Teknik Membaca Naskah Drama

139 Pendidikan Nasional

3. Teknik Membaca Naskah Drama

Percakapandialog yang diucapkan oleh pemain harus memenuhi dua syarat, yaitu sebagai berikut. a. Dialog harus menunjang gerak laku tokohnya Dialog harus menggungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan para tokohnya yang berperan di atas pentas. b. Dialog yang diungkapkan di atas pentas harus lebih tajam dan tertib dari- pada ajaran sehari-hari. Para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog harus disampaikan secara wajar dan alamiah. Pahamilah petunjuk naskah drama berikut ini Gelandangan : Menjerit ketakutan. Abu : Berteriak Siapa kamu? Abu : Mengheningkan cipta selesai. Terima kasih. 1. Bentuklah kelompok sesuai dengan kebutuhan dalam naskah drama. 2. Bagilah tugas dan pilihlah tokoh tiap anggota. 3. Pahami dan hafalkan, kemudian ekspresikan dialog drama dalam naskah drama berikut ini Kapai-Kapai Arifin C. Noor Bagian Kelima 2 nama tokoh tindakan kramagung dialog pelaku wawancang 140 Bahasa Indonesia Kelas XI SMAMA Program IPA dan IPS Segerombolan gelandangan, umumnya cacat badan. Semua menyuarakan napas mereka. Mereka lapar. Sangat lapar. Mereka haus. Sangat haus. Mereka capek. Sangat capek. Abu : Mari kita mengheningkan cipta bagi arwah-arwah pahlawan kita yang telah gugur di medan juang. Semua berdiri Abu : Mengheningkan cipta mulai Bersama musik mereka mengheningkan cipta. Abu : Mengheningkan cipta selesai. Terima kasih. Semua menyuarakan napas mereka. Mereka lapar. Sangat lapar. Mereka haus. Sangat haus. Mereka capek. Sangat capek. B : Mari kita bertempur. Semua : Mari B : Kita bertempur mati-matian. Semua : Setuju. B : Kita memusnahkan musuh kita. Semua : Setuju B : Kita gigit tengkuknya. Semua : Setuju B : Majuuuuuuuuuuu Semua : Majuuuuu B : Gempuuuuuuuur Semua : Gempuuuuuuur B : Serbuuuuuuu Semua : Apa musuh kita? B : Siapa, ya? Semua : Ketawa B : Mana, mana kambingnya? Semua : Yang hitam warnanya? B : Lantang sekali Siapa? C : Malam turun. D : Kita pun terlindung. E : Siang tiba. F : Terserak kita. Mereka menyuarakan napas mereka. Mereka lapar. Sangat lapar. Mereka haus. Sangat haus. Mereka capek. Sangat capek. Yang Kelam : Dengan pasukan kontrol. Gelandangan-gelandangan : Menjerit ketakutan. Yang kelam : Dengan pasukannya keluar. 141 Pendidikan Nasional Semua menyanyi. Tawur ji tawur. Selamat dawa umur Berulang kali mereka menyanyikan itu. G : Horeeee Horeee Nyanyian berhenti G : Saya pura-pura nemu dompet. Semua : Pura-pura nemu dompet? G : Tebal sekali. Semua : Apa isinya? ….. : Kartu penduduk. Semua : Siapa punya? ….. : Tidak bernama. E, ada aliasnya. Alias Subroto. Semua : Apa lagi isinya? ….. : Banyak. Surat-surat. Semua : Marah Apa lagi isinya? ….. : O iya, uang. Semua : Begitu dong. Berapa? ….. : Seperak. Semua : Marah Apa? ….. : Saya punya. Semua : Marah Bilang lagi ….. : Bukan kalian punya. Semua : Marah Apa? Orang itu lari dan keluar. Semua : Perampok Mereka semua mengejar dan keluar. Abu : Iyem. Iyem. Memandang sunyi keliling Kelompok Kakek lewat dalam koornya. Iyem ikut di belakangnya. Abu : Sendiri, diam Persetan Diam Pasti pintu gua itu. Keluar. Para gelandangan muncul. Tampak mereka sedang menyelesaikan kunyahannya yang terakhir. Agaknya mereka baru saja makan daging mentah. Kemudian mereka semua merokok sehingga pentas penuh asap. ….. : Serang Semua : Maju ….. : Gempur ….. : Jangan beri ampun ….. : Lantang sekali Siapa musuh kita? Semua : Brengsek Tertawa 142 Bahasa Indonesia Kelas XI SMAMA Program IPA dan IPS Semua menyuarakan napas mereka. Mereka lapar. Sangat lapar. Mereka haus. Sangat haus. Mereka capek. Sangat capek. Abu : Siapa kamu? H : Menggelengkan kepala Abu : Bisu? H : Menggelengkan kepala Abu : Lalu siapa kamu? H : Menggelengkan kepala Abu : Berteriak Siapa kamu? Semua : bu. Abu : Setelah memandangi satu demi satu Sedang apa kalian? Semua : Mencari kambing hitam. Abu : Persetan. Buat apa? Setelah kamu temukan pangkal kemelaratan kalian, lalu kalian cincang-cincang, setelah puas kalian muntahkan, dendam purba itu, apa yang kalian dapatkan? Bahkan kalian habis tenaga sia-sia. Sunyi Abu : Persoalannya sangat menyakitkan sekali. Kenapa kita terlempar ke sini? Barangkali sunyi yang mendorong Ia menciptakan kita. Semua : Kenapa? Abu : Kita dikutuk Semua : Kenapa? Abu : Sunyi biang keladinya. Semua : Kenapa? Abu : Tak ada waktu untuk kenapa. Lebih baik kalian ikut saja. Kita pergi menuju kaki langit. Semua : Ke mana? Abu : Ke ujung dunia. Semua : Ke mana? Abu : Ke toko Nabi Sulaiman. Semua : Buat apa? Abu : Kita ambil cermin tipu daya. Semua : Buat apa? Abu : Untuk membebaskan kita dari kutuk ini. Semua : Bahagia? Abu : Ya, itu nama khasiatnya. Semua : Setuju. Abu : Berangkat kita sekarang. Kita seberangi samudra itu. Sudah kulihat pintu gua itu. Semua : Kami setuju. Abu : Kita masuki gua itu. Kita pungut pusaka itu. 143 Pendidikan Nasional Semua : Ya. Abu : Kita berangkat. Semua : Kita berangkat. Mereka menyeberangi samudra. Abu : Pintu gua. Semua : Ya. Abu : Ada pintu yang lain. Semua : Ya. Abu : Kita masuki. Semua : Ya. Abu : Ada pintu yang lain. Semua : Ya. Abu : Kita masuki Semua : Ya. Sunyi Abu : Itu dia. Semua : Pintu. Abu : Itu dia. Semua : Pintu Abu : Itu dia. Semua : Semuanya pintu. Abu : Semuanya cahaya. Semua : Semuanya pintu. Abu : Cermin Tipu Daya. Semua : Pintu. Pintu. Pintu. Abu : Cahaya. Semua : Pintu. Abu : Mak Semua : Mak Abu : Mak Semua : Mak Abu : Emak datang Emak datang Semua : Emak datang Emak datang Bersama Abu mereka tampak bergembira. Sebagian bermain sebagai rombongan Tanjidor. Sebagian lagi bermain yang lain. Semuanya riah dalam pesta. Emak, Yang kelam, dan Bulan muncul di hadapan mereka. Dalam pesta itu Abu mengucapkan pidato. Sebelumnya ia telah mendapatkan mahkota dari Emak. Yang Kelam : Setelah menyerahkan Cermin Tipu Daya Ini adalah tahun 1980. Dan bukan tahun 1919. Sudah waktunya kau mati. 144 Bahasa Indonesia Kelas XI SMAMA Program IPA dan IPS

C. Menemukan Fakta dan Opini