Remaja Perilaku Seksual Remaja

2.2 Perilaku Seksual Remaja

Perilaku seksual remaja merupakan bagian dari perilaku sosial yang bersifat wajar, disebut perilaku sosial karena perilaku seksual remaja melibatkan orang lain terutama lawan jenis. Perilaku seksual remaja adalah segala tingkah laku yang diakibatkan adanya dorongan hasrat seksual seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan oleh individu dalam masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa.

2.2.1 Remaja

2.2.1.1 Pengertian Remaja Secara etimologi, kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti to grow atau to grow maturity Golinko, 1984 dalam Rice, 1990. Menurut Hurlock 1999:206 “remaja diartikan tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.” Sedangkan Papalia dan Olds 2001 mendefinisikan “masa remaja sebagai masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan atau awal dua puluhan tahun.” Sedangkan menurut WHO badan PBB untuk kesehatan dunia “batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun.” Selain itu Salman dalam Yusuf, 2009: 184 mengemukakan bahwa “remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung dependence terhadap orangtua ke arah kemandirian independence, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.” Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan, ternyata tidak lagi cocok sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja, sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada usia belasan 15-18 tahun kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa arti dari remaja adalah individu yang berada pada masa transisi atau peralihan dari masa anak- anak menuju masa dewasa yang mengalami perubahan cepat dan ditandai dengan adanya perubahan aspek baik fisik, psikis maupun psikososial. Rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal, remaja madya dan remaja akhir, maka remaja sekolah menengah atas berada dalam usia 1516 tahun sampai 1819 tahun. 2.2.1.2 Ciri-ciri Masa Remaja Usia sekolah menengah atas bertepatan dengan masa remaja yang mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri khas dan peranan yang menentukan dalam kehidupannya dalam masyarakat orang dewasa. Masa remaja seperti halnya semua rentang dalam kehidupan juga memilki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan rentang kehidupan lainnya, baik dalam periode sebelum maupun sesudahnya, seperti yang disebutkan Soeparwoto dalam Ekasari, 2009:19 yaitu : 1 Masa remaja sebagai periode penting 2 Masa remaja sebagai periode peralihan 3 Masa remaja sebagai perubahan 4 Masa remaja sebagai periode bermasalah 5 Masa remaja sebagai masa mencari identitas 6 Masa remaja yang menimbulkan ketakutan 7 Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik 8 Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Yusuf 2009:26 menyatakan bahwa “pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dukanya, mencari sesuatu yang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.” Sedangkan menurut Ali dan Asrori 2006:16 ciri-ciri atau karakteristik remaja meliputi : 1 Kegelisahan, remaja umumnya memiliki angan-angan yang ingin diwujudkannya dalam masa depan. Seringkali angan-angan atau keinginan ini diluar kemampuan dirinya sehingga mengakibatkan kegelisahana dalam diri mereka, 2 Pertentangan, dalam hal ini kondisi psikologis remaja berada diantara keinginan untuk melepaskan diri dari orangtua namun mereka belum siap dan mampu untuk mandiri. Mereka belum berani mengambil resiko untuk meninggalkan lingkungan keluarga yang sudah terbukti aman bagi mereka. sehingga hal itu menimbulkan banyak pertentangan pendapat antar mereka dan orangtua. Dan seringnya pertentangan itu terjadi mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja maupun orang lain, 3 Mengkhayal, keinginan-keinginan remaja tidak semuanya dapat tersalurkan sepenuhnya. Hambatan-hambatan baik dari segi biaya atau yang lain mengakibatkan remaja sering megkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalannya melalui fantasi. Khayalan remaja putra seringkali berkisar antara persoalan prestasi dan jenjang karier sedangkan remaja putri lebih banyak berkhayal tentang situasi yang romantis dalam kehidupan, 4 aktivitas berkelompok, banyak dari remaja yang dapat menemukan jalan keluar dari masalahnya ketika mereka berkumpul dengan teman sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Dalam kelompok semua kesulitan dapat diatasi secara bersama-sama, 5 Keinginan mencoba segala sesuatu, maksudnya adalah pada masa ini remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi high curiosity. Keingintahuan yang teramat tinggi ini mengakibatkan remaja ingin bertualang menjelajah sesuatu dan mencobanya, seperti keinginannya melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa. Ciri-ciri yang dijelaskan tersebut juga dipertegas oleh Willis 2010: 24 yang menyebutkan bahwa “ciri-ciri masa remaja yaitu timbulnya ide-ide baru tentang hidup berdiri sendiri, ingin melepaskan diri dari orangtua, kebebasan dalam memilih jalan hidup sendiri, mempunyai perasaan gelisah, dan mulai bekerjanya kelenjar seks dengan aktif.” 2.2.1.3 Tugas – Tugas Perkembangan Selama Masa Remaja Setiap individu dan berkembang selama rentang kehidupannya melalui beberapa tahap perkembangan yang memilki serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan secara optimal oleh masing-masing individu. Menurut Monks 1999:258 menyebutkan bahwa “perkembangan kepribadian seseorang, remaja mempunyai arti yang khusus, namun masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Lebih lanjut lagi Monks menjelaskan bahwa remaja berada dalam status interm yang mana status tersebut berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sebagai akibat berkembangnya atau pemasakan seksual pubertas. Masa peralihan ini sangat diperlukan remaja untuk mempelajari apakah mereka mampu memikul tanggungjawabnya nanti dalam masa dewasa. Lebih lanjut lagi Havighurst mengemukakan tugas-tugas perkembangan bagi remaja usia 12-18 tahun yaitu: 1 Perkembangan aspek-aspek biologis, 2 Menerima peranan dewasa berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat sendiri, 3 Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan atau orang dewasa yang lain, 4 merealisasi suatu identitas sendiri dan dapat mengadakan partsipasi dalam kebudayaan pemuda sendiri. Selanjutnya ditekankan oleh Hurlock 1999:10 bahwa tugas-tugas perkembangan masa remaja yaitu: 1 Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita 2 Mencapai peran sosial pria, dan wanita 3 Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, 4 Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab, 5 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, 6 Mempersiapkan karier ekonomi 7 Mempersiapkan perkawinan dan keluarga 8 Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Dari berbagai tugas perkembangan remaja yang telah djelaskan maka tugas perkembangan yang disesuaikan dengan perkembangan remaja usia sekolah menengah antara lain: 1 Perkembangan aspek biologis, 2 Mendapatkan kebebasan kemandirian emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya, 3 Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, 4 Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. 2.2.1.4 Fase – Fase Perkembangan Remaja Fase perkembangan merupakan penahapan rentang dalam perjalanan kehidupan individu yang diwarnai dengan ciri maupun pola tingkah laku khusus. Hurlock 1999 menjelaskan “tahap-tahap perkembangan individu pada remaja meliputi: 1 Pre Adolesence, pada umumnya wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat daripada itu, 2 Early Adolesence pada usia 16-17 tahun, 3 Late Adolesence , masa perkembangan yang terkahir sampai masa usia kuliah perguruan tinggi.” Selain itu Yusuf 2009: 26 mengemukakan bahwa “masa remaja diperinci menjadi beberapa masa yaitu: 1 Masa praremaja remaja awal, 2 Masa remaja remaja madya, 3 Masa remaja akhir.” Tahapan dalam masa remaja tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1 Masa Remaja Awal Masa remaja awal atau praremaja biasanya berlangsung tidak terlalu lama dan sering disebut masa yang negatif, karena remaja pada masa ini cenderung tidak tenang, malas bekerja dan pesimis. 2 Masa Remaja Madya Pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup dalam diri remaja, mulai membutuhkan teman yang mampu memahami dan menolongnya, teman yang dapat bersimpati dalam suka maupun dukanya. Masa ini dipandang sebagai masa pencarian sesuatu yang dapat dinilai, dijunjung dan dipuja-puja sehingga masa ini sering disebut sebagai masa merindu puja. 3 Masa Remaja Akhir Pada masa ini merupakan akhir dari masa remaja. Hal ini dikarenakan remaja telah mampu mennetukan pendirian hidupnya. Tugas-tugas perkembangan telah terpenuhi secara optimal. 2.2.1.5 Perubahan Selama Masa Remaja Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Perubahan Fisik Selama Masa Remaja Pada saat masa puber berakhir pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna dan begitu juga belum sepenuhnya ketika akhir masa awal remaja. Dalam Desmita 2009: 190-193 menjelaskan bahwa “perkembangan fisik remaja meliputi: 1 Perubahan dalam tinggi dan berat, 2 Perubahan dalam proporsi tubuh, 3 perubahan pubertas, 4 Perubahan ciri-ciri seks Primer Alat Reproduksi, 5 Perubahan ciri-ciri seks sekunder.” 2 Perkembangan Kognitif Selama Masa Remaja Ditinjau dari perkembangan fisik menurut Piaget dalam Yusuf,2009: 195 “masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal operasi = kegiatan-kegiatan mental berbagai gagasan.” Pada dasarnya remaja secara mental telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dapat dikatakan bahwa berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir konkret. Selain itu ditegaskan pula bahwa remaja mampu memecahkan masalah secara benar, tetapi tidak seterampil orang dewasa yang itu menunjukkan bahwa wawasan atau perspektif yang luas terhadap suatu masalah Sigelman Shaffer, 1995. 3 Keadaan Emosi Selama Masa Remaja Masa remaja dianggap sebagai masa “tekanan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Hal ini ditegaskan oleh Geldard 2010: 9 yang menyebutkan bahwa: Selama masa remaja, peningkatan hormon seksual bisa mempengaruhi kondisi emosional anak muda. Salah satu asumsi menjelaskan bahwa hormon merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan perubahan suasana hati dan hal ini membuat perubahan besar pada remaja seperti perubahan dalam hubungan sosial, perubahan dalam diri kepercayaan dan perilaku, dan perubahan pandangan diri. Selain itu Yusuf 2009:196 mengemukakan “bahwa pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.” Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa keadaan emosi selama remaja sangat erat kaitannya dengan perubahan-perubahan baik dalam fisik maupun hormonal. 4 Perubahan Sosial Untuk mencapai tujuan dari sosialisai dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial dan pengelompokan sosial yang baru. Maka dari itu remaja akan lebih banyak menggunakan waktunya berada diluar rumah dan berkumpul bersama teman-teman sebaya sebagai kelompok sehingga dapat dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Dalam Yusuf 2009:199 menjelaskan mengenai karakteristik penyesuaian sosial remaja di tiga lingkungan yaitu : 1 Lingkungan Keluarga, misalnya menjalin hubungan baik dengan para anggota keluarga, menerima otoritas orangtua, menerima tanggungjawab dan batasan keluarga, berusaha membantu anggota keluarga. 2 Lingkungan Sekolah, misalnya mau menerima peraturan sekolah, berpartsipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah, menjalin persahabatan dengan teman, bersikap hormat terhadapa guru maupun staf lainnya. 3 Lingkungan Masyarakat, misalnya mengakui hak-hak orang lain, memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain, bersikap simpati terhadap orang lain, bersikap respek terhadap tradisi maupun kebijakan- kebijakan di masyarakat.

2.2.2 Perkembangan Seksualitas Remaja