Faktor Determinan Perilaku Seksual Remaja SMA se-Kota Semarang

4.1.2 Faktor Determinan Perilaku Seksual Remaja SMA se-Kota Semarang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja siswa SMA se-Kota Semarang. Pengujian hipotesiss dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda pada output SPSS Versi 17 untuk menguji variabel X faktor determinan yakni faktor motivasi, rasa ingin tahu, berkembangnya organ seksual, teman sepermainan, orangtua, media dan televisi serta tingkat religiuitas dan variabel terikat Y perilaku seksual remaja. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilaksanakan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Kemudian dilanjutkan analisis regresi linear berganda. 4.1.3.1 Uji Normalitas Uji Normalitas dilaksanakan untuk menguji apakah model regresi variabel bebas dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah apabila memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal tidaknya dapat dilihat dari penyebaran data titik pada sumbu diagonal. Dasar diambilnya keputusan adalah sebagai berikut: - Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. - Jika data menyebar berjarak atau jauh dan mengikuti atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengolahan data untuk uji normalitas dapat dilihat dari scatter plot sebagai berikut : Gambar 4.1 Berdasarkan gambar diketahui bahwa persebaran titik pada gambar normal probability plot cenderung membentuk garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal. 4.1.3.2 Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda maka disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah apabila varians dari pengamatan tetap atau homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mengetahui heteroskedasitasnya dapat dilihat pada Diagram plot antara nilai prediksi variabel terikat dependent yaitu ZPRED dengan residualnya SPESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada Diagram scatter plot. Hasil ujinya adalah Gambar 4.2 Dari Diagram dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y Prediksi – Y sesungguhnya terlihat titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi faktor determinan perilaku seksual remaja. 4.1.3.3 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel independent. Jika terjadi, maka terdapat masalah yang dinamakan problem Multikolinieritas Multi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independent. Untuk mendeteksinya bisa dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Nilai yang umum dipakai pedoman bebas multikolinearitas adalah sebagai berikut: - Mempunyai nilai VIF dibawah 10 - Mempunyai angka tolerance dibawah 1 Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 130.064 17.966 7.240 .000 Motivasi 8.950 3.678 .276 2.433 .003 .304 3.291 Rasaingintahu .562 5.433 .009 .103 .000 .576 1.736 Berkembangnyaorg anseksual 4.465 4.082 .107 1.094 .000 .409 2.444 Temansepermainan 2.334 3.559 .070 .656 .000 .345 2.901 Orangtua .265 3.152 .006 .084 .000 .879 1.137 Mediadantelevisi 4.821 4.050 .104 1.190 .000 .512 1.953 tingkatreligiuitas 1.223 3.108 .029 .393 .001 .697 1.435 a.DependentVariable:Perilaku seksual Hasil dari bagian coefficients terlihat untuk ke lima variabel independent memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu variabel motivasi sebesar 3,291, rasa ingin tahu sebesar 1,736, variabel berkembangnya organ seksual sebesar 2,444, teman sepermainan sebesar 2,901 dan variabel orangtua sebesar 1,137, media dan televisi sebesar 1,953 serta tingkat religiuitas sebesar 1,435. Demikian pula dengan nilai tolerance masing-masing variabel di bawah angka 1. Variabel motivasi sebesar 0,304, rasa ingin tahu sebesar 0,576, berkembangnya organ seksual 0,409, untuk variabel teman sepermainan sebesar 0,345, orangtua sebesar 0,879,media dan televisi sebesar 0,512 dan terakhir untuk variabel tingkat religiuitas sebesar 0,697. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak memiliki problem multikolinearitas dan data bisa dipakai.

4.1.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependent yang dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 17. Berdasarkan tabel dibawah, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah : Y=130,064+8,950X 1 +0,562X 2 +4,465X 3 +2,334X 4 +0,265X 5 +4,821X 6 +1,223X 7 Adapun tabel hasil analisisnya adalah sebagai berikut : Dari persamaan regresi ganda tersebut dapat dilihat bahwa: a. Variabel Motivasi X 1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang Tabel 4.12 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 130.064 17.966 7.240 .000 Motivasi 8.950 3.678 .276 12.433 .003 Rasaingintahu .562 5.433 .009 9.103 .000 Berkembangnyaorganseksual 4.465 4.082 .107 2.094 .000 Temansepermainan 2.334 3.559 .070 2.656 .000 Orangtua .265 3.152 .006 1.984 .000 Mediadantelevisi 4.821 4.050 .104 1.990 .000 Tingkatreligiuitas 1.223 3.108 .029 3.393 .001 a.DependentVariable:Perilaku seksual b. Variabel Rasa ingin tahu X 2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang c. Variabel Berkembangnya organ seksual X 3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang d. Variabel Teman sepermainan X 4 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang e. Variabel Orangtua X 5 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang f. Variabel Media dan Televisi X 6 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang g. Variabel Religiuitas X 7 berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku seksual siswa SMA se-Kota Semarang Uji Hipotesis 4.1.2.5.1 Uji t Yaitu pengujian koefisien regresi secara parsial yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan langkah-langkah sebagai berikut: - Ho diterima apabila : t hitung t tabel - Ho ditolak apabila : t hitung t tabel - Level of Significance tingkat signifikan α = 5 atau 0,05 - Tingkat kepercayaan yang digunakan 95 - df n-1, df=344-1=343 - t tabel = 1,96 a. Tes Hipotesis Pengaruh Motivasi X 1 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis: Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi X 1 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi X 1 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 12,443 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,03 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel motivasi X 1 terhadap perilaku seksual remaja Y b. Tes Hipotesis Pengaruh Rasa Ingin Tahu X 2 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis: Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Rasa ingin tahu X 2 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel rasa ingin tahu X 2 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 9,103 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,00 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Rasa ingin tahu X 2 terhadap perilaku seksual remaja Y c. Tes Hipotesis Pengaruh Berkembangnya Organ Seksual X 3 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis: Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Berkembangnya organ seksual X 3 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel berkembangnya organ seksual X 3 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 2,094 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,03 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Berkembangnya Organ Seksual X 3 terhadap perilaku seksual remaja Y d. Tes Hipotesis Pengaruh Teman Sepermainan X 4 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Teman sepermainan X 4 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel teman sepermainan X 4 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 2,656 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,00 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Teman sepermainan X 4 terhadap perilaku seksual remaja Y e. Tes Hipotesis Pengaruh Orangtua X 5 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis: Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Orangtua X 5 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Orangtua X 5 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 1,984 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,00 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Orangtua X 5 terhadap perilaku seksual remaja Y f. Tes Hipotesis Pengaruh Media dan Televisi X 6 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis: Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Orangtua X 6 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel media dan televisi X 6 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 1,990 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,00 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Orangtua X 6 terhadap perilaku seksual remaja Y g. Tes Hipotesis Pengaruh Tingkat Religiuitas X 7 Terhadap Perilaku Seksual Remaja Y Dikemukakan hipotesis: Ho: β ≤ 0 yang berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel tingkat religiuitas X 7 terhadap perilaku seksual remaja Y Ha: α ≥ 0 yang berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Tingkat Religiuitas X 7 terhadap perilaku seksual remaja Y Dari perhitungan didapat nilai t hitung 3,393 ≥ 1,96 dengan signifikansi sebesar 0,01 dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Orangtua X 5 terhadap perilaku seksual remaja Y. Kemudian dilanjutkan menganalisis variabel satu per satu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tiap variabel X. Dan dibawah ini adalah tabel yang menunjukkan besar pengaruh tiap variabel X. Tabel 4.13 Persentase Pengaruh Variabel Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Pengaruh B Std. Error Beta Motivasi 8.950 3.678 .276 12.433 .000 12,2 Rasa Ingin Tahu .562 5.433 .009 9.103 .003 15,6 Berkembangnya Organ Seksual 4.465 4.082 .107 2.094 .000 13,6 Teman Sepermainan 2.334 3.559 .070 2.656 .000 9,3 Orangtua Media dan Televisi Tingkat Religiuitas .265 4.821 1.223 3.152 4.050 3.108 .006 .104 .029 1.984 1.990 3.393 ,000 .000 .001 4,8 14,5 8,9 a. Dependent Variable: PerilakuSeksual 4.1.1.6 Koefisien Determinasi R 2 Analisis koefisien determinasi R 2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas faktor motivasi X 1 , rasa ingin tahu X 2 , berkembangnya organ seksual X 3 , Teman sepermainan X 4 , orangtua X 5 , media dan televisi X 6 dan religiuitas X 7 , terhadap perilaku seksual Y. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai berikut. Tabel 4.13 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .396 a .157 .129 24.279 1.585 a. Predictors: Constant, tingkatreligiuitas, Orangtua, Rasaingintahu, Mediadantelevisi, Berkembangnyaorganseksual, Temansepermainan, Motivasi b. Dependent Variable: Perilakuseksual Angka R Square atau Koefisien Determinasi adalah 0,157, namun untuk jumlah variabel independen lebih dari dua lebih baik digunakan Adjusted R Square , adalah 0,129 selalu lebih kecil dari R Square, hal itu berarti bahwa variasi perubahan perilaku seksual Y dipengaruhi oleh perubahan motivasi X 1 , rasa ingin tahu X 2 , berkembangnya organ seksual X 3 , teman sepermainan X 4 , orangtua X 5 , media dan televisi X 6 dan tingkat religiuitas X 7 sebesar 12,90. Jadi besarnya pengaruh motivasi X 1 , rasa ingin tahu X 2 , berkembangnya organ seksual X 3 , teman sepermainan X 4 , orangtua X 5 , media dan televisi X 6 dan tingkat religiuitas X 7 terhadap perilaku seksual Y sebesar 12,90, sedangkan sisanya sebesar 83,10 dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

4.2 Pembahasan