2.5 International Ship and Port Facility Security Code ISPS Code
Suyono 2005, menerangkan bahwa kapal merupakan sasaran empuk bagi teroris, karena dengan mobilitas potensinya dapat digunakan untuk melakukan
kerusakan yang sangat besar agar dunia mengetahui motif politiknya. Maka diciptakanlah ISPS Code oleh beberapa badan Internasional seperti :
1 International Chamber of Shipping ICS 2 The Batic and International Maritime Council BIMCO
3 The Society of International Gas Tanker and Terminal Operators SIGTTO 4 The International Parcel Tanker Association PTA
5 The Oil Companies International Maritime Forum OCIMF 6 The World Nuclear Transport Institute WNTI
7 The International Association of Port and Harbour IAPH 8 The United States Coast Guard USCG
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 32003, Pelabuhan Tanjung Emas ditetapkan sebagai salah satu pelabuhan di Indonesia
yang wajib melaksanakan International Ships and Port Facility Security Code
ISPS Code. Menurut Motik 2005, International Ship and Port Facility Security
Code ISPS Code yang diterjemahkan menjadi Kode Internasional Keamanan
Kapal dan Fasilitas Pelabuhan merupakan bagian dari IMO MSC International Maritime Organization Maritime Security Comitee
adalah suatu tindakan dan prosedur untuk mencegah aksi teroris pasca serangan bom di WTC New York
yang akan mengancam keamanan para penumpang dan awak kapal serta keselamatan kapal. ISPS Code telah diadopsi oleh salah satu resolusi pada 12
Desember 2002 oleh Konferensi negara anggota yang dimasukkan ke dalam
Konvensi Internasional untuk keselamatan jiwa di laut.
Tujuan dari ISPS Code ini adalah: 1 untuk menetapkan suatu kerangka Internasional yang melibatkan kerjasama antara negara anggota, instansi
pemerintah, administrasi lokal, pelayaran dan industri pelabuhan; 2 untuk mendeteksi dan menilai ancaman keamanan dan mengambil tindakan pencegahan
terhadap insiden keamanan yang mempengaruhi kapal dan fasilitas pelabuhan yang digunakan dalam perdagangan internasional; 3 untuk menetapkan peran dan
tanggung jawab masing-masing dari semua pihak yang terkait di tingkat nasional dan internasional; 4 untuk menjamin keamanan maritime; 5 untuk memastikan
efisiensi dan secara dini penyusunan dan pertukaran informasi terkait dengan keamanan; 6 untuk menyediakan suatu metodologi bagi penilaian keamanan agar
supaya dapat membuat rencana dan prosedur yang menjamin kepercayaan yang cukup dan tindakan keamanan maritim yang proporsional dan siap sedia.
Adapun sasaran dari ISPS code ini adalah : 1 untuk menetapkan suatu kerangka internasional yang menyertakan kerjasama
antara negara anggota, instansi pemerintah, administrasi lokal, pelayaran dan industri pelabuhan untuk mendeteksi keamanan yang mempengaruhi kapal
dan fasilitas pelabuhan yang digunakan dalam perdagangan internasional. 2 untuk menetapkan tanggung jawab dan peran masing-masing negara anggota,
instansi pemerintah, administrasi lokal, pelayaran dan industri pelabuhan ditingkat internasional dan nasional, untuk menjamin keamanan maritim.
3 untuk memastikan koleksi efisiensi dan pertukaran informasi dini terkait dengan keamanan.
4 menyiapkan suatu metodologi untuk penilaian keamanan agar supaya dapat membuat rencana dan prosedur untuk beraksi sesuai perubahan tingkat
keamanan, dan 5 untuk memastikan keyakinan yang cukup dan tindakan keamanan maritim
yang sebanding. Struktur Organisasi ISPS Code di Pelabuhan laut disajikan pada Gambar 2
berikut ini :
PORT SECURITY OFFICER ADPEL
ORGANISASI KEAMANAN
BERWENANG
SHIP SECURITY OFFICER COMPANY SECURITY OFFICER
DEPUTY PORT SECURITY OFFICER
SECRETARY ADMINSITRASI DIKLAT
PERLENGKAPAN
MARINE PORT SECURITY COMITTEE
PORT MASTER ADPEL
KOORDINATOR
TNI AL PELINDO III
POLRES KPPP INSA
KARANTINA KES PEL
IMIGRASI BEA CUKAI
DIR POLAIRUD ADPEL
Gambar 2. Struktur organisassi ISPS code Pelabuhan Tanjung Emas
PORT FACILITY SECURITY OFFICER
TERMINAL SAMUDERA
TERMINAL PENUMPANG
TPKS
Sumber: Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, 2007
2.6 International Maritime Organization IMO