29
sebaik-baiknya  untuk  belajar,  sehingga  hasil  belajar  siswa  kurang maksimal.  Keseimbangan  antara  kegiatan  belajar  dengan  kegiatan  yang
bersifat hiburan sangat perlu  supaya  siswa tidak  kejenuhan dan kelelahan belajar,  tujuannya  supaya  siswa  dapat  meraih  prestasi  belajar  yang
maksimal.
2.2 Hakikat Pembelajaran  IPA di  SD
2.2.1  Pengertian IPA
Dari  segi  istilah  yang  digunakan  IPA  atau  Ilmu  Pengetahuan  Alam berarti  “Ilmu”  tentang  “Pengetahuan  Alam”.  “Ilmu”  artinya  suatu  pengetahuan
yang  benar.  Pengetahuan  yang  benar  artinya  pengetahuan  yang  dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya
masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan  obyeknya,  sesuai  dengan  keyataannya,  atau  sesuai  dengan  pengalaman
pengamatan  melalui  panca  indra.  Pengetahuan  alam  sudah  jelas  Artinya  adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun “pengetahuan”
itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah “Pengetahuan yang rasional dan objectif tentang alam semesta dengan
segala isinya. Darmodjo, 1993: 3 IPA  merupakan  suatu  cara  atau  metode  untuk  mengamati  alam  juga
mengamati  dunia    yang  bersifat  analitis,  lengkap,  cermat,  serta  menghubungkan antara  suatu  fonemena  dengan  fonemena  yang  lain  sehingga  keseluruhannya
30
membentuk  suatu  perspektif  yang  baru  tentang  obyek  yang  diamati  Darmodjo, 1993: 3.
IPA  merupakan  suatu  ilmu  yang  menawarkan  cara-cara  kepada  kita untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, IPA pun menawarkan cara kepada
kita untuk dapat memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat di alam semestra, dan yang paling penting adalah IPA juga memberikan pemahaman
kepada kita  bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara  menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut Yuliaratiningsih, 2009: 1
Menurut  Wahyana  dalam  Trianto,  2010:  136  mendefinisikan  IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam
penggunaannya  secara  umum  terbatas  pada  gejala-gejala  alam,  lahir  dan berkembang  melalui  metode  ilmiah  seperti  observasi  dan  eksperimen  serta
menutut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur. IPA  didefinisikan  sebagai  kumpulan  pengetahuan  yang  tersusun  secara
terbimbing.  Hal  ini  sejalan  dengan  kurikulum  KTSP  Depdiknas,  2006  bahwa “IPA  berhubungan  dengan  cara  mencari  tahu  tentang  alam  secara  sistematis,
sehingga  bukan  hanya  penguasaan  kumpulan  pengetahuan  berupa  fakta,  konsep, atau
prinsif  saja tetapi  juga  merupakan suatu proses penemuan”. Selain  itu IPA juga  merupakan  ilmu  yang  bersifat  empirik  dan  membahas  tentang  fakta  serta
gejala alam. Fakta gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal  tetapi  juga  faktual.  Hakikat  IPA  sebagai  proses  diwujudkan  dengan
melaksanakan  pembelajaran  yang  melatih  keterampilan  proses  bagaimana  cara produk sain ditemukan.
31
2.2.2  Hakikat IPA