2.6 Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Malihah 2011 menunjukkan hasil bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 72,6 lebih tinggi daripada
kelas kontrol 60,8 dan setelah dilakukan uji t diperoleh nilai t
hitung
sebesar 18,58 sedangkan t
tabel
pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,9886 atau t
hitung
t
tabel
. Dapat diartikan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
kimia pada konsep laju reaksi. 2. Hasil penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Dewi 2013 menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dan
pembelajaran ceramah. 3. Utami 2013 menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing yang berlangsung di kelas XI IPA 5 SMAN 8
Malang pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki rata-rata keterlaksanaan sebesar 97 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing juga memberikan hasil belajar dan keterampilan proses sains yang lebih baik.
4.
Matthew dan Kenneth 2013 dari University Of Gambla menyatakan bahwa kelas yang diajar dengan model inkuiri terbimbing memiliki hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas dengan pembelajaran ceramah. Nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dengan pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah 13,96 dan 68,72 dengan nilai standar deviasi 6,92 dan 68,72. Sedangkan nilai pretest dan posttest kelas kontrol dengan
pembelajaran ceramah adalah 14,72 dan 55,17 dengan nilai standar deviasi 8,01 dan 12,58. Hasil posttest kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol.
5.
Rahmawati 2014 menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa nilai KPS kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pengukuran melalui tes
diperoleh peningkatan tertinggi di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek meramalkan, sedangkan peningkatan terendah di kelas eksperimen dan
kontrol pada aspek hipotesis. Melalui metode observasi KPS, diperoleh peningkatan tertinggi di kelas eksperimen pada aspek mengamati dan kelas
kontrol pada aspek komunikasi, sedangkan peningkatan terendah di kelas eksperimen pada aspek mengajukan pertanyaan dan kelas kontrol pada aspek
klasifikasi.
2.7 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Hidrolisis