Spesifikasi teknis Kapal Patroli jenis K-57 M sebagai berikut: Isu-isu kritis di perairan Pelabuhan Tanjung Emas

4.2.8 Spesifikasi teknis Kapal Patroli jenis K-57 M sebagai berikut:

1 Ukuran utama kapal : Panjang LOA 58.10 Meter Lebar 7.62 Meter Tinggi 4.75 Meter Sarat 2.95 Meter Berat kotor - Ton Berat bersih - Ton Displacement 445 Ton Tenaga mesin 2x3,025 HP Kecepatan maksimum 30 Knot Kecepatan jelajah 27 Knot Kecepatan ekonomi 17 Knot Jangkauan range 6000 NM Lama berlayar endurance 7 x 24 jam Hari Jumlah personil ABK 42 Orang 2 Combat Management System: Double Multi Function Operation Consule • Electronic warfare : ESM compact sistem • Identification sistem : IFF Interrogator, IFF Transponder • Director Tactical Sensor : Surveillance Radar, Tracking Radar, Electric Optical 3 Persenjataan • Meriam otomatis 57 mm • Meriam otomatis 40 mm • Senjata manual 2 x 20 mm 4 Propulsion : Main Engine 2 x 3025 HP, V form, Diesel Propeller 2x Fixed Pitch, 4 blades 5 Electrical Power : Main Generator 3 x 210 KVA-AC 440V60 Hz3ph Converter 2 x 18 KVA- 120 V60 Mz3ph 6 Communication : Integrated Internal and External Communication Management Sistem 7 Navigation : Radar, main and backup gyro compass, magnetic compass 8 Galangan kapal : dibangun di PT. PAL bahan kontruksi utama baja 9 General arrangement disajikan pada Gambar 20. 102 Gambar 20. General arrangement Kapal Patroli K-57 M Dari hasil penelitian di Pelabuhan Tanjung Emas, kapal aparat negara di laut antara lain seperti pada Tabel 13 di bawah ini. Tabel 13. Jenistipe kapal aparat negara di laut 4.3 Strategi Pengembangan Fungsi Kapal dan Tugas Aparat Penegakan Hukum dan SAR di Laut Perairan Pelabuhan Tanjung Emas

4.3.1 Isu-isu kritis di perairan Pelabuhan Tanjung Emas

1 Penyelundupan dan Perampokan Situasi pangamanan di area Pelabuhan Tanjung Emas masih sangat kurang, tidak ada pemeriksaan intensif baik kepada setiap kendaraan maupun orang yang keluar masuk area pelabuhan, diberlakukannya ISPS code belum merubah tingkat pengamanan di Pelabuhan Tanjung Emas, akses keluar masuk orang maupun kendaraan masih sangat leluasa tanpa adanya pemeriksaan menggunakan metal detektor, setiap motor, mobil pribadi maupun sepeda dibiarkan masuk begitu saja, hal ini akan menyebabkan timbulnya kerawanan-kerawanan terhadap penyelundupan, perampokan dan tindak kriminal lain di area Pelabuhan Tanjung Emas. No Digunakan untukoleh keperluan Jenistipe Jumlahunit Kendala penggunaan 1 TNI-ALLanal Semarang Kapal Patroli K-28 Kapal Patroli K-12 Speed boat Perahu karet 2 2 2 4 Biaya harkan terbatas, wilayah patroli bersama 3 intansi lain tidak efektif 2 Ditpolair Jateng Kapal Patroli K-28 Kapal Patroli K-12 Speed boat Perahu karet 2 1 6 4 Biaya harkan terbatas, wilayah patroli bersama 3 intansi lain tidak efektif 3 KPLP Adpel Tanjung Emas Kapal Patroli K-28 Speed boat Perahu karet 2 3 2 Tumpang tindih dengan 3 instansi lainnya 4 KP3 Tanjung Emas nihil Nihil Seharusnya dilengkapi perahu karet 5 Bea Cukai Tanjung Emas Speed boat 3 Terbatas pada kepabeanansektoral 6 BASARNASDA Speed boat 1 Kemampuan minim 7 BBPPI DKP Tanjung Emas Kapal survei perikanan 4 Tidak dilengkapi kapal patroli pengawas ikan 8 PT. Pelindo III Cab.Tanjung Emas Tug boat 5 Sarana usaha komersil BUMN 2 Operasional kapal ikan tanpa ijin Kurang optimalnya pelaksanaan pengawasan oleh kapal-kapal instansi yang berwenang menegakkan kedaulatan di laut menyebabkan kurang maksimalnya pengawasan terhadap opersional kapal-kapal penangkap ikan sehingga banyak kapal-kapal ikan yang beroperasi tanpa disertai dokumen perijinan dan pelaksanaan penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan Surat Ijin Penangkapan Ikan. 3 Pencemaran lingkungan Tingginya kegiatan industri dan perumahan di sekitar pesisir Tanjung Emas menyebabkan tingginya resiko pencemaran lingkungan laut yang akan merusak keseimbangan ekosistem perairan, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat daya dukung lingkungan. Banyak pelaku industri yang langsung membuang hasil buangan ke aliran sungai tanpa adanya instalasi pengolahan limbah. 4 Kecelakaan laut Kurangnya pengawasan terhadap kapal-kapal ikan tradisional yang bebas berlalu-lalang di area pelabuhan menimbulkan kerawanan kecelakaan dan mengganggu arus lalu-lintas keluar masuk kapal ke pelabuhan, banyaknya para pemancing liar di area break water yang tidak mengetahui iklim dan cuaca yang sering diterjang ombak. 5 Pendangkalan pelabuhan Reklamasi pantai di sekitar pelabuhan menyebabkan tingginya tingkat pendangkalan di area pelabuhan, sedimen hasil reklamasi yang tidak tercover terangkut oleh arus dan gelombang yang menuju kearah pelabuhan, sehingga pelabuhan mudah terjadi pendangkalan. 6 Perusakan hutan bakau Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pantai dan kurangnya kesadaran masyarakat pantai dalam mengelola dan memanfaatkan wilayah pesisir, sehingga terjadi pengrusakan hutan mangrove yang merupakan daya dukung lingkungan untuk pelestarian hasil perikanan, yang mengakibatkan penurunan hasil tangkapan ikan oleh para nelayan. 7 Reklamasi Tingginya kenaikkan jumlah penduduk kota Semarang meningkatkan jumlah kebutuhan akan rumah tempat tinggal dan area untuk perekonomian sehingga menimbulkan adanya kebutuhan untuk memperluas daratan dengan mereklamasi laut di daerah Genuk, Semarang Barat dan Semarang Timur. 8 Benturan kepentingan antar instansi pelaksana keamanan di laut Sebagaimana UU yang berlaku, sejumlah instansi mempunyai kewenangan menegakkan hukum di laut, diantaranya TNI AL, Kepolisian, Bea Cukai, KPLP, DKP, Dephut, Depkes, Imigrasi dan Sahbandar. Keberadaan instansi penegak hukum di laut bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran hukum di laut, namun dengan jumlah instansi yang cukup banyak dan adanya peraturan yang tumpang tindih yang masih membutuhkan penjelasan tentang tatanan kewenangan penegakan hukum di laut yang saling bersinergi akan menghambat kegiatan pengelolaan sumberdaya kelautan dan pemberdayaan ekonomi kelautan. 9 Penyalahgunaan dan manipulasi dokumen kapal Sering ditemukan pemalsuan-pemalsuan dokumen barang yang keluar masuk pelabuhan, diantaranya tidak sesuainya jumlah muatan dengan surat angkut muat, tidak sesuainya antara barang yang diangkut dengan dokumen muatan, dipakainya satu dokumen untuk mengangkut barang berkali-kali, sehingga perlu ditingkatkan pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum dilaut oleh aparat yang tepat. 10 Imigran gelap Masih terbukanya arus keluar masuk pelabuhan tanpa adanya pemeriksaan terhadap orang-orang yang melewati penjagaan pelabuhan, menyebabkan Pelabuhan Tanjung Emas masih rawan terjadi penyelundupan tenaga kerja ataupun imigran gelap. 11 Perompakan Dalam rangka meningkatkan keamanan dan penjagaan wilayah perairan Pelabuhan Tanjung Emas perlu ditingkatkan baik dalam jumlah ataupun kualitas dari kapal-kapal instansi yang terkait. 12 Perselisihan buruh dengan menajemen perusahaan. 13 Aksi demonstrasi, pemboikotan dan pemogokan. 14 Birokrasi panjang dalam pengurusan perijinan dan pungutan liar. Menurut Darmawan 2005, penegakan hukum di wilayah laut terutama di ZEE masih mengandalkan satuan-satuan tugas dari TNI AL dibantu oleh kepolisian Satpolairud dan PPNS. Kesulitan dalam upaya penegakan hukum di laut adalah keberadaan sarana prasarana terutama kapal-kapal patroli yang memadai.

4.3.2 Tugas KPLP di perairan Pelabuhan Tanjung Emas