International Maritime Organization IMO Administrator Pelabuhan

2.6 International Maritime Organization IMO

IMO adalah badan dari United Nations atau Persatuan Bangsa-Bangsa yang membuat peraturan-peraturan tentang Keselamatan Kapal dan Kemaritiman. Menurut Suyono 2005 pada tahap permulaan berdiri, IMO mengkonsentrasikan diri terhadap keamanan kapal dan peraturan-peraturan terkait. Namun kemudian berkembang menjadi keamanan lingkungan di mana kapal berada. Oleh karena itu, terbentuklah konvensi–konvensi seperti : 1 Safety of Life at Sea SOLAS Convention 19741978 2 Marine Polution Prevention MARPOL 19731978 3 Standard of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers STCW Convention 19781995 4 Tonnage Measurement 5 Loadline Convention Di dalamnya termasuk juga beberapa amandemen dari setiap konvensi. Atas prakarsa Amerika Serikat kepada PBB sebagai tindakan antisipasi terhadap serangan terorisme, anggota IMO diminta untuk menerapkan : 1 Regional Maritime Security Inisiatif RMSI; yaitu kerjasama regional untuk menjaga keselamatan kapal-kapal cargo, tanker, passanger di laut 2 Container Security Inisiative CSI; yaitu kewenangan mencurigai, memeriksa, menahan dan menangkap container berisi bombom nuklir weapon massal destructive, limbah dan lain lain di laut bebas. 3 Proliferation Security Inisiative PSI; yaitu kewenangan menahan, memeriksa dan menangkap kapal-kapal yang terindikasi dan terbukti melakukan kegiatan pelanggaran hukum laut internasional di laut bebas. PSI adalah gagasan dan upaya Amerika Serikat untuk mengajak negara – negara pantai bergabung untuk menerapkan keinginannya dalam rangka menangkal serangan teroris kenegaranya. Dalam hal ini pemerintah Indonesia dengan tegas menolak gagasan PSI tersebut 4 Monitoring, Controlling, Surveillance and Enforcement MCSE; yaitu kegiatan mengadakan pemantauanpengamatan, pengendalian, dan pengawasan pada kapal-kapal yang dicurigai melakukan tindakan illegal dan memberikan tindakan serta sanksi sesuai hukum yang berlaku.

2.7 Administrator Pelabuhan

Administrator pelabuhan mempunyai tugas memadukan rencana operasional tambatangudang dan fasilitas pelabuhan lainnya. Administrator juga mengendalikan kelancaran arus kapal dan barang dan mengadakan pembinaan dan tenaga Kerja Bongkar Muat TKPBM serta mengkoordinir instansi yang ada dalam pelabuhan Suyono, 2005. Adapun instansi pemerintah dan perusahaan swasta yang berperan di pelabuhan adalah sebagai berikut : 1. Instansi Pemerintah 1 Admintrator Pelabuhan 2 Bea Cukai 3 Syahbandar 4 Imigrasi 5 Dinas Karantina dan Dinas Kesehatan 6 Keamanan dan Ketertiban 7 Sucofindo 2. Perusahaan Swasta terdiri dari : 1 Perusahaan Pelayaran 2 Perusahaan Bongkar Muat PBM 3 Ekspedisi Muatan Kapal Laut EMKL dan Freight Forwarder 4 Perusahaan Angkutan Bandar 5 Perusahaan Angkutan Darat 6 Perbankan 7 Surveior 8 Jasa Konsultan 9 Perusahaan persewaan peralatan 10 Pemasok Administrator pelabuhan mempunyai tugas menyelenggarakan memberikan pelayanan keselamatan pelayaran di dalam daerah lingkungan kerja dan di daerah kepentingan pelabuhan untuk memperlancar angkutan laut. Kantor Administrator dikalsifikasikan dalam lima kelas yaitu : kelas satu, kelas dua, kelas tiga, kelas empat dan kelas lima. Adapun klasifikasi pelabuhan di Indonesia telah mendapatkan pembagian tugas dengan standar struktur organisasi yang seragam, khususnya Pelabuhan Tanjung Emas Jawa Tengah adalah klasifikasi pelabuhan Indonesia yang dikelompokkan pada kelas tiga. Kondisi-kondisi pelabuhan- pelabuhan Indonesia menurut kelasnya tersebut tidak jauh berbeda dan mendekati sama khususnya untuk kondisi penegakan hukum dan SAR di perairan pelabuhan besar di Indonesia lainnya seperti di Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Priok, Belawan, Makasar, dan lain-lain.

2.8 Direktorat Polisi Air POLRI