2.9 Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai KPLP
Terbentuknya Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai KPLP diawali oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1939 dalam melaksanakan penegakan
hukum, ketertiban dan keamanan di wilayah laut Hindia Belanda yang pada saat itu instansi yang diberi tugas bernama Zeen en Kust Bawaking Cient Dinas
Penjagaan Laut dan Pantai. Selanjutnya pada masa pemerintahan Republik Indonesia instansi tersebut diberi
nama : Tahun 1945
Tahun 1947 Tahun 1952
Tahun 1963
Tahun 1966
Tahun 1973
Tahun 1999 bernama Kantor Urusan Laut
menjadi Djawatan Pelayaran menjadi Djawatan Pelayaran Departemen Perhubungan dan Tenaga
Kerja Umum berubah nama menjadi Djawatan Pelayaran Dinas Penjagaan Laut
dan Pantai DPLP perkembangan selanjutnya pemerintah membentuk jawatan
pelayaran yang membawahi Komando Satuan Operasi Kosatop dengan tugas : Penegakan Hukum di laut dan Keselamatan
Pelayaran Kosatop menjadi salah satu Direktorat di Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut yaitu Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Direktorat KPLP dan selanjutnya saat ini berubah menjadi
Direktorat Penjagaan dan Penyelamatan Direktoratanjungamat Direktorat KPLP berubah nama menjadi Direktorat Penjagaan dan
Penyelamatan Direktoratanjungamat
Tahun 2005 Kembali berubah menjadi Direktorat KPLP dengan menambah Sub
Direktorat Pengawasan dan Keselamatan yang memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS
Sebelum berubah nama dari Direktoratanjungamat ke Direktorat KPLP kembali, Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi pada tahun 2001 telah
mengeluarkan Keputusan Menteri Kepmen Perhubungan nomor KM 24 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan menetapkan pada
pasal 344 menjelaskan bahwa “Direktorat Penjagaan dan Penyelamatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, bimbingan teknis dan
evaluasi dibidang pengamanan, patroli, penanggulangan musibah dan pencemaran tertib perairan dan pelabuhan, salvage dan pekerjaan bawah air serta penjagaan
dan penyelamatan“. Pasal 345 mengatur fungsi Direktorat Penjagaan dan Penyelamatan yaitu :
1 Penyiapan perumusan kebijakan dibidang pengamanan, patroli penanggulangan musibah dan pencemaran, tertib perairan dan pelabuhan,
salvage dan pekerjaan bawah air, kesiapan sarana penjagaan dan
penyelamatan. 2 Penyiapan perumusan pedoman, norma, kriteria, dan prosedur dibidang
pengamanan, patroli, penanggulangan musibah dan pencemaran, tertib perairan dan pelabuhan, salvage, dan pekerjaan bawah air serta kesiapan
sarana penjagaan dan penyelamatan. 3 Pemberian bimbingan teknis dibidang pengamanan patroli, penanggulangan
musibah dan pencemaran, tertib perairan dan pelabuhan, salvage dan pekerjaan bawah air serta kesiapan sarana penjagaan dan penyelamatan.
4 Penyiapan pemberian perizinan pelayaran dibidang tertib perairan dan pelabuhan, penanggulangan musibah dan pencemaran serta salvage dan
pekerjaan bawah air serta penyelaman. 5 Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan dibidang tertib perairan dan
pelabuhan, penanggulangan musibah dan pencemaran serta salvage dan pekerjaan bawah air.
6 Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat.
Pengamanan di laut sebenarnya telah diatur dan dilakukan oleh satu lembaga sebagaimana telah diamanatkan sejak zaman Belanda dalam TZMKO
tahun 1939 yang mengatakan Government Maritime atau pemerintah di laut adalah kapal – kapal negara yaitu : kapal-kapal penjagaan pantai coast guard
dan kapal-kapal bantu navigasi yang melakukan tugas pengawasan dan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan pelayaran. Di samping itu
juga tugas penjagaan laut dan pantai tertuang pada konvensi IMO, UNCLOS 1982, Salas 1974, Marpol 1973, 1978 dan ISPS Code yang pada intinya
penegakan hukum di laut itu oleh kapal-kapal aparat negara, selanjutnya untuk memperlancarkan pergerakan kapal-kapal di laut bukan malah menghambat.
Menurut Abubakar 2005, pada Mingguan Maritim No. 367 bahwa jika ditelusuri lembagainstitusi mana yang pantas untuk dimajukan sebagai satu
instansi sebagai penegak hukum di laut, maka pilihannya tentu jatuh kepada KPLP yang saat ini berada di bawah kendali Direktorat KPLP, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut. Tugas dan fungsi Direktorat KPLP adalah melaksanakan perumusan
kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengamanan, patroli,
penanggulangan musibah dan evaluasi di mbidang pengamanan, patroli, penanggulangan musibah dan pencemaran, tertib perairan dan pelabuhan, salvage
dan pekerjaan bawah air serta sarana penjagaan dan penyelamatan. Struktur Organisasi Direktorat KPLP di gambarkan seperti Gambar 4.
Gambar 4. Struktur organisasi Direktorat KPLP 38
DIREKTORAT KESATUAN PENJAGAAN
LAUT DAN PANTAI
SEKSI PATROLI
SEKSI ADVOKASI DAN DESIMINASI
PENGAWASAN KESELAMATAN SEKSI
KEBANDARAN SEKSI
PENANGGULANGAN MUSIBAH
SEKSI SARANA DAN PRASARANA
OPERASIONAL
SEKSI PENGAMANAN
SEKSI PPNS
SEKSI KECELAKAAN KAPAL
SEKSI PEKERJAAN BAWAH AIR
SEKSI AWAK KAPAL
SUBBAGIAN TATA USAHA
SUBDIREKTORAT PATROLI DAN
PENGAMANAN SUBDIREKTORAT
PENGAWASAN KESELAMATAN DAN PPNS
SUBDIREKTORAT TERTIB PELAYARAN
SUBDIREKTORAT PENANGGULANGAN MUSIBAH
DAN PEKERJAAN BAWAH AIR SUBDIREKTORAT
SARANA DAN PRASARANA
Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, 2006
2.10 Search And Rescue SAR