Validitas Daya Pembeda Tes Hasil Belajar

3.7.1 Tes Hasil Belajar

3.7.1.1 Validitas

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen Arikunto, 2006:16. Validitas soal dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal. 3.7.1.1.1 Validitas Isi Soal Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum, maka kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru pengampu. 3.7.1.1.2 Validitas Butir Soal Validitas soal pilihan ganda menggunakan rumus korelasi biserial: √ Keterangan: r pbis = koefisien korelasi point biserial Mp = skor rata-rata kelas yang menjawab benar pada butir soal Mt = skor rata-rata total p = proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butir 1- p St = standar deviasi skor total Arikunto, 2006: 283 Hasil perhitungan r pbis selanjutnya digunakan untuk mencari t hitung : √ √ Butir soal dikatakan valid jika t hit t tabel , dengan dk = n – 2 dan n adalah jumlah siswa Arikunto, 2006: 294. Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung dengan menggunakan rumus t hitung kemudian dikonsultasikan dengan tabel dk= n – 2 = 30, α = 5 diperoleh t tabel = 1,7. Hasil analisis uji coba soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Hasil Belajar Kriteria Validitas Soal Nomor Soal Jumlah Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45 32 Tidak Valid 7, 11, 13, 18, 19, 23, 26, 28, 29, 30, 34, 35, 43 13 Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 5 halaman 142.

3.7.1.2 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai upper group dengan siswa yang kurang pandai lower group. Soal dianggap mempunyai daya pembeda yang baik jika soal tersebut dijawab benar oleh kebanyakan siswa pandai dan dijawab salah oleh kebanyakan siswa kurang pandai. Makin tinggi daya pembeda soal, makin baik pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut: Arikunto, 2006:212 Keterangan: DP = Daya Pembeda, B A = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar, J A = Banyaknya siswa kelompok atas, B B = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar J B = Banyaknya siswa kelompok bawah. Kriteria daya pembeda soal yang digunakan sebagai instrumen disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal Hasil Belajar Interval Kriteria DP = 0,00 Sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik Arikunto, 2006:218 Contoh perhitungan daya pembeda untuk item soal nomor 1. Dari perhitungan diperoleh DP = 0,38 artinya item soal nomor satu mempunyai daya beda cukup. Contoh perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 7 halaman 150. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Hasil Belajar Kriteria Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah Sangat jelek - - Jelek 11, 13, 15, 18, 19, 22, 23, 26, 28, 30, 34, 35, 39, 43 14 Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 14, 17, 20, 25, 27, 29, 33, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 44, 45 25 Baik 8, 16, 21, 24, 31, 32 6 Sangat baik - - Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 5 halaman 142.

3.7.1.3 Tingkat Kesukaran