Metode Konvensional Ceramah LANDASAN TEORI

2.4 Metode Konvensional Ceramah

Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicara kepada pendengar. Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling banyak dipakai, terutama untuk bidang non eksakta. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikan di depan kelas Suherman dan Winaputra, 1999:241. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Menurut Djanarah 2002:110 Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan dan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Kelebihan : a. Dapat menampung kelas besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan dan biaya relatif murah b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara lebih urut, konsep-konsep yang disajikan secara hirarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa. c. Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting. d. Isi silabus dapat terselesaikan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa. Kekurangan : a. Pelajaran berjalan membosankan dan murid menjadi pasif karena tidak diberi kesemparan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan. b. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan c. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan. d. Ceramah menyebabkan belajar murid menjadi “belajar menghafal” yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian. Adapun langkah-langkah atau usaha yang perlu dipersiapkan dalam melaksanakan metode ceramah agar metode pengajaran tersebut tidak mengecewakan antara lain: a. Terlebih dahulu harus diketahui dengan jelas dan dirumuskan sekhususnya-khususnya mengenai tujuan pembicaraan atau hal yang hendak dipelajari oleh murid-murid. b. Bahan ceramah disusun sedemikian sehingga: 1 Dapat dimengerti dengan jelas, artinya setiap pengertian dapat menghubungkan antara guru dengan murid-murid. 2 Menarik perhatian murid-murid. 3 Memperhatikan pada murid-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi penghidupan mereka. c. Menanam pengertian yang jelas dimulai dengan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan kemudian menyusul bagian utama penguraian dan penjelasan pokok-pokok tersebut. Pada akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting yang telah dibicarakan itu. Dapat pula dilengkapi gambar-gambar, bagan-bagan, dan sebagainya. Atau dapat juga dilakukan setelah penggunaan metode ceramah, murid diminta mengajukan contoh-contoh khususnya yang sesuai dengan yang diceramahkan, maka akan tampak sampai dimana jelasnya pengertian murid-murid. Jadi metode ceramah akan tetap diperlukan dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disampaikan dengan metode lain selain metode ceramah. Selain itu metode ceramah jika tetap digunakan harus memperhatikan langkah-langkah agar hasilnya tidak mengecewakan.

2.5 Media Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 1 SOSA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

2 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45