meliputi cuaca, keadaan udara, waktu, tempat, dan alat-alat yang digunakan dalam belajar. Sedangkan faktor sosialnya adalah
kondisi siswa yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.
Hal yang membedakan dalam Slameto adalah baik faktor intern maupun faktor ekstern dijabarkan satu persatu sehingga
lebih rinci.
2.2 Model Pembelajaran
Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kelas. Mills
dalam Suprijono 2009 : 45 berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau kelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpresentasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang
diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Suprijono, 2009 : 46 Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien Suyitno, 2006 : 28
Selanjutnya menurut Arends dalam Suprijono 2009 : 46 model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Merujuk pemikiran Joyce dalam Suprijono 2009 : 46 fungsi
model pembelajaran adalah “each model guides us a we design instruction
to help student achieve various objectives”. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara
berpikir, dan
mengekspresikan ide.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Suprijono 2010:46, model pembelajaran dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung merupakan gaya mengajar di mana guru terlibat
aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana peserta didik
bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil
yang sudah disiapkan sebelumnya. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah Sanjaya,2008:214. Depdiknas 2004:4 dalam Suyitno 2006:8 menuliskan bahwa
suatu tindakan pembelajaran akan disebut sebagai model pembelajaran jika memiliki empat ciri yaitu :
1. Ada rasional teoritik yang logis atau kajian ilmiah yang disusun oleh penemunya.
2. Ada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui tindakan pembelajaran tersebut.
3. Ada tingkah laku mengajar-belajar yang khas yang diperlukan oleh guru dan peserta didik.
4. Diperlukan lingkungan
belajar yang
spesifik, agar
tujuan pembelajarannya dapat tercapai.
2.3 Pembelajaran Kooperatif