17
pemutar video, sehingga lebih praktis.
Berikut adalah sedikit review dari media video tutorial swansoft
1.
Halaman Pembuka
Halaman pembuka memuat tampilan awal dari media pembelaja- -
ran ini yaitu muncul tulisan “Tutorial Pemrograman CNC Turning Menggunakan Swansoft CNC Simulation CNC System Fanuc 0i-T
”, serta terdapat simbol gambar universitas negeri semarang, dibawahnya
terdapat tulisan laboratorium desain dan CNC Universitas Negeri Semarang.
Gambar 2.3 Tampilan halaman pembuka
2. Halaman profil
Pada halaman profil berisikan identitas pembuat media pembelajaran video tutorial swansoft CNC system Fanuc 0i-T.
18
Gambar 2.4 Tampilan halaman profil
3. Halaman IsiMateri
Pada halaman ini berisikan materi yang akan disampaikan yaitu simulasi pengoperasian mesin bubut CNC dengan menggunakan
software swansoft fanuc oi-t. Proses pembelajaran dimulai dari rancangan gambar kerja dan
program kerja dari software mastercam, yang sudah dipelajari pada materi sebelumnya yaitu pemrograman CNC berbasis CADCAM. Pada
software mastercam dihasilkan NC kode yang selanjutnya ditransfer atau dibuka pada software swansoft untuk kemudian disimulasikan pada
swansoft dengan CNC system Fanuc 0i-T.
19
Gambar 2.5 Tampilan isi materi pada rancangan gambar 2 dimensi dengan mastercam
Gambar 2.6 NC kode yang akan ditransfer atau dimasukan pada Swansoft
Gambar 2.7 masuk ke software swansoft fanuc 0i-T
20
Gambar 2.8 Tampilan pada software swansoft fanuc 0i-T
4. Halaman Penutup
Halaman penutup berisi ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan video tutorial ini, baik
dari ahli materi, ahli media serta dosen penguji dan dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukannya untuk perbaikan kedepan.
Gambar 2.9 Tampilan penutup berisi ucapan terimakasih
8. CNC Computerized Numerically Control
a. Pengertian CNC
Menurut Sumbodo dkk 2008: 402, CNC merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem kontrol berbasis komputer
yang mampu menjalankan instruksi kode N dan G G-kode yang
21
mengatur kerja peralatan mesinnya, yakni sebuah alat mekanik bertenaga mesin yang digunakan untuk membuat komponen atau
benda kerja. Mesin perkakas CNC merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat membuat benda
kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi atau sisipan yang diarahkan secar numerik berdasarkan angka. Parameter sistem
operasisistem kerja CNC dapat diubah melalui program perangkat lunak software load program yang sesuai.
b. Mesin Bubut CNC
Menurut Widarto 2008: 311 mesin bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : Mesin Bubut CNC
Training Unit CNC TU dan Mesin Bubut CNC Production Unit CNC PU. Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang
sama, akan tetapi yang membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC TU dipergunakan untuk pelatihan
dasar pemrograman dan pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS External Programing Sistem. Mesin CNC jenis training
unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan- pekerjaan ringan dengan bahan yang relatif lunak. Mesin CNC PU dipergunakan
untuk produksi masal, sehingga mesin ini dilengkapi dengan aksesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis yang menerapkan prinsip
kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.
22
Gerakan Mesin Bubut CNC dikontrol oleh computer melalui NC kode yang telah dimasukan atau dibuat sebelumnya, sehingga
semua gerakan yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah memungkinkan mesin
untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.
c. Dasar -Dasar Pemograman Mesin CNC
Menurut Sumbodo, dkk 2008: 405 Sistem koordinat yang ada pada mesin CNC, yaitu: a sistem koodinat kartesius, yang
terdiri dari koordinat mutlak absolut dan koordinat berantairelatif inkremental, dan b sistem koordinat kutub koordinat polar, yang
terdiri dari koordinat mutlak absolut dan koordinat inkremental. 1
Pemrograman Absolut Pemrograman absolut adalah pemrogramman yang dalam
menentukan titik koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Seperti digambarkan dibawah ini :
Gambar 2.10 Pengukuran Metode Absolut Sumbodo dkk, 2008: 406
23
2 Pemrogramman Relatif inkremental
Pemrogramman inkremental adalah pemrograman yang pengukuran lintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu
pengukuran. Seperti digambarkan dibawah ini :
Gambar 2.11 Pengukuran Metode Inkremental Sumbodo dkk, 2008: 407
3 Pemrogramman Polar
Pemrogramman polar terdiri dari polar absolut mengacu pada panjang lintasan dan besarnya sudut α , β dan polar inkremental
mengacu pada panjang lintasan dan besarnya perubahan sudut α , β. Seperti digambarkan dibawah ini.
Polar Koordinat Absolutα,a Polar Koordinat Inkremental α,
∆a
B 5, 0° B 5, 0°
C 2V2, 135° C 2V2, 135°
A 2V2, 225° A 2V2, 270°
Gambar 2.12 Penguukuran Metode Polar Sumbodo dkk, 2008: 407 Titik Koordinat Inkremental
∆X, ∆Y A
1 , 1 B
4 , 0 C
-2 , 2
24
9. Swansoft