Search And Rescue SAR Ekonomi Kelautan

2.10 Search And Rescue SAR

Indonesia sebagai anggota International Maritim Organization IMO dan International Civil Aviation Organization ICAO mempunyai konsekuensi yang logis untuk dapat menangani musibah-musibah penerbangan ataupun musibah pelayaran, sehingga Indonesia sudah selayaknya mempunyai organisasi SAR untuk mewujudkan harapan dunia Internasional yaitu mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran, yang mengkoordinir segala kegiatan-kegiatan SAR dibawah satu komando. Untuk mengantisipasi tugas-tugas SAR tersebut ditetapkan Keputusan Presiden Nomor: 111972 tanggal 28 Februari tahun 1972 tentang pembentukan Badan SAR Indonesia BASARI. Pusarnas merupakan unit BASARI yang bertanggung jawab sebagai pelaksana organisasi kegiatan SAR di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi tugas dan fungsi SAR di Indonesia, pada tahun 1979 melalui Keputusan Presiden Nomor : 471979, Pusarnas yang semula dibawah BASARI, dimasukkan kedalam struktur organisasi Departemen Perhubungan dan namanya diubah menjadi Badan SAR Nasional BASARNAS, yang membawahi BASARDA tipe A dan tipe B. Struktur BASARNAS diperlihatkan pada Gambar 5 berikut ini:

2.11 Ekonomi Kelautan

Ekonomi kelautan merupakan kegiatan pengelolaan, pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang berada di wilayah pesisir dan laut seperti kegiatan industri budi daya rumput laut, teripang, ikan kerapu, mutiara, pengembangan wisata bahari, produksi garam dapur, budi daya dan pengolahan hasil perikanan, industri perkapalan, pelabuhan dan pelayaran, perniagaan antar pulau serta perniagaan antar benua. Perikanan merupakan salah SUBBID PELATIHAN KESIAGAAN SUBBID RAH POT EVALUASI OPS SEKRETARIAT PERENCANAAN SUBBAG RENPROG SUBBAG HUK ORG SUBBAG EVALAP SUBBAG ANGGARAN SUBBAG PERB VER SUBBAG TATA USAHA SUBBAG KE-RT-AN SUBBAG KEPEGAWAIAN KEL. JABATAN FUNGSIONAL SUBBID PERANGKAT KOMUNIKASI SUBBID OPERASI KOMUNIKASI BIDANG KOMUNIKASI PUSAT BINA OPERASI SAR BIDANG BINA KETENAGAAN SUBBID PELATIHAN KETRAMPILAN SUBBID PENYULUHAN PUSAT BINA POTENSI SAR SUBBID PEMELIHARAAN SUBBID STAND INVEN BAGIAN PERENCANAAN BAGIAN KEUANGAN BAGIAN UMUM BIDANG BINA PERALATAN KANTOR SAR TYPE A Seksi Operasi Kel. Jabatan Fungsional Subbag TU KANTOR SAR TYPE B Sub seksi Operasi Kel. Jabatan Fungsional Petugas TU BADAN SAR NASIONAL Gambar 5. Struktur organisasi Badan SAR Nasional BIDANG SIAGA RAHPOT SAR KEL. JABATAN FUNGSIONAL Sumber: Badan SAR Nasional, 2006 satu hasil dari pengolahan dari sumber daya laut yang banyak dikelola oleh masyarakat maritim nasional maupun internasional. Menurut Ariadno 2005, populasi ikan yang semula diyakini tidak terbatas saat ini mulai dirasakan akan terancam dengan semakin canggihnya armada dan alat penangkapan ikan. Monintja 2005, mengatakan untuk mencegah, menghambat, dan menghapuskan kegiatan penangkapan ikan yang melanggar hukum telah ada rencana aksi internasional yaitu program yang disusun dan berasal dari CCRF yang bertujuan untuk keberlanjutan perikanan dan kepedulian terhadap isu penangkapan ikan ilegal. Adrianto 2005, mengatakan bahwa perikanan sebagai sebuah sistem yang memiliki peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, kesempatan kerja, rekreasi, perdagangan dan kesejahteraan ekonomi bagi sebagian penduduk Indonesia membutuhkan pengelolaan yang mencakup berbagai komponen. Salah satu adalah bagaimana pendistribusiannya agar dapat sampai pada konsumen, maka diperlukan transportasi dan pelabuhan bongkar muat. Kegiatan ekonomi kelautan yang sifatnya perpindahan barang dan jasa dari daerah A ke daerah B atau sebaliknya melalui perairan yang mengakibatkan terjadinya transaksi antara daerah A dan daerah B atau pertukaran dalam bentuk barang dan jasa, Surplus barang dan jasa X di daerah A akan menjadi kebutuhan di daerah B, sebaliknya surplus barang dan jasa Y di daerah B akan menjadi kebutuhan didaerah A Kamaludin, 2005. Sistem pengangkutan barang dan jasa lewat laut akan membutuhkan transportasi laut sebagai sarana pengangkutan yang kegiatannya dititik beratkan di area pelabuhan, disinilah peranan dan fungsi pelabuhan laut sangat terkait dengan tingkat pertumbuhan ekonomi kelautan. Fungsi pelabuhan laut yang komprehensif akan menunjang aktivitas ekonomi kelautan lainnya, yang pada gilirannya akan mengurangi biaya transaksi sehingga menyebabkan pelabuhan lebih efisien dan memberikan manfaat ekonomi yang tinggi Adisasmita, 2006. Fungsi ekonomi pelabuhan laut juga tidak terbatas pada wilayah pantai dan laut, tetapi juga pada skala regional secara menyeluruh baik pada tingkat rural maupun urban. Hal ini karena pelabuhan bukan saja melayani jasa transportasi, melainkan lebih dari itu menyediakan lapangan pekerjaan, pusat perdagangan, rekreasi, dok service, dan sederet aktivitas turunan yang dihasilkan dari satu kegiatan ke kegiatan ekonomi lainnya Fauzi, 2005 Faktor-faktor yang mempengaruhi efek pengganda positif pelabuhan terhadap ekonomi kelautan: 1 Efisiensi dan Produktivitas Salah satu kunci keberhasilan ekonomi kelautan adalah dengan cara efisiensi dengan meningkatkan kapasitas volume muat angkutan dengan menekan biaya muat dan angkut per m³ sehingga energi akan lebih banyak digunakan untuk memenuhi permintaan jasa pelabuhan. 2 Aspek lingkungan Pembangunan pelabuhan dan aktivitas pelabuhan yang berupa reklamasi pantai dan jalur transportasi laut sangat berdampak pada rusaknya ekosistem padang lamun terumbu karang, hilangnya ekosistem itu dalam jangka panjang bisa berakibat cukup serius bagi kehidupan masyarakat yang bergantung pada sektor ekonomi kelautan lainnya seperti perikanan dan budi daya laut yang bersifat irrevisible tidak dapat diperbaharui 3 Aspek sosial dan kelembagaan Salah satu dampak yang mendasar dari berfungsinya pelabuhan adalah terjadinya perubahan sosial dan kelembagaan di wilayah pesisir dan sekitarnya. 4 Aspek pertumbuhan atau permintaan terhadap jasa pelabuhan. Hal tersebut sangat dirasakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan kawasan pariwisata, kawasan industri dan lain-lain. Peningkatan terhadap permintaan fungsi pelabuhan hanya bias dilakukan melalui iklim ekonomi mikro da makro yang sehat. Instrumen ekonomi hendaknya dibuat atraktif dan iklim investasi harus dibarengi dengan stabilitas politik dan keamanan. Pelabuhan melayani transaksi multi miliaran dolar, dengan transaksi sebesar itu maka resiko sekecil apapun harus diperhitungkan karena kerugian yang ditimbulkan oleh resiko dan ketidakpastian sangat besar dan bisa menurunkan kapasitas muatan angkut terhadap jasa pelabuhan dimasa mendatang. Besarnya pelayanan transaksi multi miliaran dolar pada ekonomi kelautan yang bergerak disekitar perairan dan pelabuhan diperlukan manajemen pengelolaan yang membutuhkan pengawasan, pengamanan, penyelamatan, dan law enforcement yang terintegrasi dalam satu sistem yang terpadu.

2.12 Geografi Perairan dan Pelabuhan Tanjung Emas