Adapun indikator-indikator dari faktor-faktor determinan dalam perilaku seksual yang akan diteliti yaitu: 1 Motivasi untuk melakukan perilaku seksual, 2
Rasa ingin tahu dalam diri remaja, 3 Mulai berkembangnya organ-organ seksual, 4 Faktor Teman sepermainan peer group, 5 Faktor Orang Tua, 6 Media dan
Televisi, 7 Tingkat Religiusitas.
2.4 Hubungan antara Perilaku Seksual Remaja Dengan Faktor
Determinannya
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa yang penting dan khusus karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi yang disebut masa pubertas. Perkembangan seksual remaja ditandai dengan adanya mennarche pada wanita
dan noctual ejaculation pada pria, sehingga sejak itu fungsi reproduksi bekerja dengan segala konsekuensinya. Idealnya remaja telah memperoleh pengetahuan
yang memadai tentang seks. Ketidaksiapan remaja menghadapi perubahan dalam dirinya termasuk dorongan seks yang mulai meningkat dan sulit dikendalikan
tidak jarang hal tersebut menyebabkan konflik hebat dalam dirinya. Kemudian hal itu diperparah dengan mudahnya remaja mengakses informasi tentang seks yang
keliru melalui media cetak dan elektronik. Informasi yang keliru akan berpengaruh pada perilaku seksual remaja.
Selain itu faktor orang tua yang belum maksimal menanamkan pendidikan seks sejak dini merupakan sebab yang tidak dapat dielakkan. Kesempatan untuk
berdiskusi tentang masalah reproduksi masih sangat terbatas, karena masih banyak orang tua yang menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan. Padahal
orang tua merupakan pihak pertama yang bertanggungjawab atas pendidikan seksual pada anak. Kemudian ditambah dengan turunnya tingkat religuitas pada
remaja yang dibarengi dengan rendahnya iman remaja juga memberikan kontribusi penting terhadap perilaku seksual remaja. Agama merupakan pedoman
yang harus dimilki oleh seseorang, karena dengan agama perilaku yang dihasilkan akan terarah dan terhindar dari perilaku menyimpang seperti perilaku seksual.
Terlebih lagi teman sepermainan peer group baik di lingkungan sekolah maupun rumah juga amat berpengaruh.
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik secara fisik maupun psikis dan diekspresikan untuk menarik lawan
jenis maupun sesama jenis hingga sampai pada tingkah laku berkencan. Ketika berkencan ekpresi perasaan diwujudkan dengan cara berpegangan tangan,
berpelukan, berciuman, sentuhan-sentuhan ke daerah sensitif pasangan yang bertujuan untuk membangkitkan, menikmati dan memuaskan hasrat atau dorongan
seks. Selain itu aktivitas lain yang dilakukan untuk pemenuhan kepuasan seks yaitu dengan fantasi seksual dan meilhat majalah porno.
Faktor determinan adalah segala faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku baik faktor internal tidak kasat mata maupun faktor eksternal yang
dapat diamati secara langsung. Faktor determinan yang berpengaruh terhadap perilaku seksual yaitu motivasi, rasa ingin tahu, mulai berkembangnya organ
seksual, orang tua, teman sepermainan, media dan televisi serta religiuitas. Remaja disini merupakan individu yang berusia antara 15-19 tahun. Hal
ini berarti mereka dalam usia sekolah menengah atas SMA. Sekolah menengah
atas SMA adalah jenjang pendidikan menengah formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama SMP.
Berdasarkan paparan diatas maka remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku seksual dan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya perilaku tersebut.
40
BAB 3 METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah dan pada dasarnya adalah rangkaian dalam kegiatan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.
Penelitian selalu berpedoman pada tata cara atau metode yang benar dan relevan. Metode penelitian sendiri merupakan cara yang harus ditempuh dalam penelitian
ilmiah guna menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Hal yang perlu diperhatikan adalah metode yang digunakan harus
sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai, sehingga penelitian dapat mengarah dan sistematis. Berdasarkan hal tersebut, dalam bab 3 ini akan
dibahas secara sistematis mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, metode penyusunan instrumen, dan
metode analisis data.
3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto, 2006:130. Menurut Sugiyono 2008: 117 menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.”