Analisis Deskriptif untuk Aspek Afektif, Psikomotorik, dan

3.8.2.5 Analisis Deskriptif untuk Aspek Afektif, Psikomotorik, dan

Keterampilan Proses Sains Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil observasi afektif, psikomotorik, dan keterampilan proses sains. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif, psikomotorik, dan keterampilan proses sains siswa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Rumus yang digunakan adalah: Kriteria nilai hasil observasi pada aspek afektif, psikomotorik, dan KPS disajikan dalam Tabel 3.21. Tabel 3.21 Kriteria Nilai Hasil Observasi Afektif, Psikomotorik, dan KPS Interval Nilai Kriteria 85 ≤ nilai 100 70 ≤ nilai 85 55 ≤ nilai 70 40 ≤ nilai 55 25 ≤ nilai 40 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tiap aspek pada lembar observasi kemudian dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut dengan rumus: Tiap aspek dalam penilaian afektif, psikomotorik, dan keterampilan proses sains dapat dikategorikan sangat tinggi jika rata-rata nilai 3,5 –4,0; kategori tinggi jika rata-rata nilai 2,9 –3,4; kategori sedang jika rata-rata nilai 2,3-2,8; kategori rendah jika rata-rata nilai 1,7 –2,2; dan kategori sangat rendah jika rata-rata nilai 1,0- 1,6. 3.8.2.6 Analisis deskriptif tanggapan siswa terhadap pembelajaran Respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada kelas eksperimen diukur dengan angket. Analisis yang dilakukan dalam bentuk skala Likert Arikunto, 2006: 180. Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS sangat setuju, S setuju, KSKurang Setuju, TS tidak setuju. Bobot untuk kategori SS=4; S=3; KS=2; TS=1. Kriteria hasil angket tanggapan siswa disajikan dalam Tabel 3.22. Tabel 3.22 Kriteria Hasil Angket Tanggapan Siswa Interval Nilai Kriteria 34 ≤ skor 40 28 ≤ skor 34 22 ≤ skor 28 16 ≤ skor 22 10 ≤ skor 16 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tiap aspek dari tanggapan siswa dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut dengan rumus: Tiap aspek dalam penilaian angket dapat dikategorikan sangat tinggi jika rata-rata nilai 3,5 –4,0; kategori tinggi jika rata-rata nilai 2,9–3,4; kategori sedang jika rata-rata nilai 2,3-2,8; kategori rendah jika rata-rata nilai 1,7 –2,2; dan kategori sangat rendah jika rata-rata nilai 1,0- 1,6.

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model inkuiri terbimbing mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI SMA Institut Indonesia pada materi hidrolisis garam. 2. Besarnya pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar aspek kognitif siswa sebesar 15,02. Proporsi siswa kelas eksperimen yang mencapai kategori sangat baik dan baik pada aspek afektif dan psikomotorik lebih tinggi dari kelas kontrol. 3. Penerapan model inkuiri terbimbing mempengaruhi keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA Institut Indonesia pada materi hidrolisis garam. 4. Besarnya pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA Institut Indonesia pada materi hidrolisis garam sebesar 28,09.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Pelaksanaan model inkuiri terbimbing memerlukan pengaturan waktu pembelajaran agar seluruh kegiatan dapat terlaksana sehingga semua materi dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik oleh siswa.