6
Co, Mo, Tc, Ru, Rh Logam mulia
7 Y, Zr, Nd, Eu, Nb, Pm, Pr, Sm,
Y, Cm, Am, Ce, Pu, Np Lantanida dan
Cerium group Soffer et al. 1995
2.1.4 Pelepasan sumber radionuklida ke lingkungan
Bahan radionuklida hasil fisi harus tetap dipertahankan berada di dalam kristal uranium atau bahan bakar dengan membuat rancangan elemen bakar, teras
reaktor, dan pemasangan sistem keselamatan sedemikian rupa sehingga sangat kecil kemungkinan radionuklida terlepas ke lingkungan. Hanya dalam kondisi
kecelakaan yang sangat parah saja reaktor PLTN dapat menjadi ancaman yang membahayakan keselamatan manusia dan lingkungan. Dimana sejumlah tertentu
bahan radionuklida hasil fisi beserta turunannya akan terlepas ke ruang kerja maupun lingkungan.
Ada beberapa skenario kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan integritas bahan bakar nuklir. Secara garis besar skenario ini dikelompokkan ke
dalam dua bagia n yaitu kecelakaan yang dijadikan basis rancangan Design Basis Accident
dan kecelakaan yang parah Severe Accident IAEA 2000. Jenis-jenis kecelakaan yang dijadikan Design Basic Accident disebut sebagai jenis
kecelakaan awal yang dipostulasikan Postulated Initiating Event. Secara rinci jenis-jenis kecelakaan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan jenis-
jenis kecelakaan ini dilakukan analisis keselamatan reaktor dengan tujuan agar sistem reaktor yang akan dibangun telah diuji dapat mengatasi jenis-jenis
kecelakaan tersebut bila terjadi. Apabila kecelakaan yang dijadikan basis tersebut diikuti oleh kegagalan
fungsi keselamatan lain yang menyebabkan tidak teratasinya kecelakaan yang lebih besar disebut kecelakaan parah severe accident. Kecelakaan jenis ini
memungkinkan lepasnya bahan radionuklida ke lingkungan. Jenis kecelakaan tersebut antara lain:
a hilangnya pasokan listrik untuk periode tertentu, b hilangannya secara total air pengisi untuk suatu periode waktu,
c hilangnya air pend ingin bersamaan dengan kegagalan pada sistem pendingin teras darurat emergency core cooling system, ECCS dan kehilangan
pendingin yang diikuti kegagalan sistem resirkulasi air. Tindakan mencegah terjadinya kecelakaan yang menyebabkan pelepasan
bahan radionuklida maupun langkah mengurangi dampak pelepasan tersebut disebut tindakan keselamatan nuklir. Sedangkan tindakan yang diambil untuk
mencegah penduduk atau lingkungan terhadap bahaya pelepasan bahan radionuklida disebut tindakan proteksi radiasi.
Implementasi keselamatan nuklir diterapkan dengan prinsip pertahanan berlapis atau dikenal dengan Defence in Depth IAEA 1997d yang meliputi 5
aspek lapis pertahanan seperti yang diuraikan dalam Tabel 2. Tabel 2 Lapis pertahanan defense in depth
Lapis Pertahanan
Sasaran Metode
Lapis 1 Mencegah operasi yang tidak normal
atau kegagalan fungsi keselamatan Membuat rancangan yang
konservatif dan kualitas konstruksi dan operasi yang tinggi
Lapis 2 Mengontrol operasi yang tidak normal
dan deteksi kegagalan Pengendalian, pembatasan dan
proteksi sistem dan peralatan surveilance
lainnya. Lapis 3
Pengendalian kecelakaan yang masih dalam basis skenario kecelakaan
Tindakan keselamatan secara keteknikan dan prosedur kecelakaan.
Lapis 4 Pengendalian kondisi instalasi yang
rusak parah termasuk pencegahan perluasan kecelakaan dan pengurangan
akibat kecelakaan parah Menggunakan peralatan pencegahan
dan manajemen kecelakaan
Lapis 5 Pembatasan akibat radiologi dari
pelepasan bahan radionuklida Tindakan darurat luar kawasan
Sumber : IAEA 1997d
Sebagai lapis pertama dalam prinsip defence in depth ini adalah membuat rancangan dan kualitas konstruksi yang tinggi. Dalam hal ini rancangan sistem
pengungkung reaktor merupakan salah satu penerapan prinsip defence in depth
untuk mencegah terlepasnya baha n radionuklida ke lingkungan. Gambar 4 menunjukkan contoh rancangan sistem pengungkung reaktor.
Gambar 2.3 Sistem pengungkung reaktor KNSP
Gambar 4 Sistem pengungkung reaktor 2.1.5. Pelepasan Bahan Radionuklida Pada Kondisi Normal
Pada kondisi normal hanya gas mulia kelompok 1 dan bahan yang bersifat mudah menguap yang mungkin keluar dari teras maupun sistem
pendingin primer reaktor. Reaktor dirancang sedemikian rupa, sehingga bahan radionuklida lain tersebut tidak keluar dari pengungkung reaktor ke lingkungan.
Apabila karena sifatnya yang mudah menguap dan tidak dapat dihindari pelepasannya, maka melalui rancangan reaktor pelepasan ini dibuat sedemikian
rupa sehingga pelepasannya ke lingkungan menjadi serendah mungkin As Low As Reasonably Achievable
, ALARA. Jumlah yang keluar tersebut bukan saja berasal dari hasil fisi dan aktivasi bahan bakar, tetapi juga dari hasil fisi dan
aktivasi bahan pengotor pada sistem primer.
2.1.6. Pelepasan bahan radionuklida pada kondisi kecelakaan