12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Hasil Belajar
2.1.1 Teori Belajar
Ada banyak teori belajar yang dikemukakan oleh berbagai ahli belajar, namun ada beberapa teori yang mendapat banyak perhatian dari
para pakar pendidikan. Teori belajar adalah konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui
eksperimen Sugandi:2004. Beberapa teori belajar yang melandasi pembahasan dalam penelitian ini adalah:
1. Teori belajar Deskriptif dan Teori Belajar Preskriptif Menurut Bruner 1989 mengemukakan bahwa teori
pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Teori pembelajaran preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran
adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses
belajar. Teori belajar telah menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar.
2. Teori belajar behavioristik Menurut Tordike bahwa belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap oleh indra.Sedangkan respon yaitu reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. Perubahan tingah laku akibat
kegiatan belajar itu dapat berwujud kongrit, yaitu dapat diamati atau tidak kongrit yang tidak dapat dapt diamati.
3. Teori belajar kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis, perkembangan sistem syaraf. Piaget tidak melihat
perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Namun day pikir atau kekuatan mental anak yang
berbeda usia akan berbeda pula secara kuantitatif. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut piaget yaitu:
a. Tahap sensorimotor, usia 0-2 tahun b. Tahap preoperasional, usia 2-78 tahun.
c. Tahap operasional kongrit, usia 78-1112 tahun. d. Tahap operasioanal, usia 1112-18 tahun
4. Teori belajar Humanistik Menurut teori humanistik proses belajar harus dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang kajian filsafat,teori kepribadian,dan psikoterapi daripada bidang kajian psikologi belajar. Menurut Kolb ahli penganut
aliran humanistik, membagi tahap-tahap belajar menjadi empat tahapan, yaitu:
a. Tahap pengamatan Pengalaman Kongret b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif
c. Tahap konseptualisasi d. Tahap eksperimentasi aktif
Sedangakan menurut Honey dan Mumford, belajar dapat digolong-golongkan kedalam empat golongan, yaitu:
a. Kelompok aktif b. Kelompok reflektor
c. Kelompok teoris d. Kelompok pragmatis
5. Teori belajar Konstruktivistik Dalam teori konstruktivistik, siswa atau manusia diharapkan dapat
mengontruksikan atau mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks. Karakteristik yang
dikehendaki adalah manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggungjawab terhadap resiko dalam mengambil
keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi diri sendiri dan menjadi diri. Langkah srategis untuk mewujudkan tujuan di atas
adalah dengan adanya layanan ahli kependidikan yang berhasil guna dan berdaya guna tinggi.
2.1.2 Belajar