Rumusan masalah teknis kapal aparat negara di laut

Ships and Port Facility Security Code ISPS Code dan lain-lain. Suatu ironi bagi Indonesia sebagai negara maritim sampai dengan saat ini belum memiliki petugas penjaga maritim yang meliputi penjagaan laut dan pantai yang tangguh selayaknya seperti di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Philipina dan beberapa negara lain yang biasa disebut Coast Guard . Setiap kegiatan tersebut membentuk satu lembaga penegakan hukum di laut yang mempunyai multi-fungsi memang tidak mudah. Di Indonesia selama ini sebagaimana undang-undang yang berlaku sejumlah instansi masing–masing mempunyai kewenangan penegakan hukum di laut seperti :TNI AL, Kepolisian, Bea Cukai, KPLP, DKP, dan PPNS.

1.2.2 Rumusan masalah teknis kapal aparat negara di laut

Berbagai tipe dan jenis kapal aparat negara di laut dirancang sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing instansi yang mengoperasikan kapal tersebut. Pengelompokkan tipe dan jenis kapal aparat negara non combatan adalah sebagai berikut: 1 Kelompok kapal jenis speed boat, perahu karet dan lain-lain; 2 Kelompok kapal jenis tug boat atau kapal tunda; 3 Kelompok kapal jenis kapal navigasi; 4 Kelompok kapal jenis kapal patroli K – 12; 5 Kelompok kapal jenis kapal patroli K – 28; 6 Kelompok kapal jenis kapal patroli K – 36; 7 Kelompok kapal jenis kapal patroli K – 57, dan 8 Kelompok kapal aparat negara jenis lain non patroli. Pengelompokan tersebut belum ditata dan diatur dalam standarisasi kapal negara aparat sipil untuk manajemen pemeliharaan dan perawatan kapal yang berkesinambungan. Kedelapan kelompok jenis kapal tersebut memiliki kriteria dan kapasitas teknis yang berbeda-beda. Bervariasinya kriteria dari berbagai jenis kapal tersebut akan mempengaruhi berbagai aspek pengelolaan dan pemberdayaan kapal aparat negara, diantaranya : 1 Aspek penelitian pengembangan dan bangunan baru peremajaan. Dalam rangka mewujudkan sistem pengawasan, pengamanan, SAR dan penegakan hukum di laut perairan Indonesia yang berkelanjutan dan handal, permasalahan teknis kapal yang di operasikan di laut sangat mempengaruhi usia kapal, dukungan logistik, biaya perawatan dan pemeliharaan kapal, oleh karean itu memerlukan adanya penelitian dan pengembangan serta rgenerasi kapal baru pada kurun waktu tertentu. 2 Aspek operasional. Pengoperasian sebuah kapal sangat tergantung pada tujuan operasional, kondisi daerah operasional laut dalamdangkal, jarak jelajah, kecepatan dan peralatan pendukung alat bantu yang diperlukan serta dokumen prosedur operasional. 3 Aspek pelatihan dan SDM. Personil yang mengawaki kapal membutuhkan pembinaan personil antara lain; rekruitmen, pelatihan bekerja berlayarmelaut, perlatan personil, pendidikan lanjut, jenjang karir, pengelompokkan keahlian, persiapan pensiun, peremajaan, dan seterusnya. 4 Aspek dukungan logistik dan sarana prasarana. Sebuah kapal akan melaut atau beroperasi membutuhkan dukungan logistik dan sarana prasarana antara lain: BBM, perbekalan, peralatan, spare part on board, dock yard, perumahan dan fasilitas personil, prosedur kerja dan keteraturan manajemen. 1.2.3 Rumusan masalah fungsi kapal dan tugas aparat negara di laut Mempelajari jumlah dan jenis kapal patroli yang dioperasikan oleh sejumlah instansi aparat negara di Tanjung Emas Semarang adalah kapal-kapal kecil, untuk menghadapi ancaman pelanggaran hukum di laut perairan Pelabuhan Tanjung Emas telah memadai, namun kapal-kapal kecil tersebut masih bekerja secara sektoral belum terpadu mengakibatkan efisiensi dan efektifitas keberhasilan belum tercapai secara optimal. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian :