terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Karawang. Sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki nilai r
i
yang terbesar yaitu 11,79. Sedangkan sektor yang memiliki nilai r
i
terkecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yakni sebesar 0,12.
5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Periode 1993-2005
Pada analisis shift share terdapat tiga variabel pertumbuhan yang mempengaruhinya yaitu komponen pertumbuhan regional PR, komponen
pertumbuhan proporsional PP dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW. Komponen pertumbuhan regional menjelaskan perubahan kebijakan
ekonomi Jawa Barat mempengaruhi perekonomian semua sektor di Kabupaten Karawang. Pada periode 1993-2005 kebijakan regional yang mempengaruhi
perekonomian wilayah adalah Otonomi Daerah yang dikeluarka oleh pemerintah pusat untuk menyeimbangkan keuangan antara pusat dan daerah pada tahun 2000.
Karena merupakan suatu kebijakan secara regional berarti persentase nilai komponen PR sama dengan persentase laju pertumbuhan regional, yaitu sebesar
41,46 persen. Tabel 5.3.1.
Komponen Pertumbuhan Regional Kabupaten Karawang pada Tahun 1993-2005 Juta rupiah
No Sektor Pertumbuhan
Regional 1 Pertanian
191096.600 2 Pertambangan
dan Penggalian
3780.783 3 Industri
pengolahan 262443.200
4 Listrik, Gas dan Air Bersih
19523.680 5 Bangunan
33781.630 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran 226633.500
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 55179.950
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
22416.890 9 Jasa-jasa
86747.420 10 Total
901603.700 Sumber: BPS Data Diolah
Tabel 5.3.1, menunjukkan pertumbuhan ekonomi regional dalam waktu 1993-2005 telah mempengaruhi peningkatan PDRB Kabupaten Karawang sebesar
Rp 910.603,7 juta 41,46 persen. Tetapi pada Tabel 5.1, perubahan PDRB Kabupaten Karawang sebenarnya sebesar Rp 1.624.471 juta 74,69 persen.
Perbedaan nilai tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh pertumbuhan proporsional yang menurun sebesar Rp -73.998,9 juta -3,40 persen, dan
pengaruh daya saing yang meningkat sebesar Rp 796.866,7 juta 36,64 persen. Dalam kurun waktu 1993-2005, setiap sektor ekonomi Kabupaten Karawang
mengalami peningkatan kontribusi terhadap pengaruh pertumbuhan regional dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang.
Secara sektoral, peningkatan kontribusi terbesar terdapat pada sektor industri pengolahan sebesar Rp 262.443,2 juta. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
industri pengolahan sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan regional, apabila terjadi perubahan kebijakan regional, maka kontribusi sektor industri
pengolahan akan mengalami perubahan. Sedangkan sektor ekonomi dengan peningkatan kontribusi terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu
dengan nilai Rp 3.780,78 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Karawang tidak dipengaruhi oleh
kebijakan regional, berarti adanya perubahan kebijakan regional tidak mempengaruhi kontribusi sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten
Karawang. Komponen pertumbuhan yang kedua adalah pertumbuhan proporsional
terjadi karena adanya perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, perbedaan dalam kebijakan industri dan
perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. PP menjelaskan perbedaan kenaikan PDRB Jawa Barat tingkat regional dan kenaikan PDRB sektor ekonomi
Jawa Barat secara nasional. Sehingga persentase komponen pertumbuhan proporsional untuk semua sektor di seluruh kabupaten di Jawa Barat sama besar,
yang berbeda hanya kontribusi masing-masing sektor ekonomi pada setiap kabupaten.
Pada tabel 5.3.2, secara keseluruhan pertumbuhan proporsional mengakibatkan penurunan PDRB Kabupaten Karawang sebesar Rp -73.998,9 juta
-3,40 persen. Jika ditinjau berdasarkan perekonomian regional maka terdapat tiga sektor yang memiliki nilai persentase positif PP0, yaitu sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini menunjukkan sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan
yang cepat. Kontribusi ketiga sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 29.146,98 juta 319,59 persen, sektor industri pengolahan
sebesar Rp 267.372,7 juta 42,23 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 24.610,12 juta 52,25 persen.
Tabel 5.3.2. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP Kabupaten Karawang Tahun 1993-2005 Juta rupiah
No Sektor Pertumbuhan Proporsional
Rp 1 Pertanian
-216846.00 -47.04
2 Pertambangan 29146.98
319.59 3 Industri
pengolahan 267372.70
42.23 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 24610.12
52.25 5 Bangunan
-50266.10 -61.68
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
-97128.50 -17.77
7 Pengangkutan dan Komunikasi
-10073.90 -7.57
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
-3046.58 -5.63
9 Jasa-jasa -17767.30
-8.49 10 Total
-73998.90 -3.40
Sumber: BPS Data Diolah
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan barang jadi menyebabkan kontribusi sektor industri di Kabupaten Karawang meningkat untuk memenuhi
permintaan tersebut. Berkembangnya perindustrian di Kabupaten Karawang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan kesempatan kerja pada sektor
industri, sehingga adanya peningkatan tersebut akan mempengaruhi penggunaan listrik, gas dan air bersih. Perubahan ekonomi tidak mempengaruhi masyarakat
dalam mengkonsumsi sektor listrik, gas dan air bersih, karena sektor tersebut merupakan kebutuhan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Sektor yang memiliki pertumbuhan proporsional negatif PP0 adalah sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa- jasa. Hal ini mengindikasikan sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan
yang lambat. Sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor pertanian dengan nilai Rp -216.846 juta -47,04 persen, penurunan tersebut disebabkan
banyaknya lahan pertanian yang produktif berubah fungsi menjadi perumahan dan kawasan perindustrian.
Komponen pertumbuhan ketiga adalah pertumbuhan pangsa wilayah. Cepat lambatnya pertumbuhan ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses
pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional pada wilayah tersebut. Dalam komponen ini dapat diketahui
sektor-sektor yang memiliki daya saing bila dibandingkan dengan sektor ekonomi dari wilayah lain. Sedangkan sektor yang mempunyai daya saing dengan wilayah
lain, berarti nilai persentase komponen pertumbuhan pangsa wilayah dari setiap sektor lebih besar dari nol PPW0. Sedangkan nilai PPW0 mengindikasikan
sektor tersebut tidak mempunyai daya saing dengan sektor ekonomi di wilayah lain.
Pada tabel 5.3.3, dapat diketahui hampir semua sektor memiliki nilai PPW yang positif, kecuali sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang
memiliki nilai PPW negatif. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tidak mempunyai daya saing bila dibandingkan dengan sektor ekonomi di wilayah
lain di Jawa Barat disebabkan karena naiknya tingkat suku bunga dan rendahnya kepercayaan masyarakat untuk menyimpan uangnya di perbankan yang ada di
Kabupaten Karawang. Tabel
5.3.3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW Kabupaten Karawang Tahun 1993-2005 Juta rupiah
No Sektor Pertumbuhan
Pangsa Wilayah
Rp 1 Pertanian
95786.41 20.78
2 Pertambangan 74683.54
818.89 3 Industri
pengolahan 211591.60
33.42 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 58311.63
123.81 5 Bangunan
33787.89 41.46
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
273527.30 50.03
7 Pengangkutan dan Komunikasi
49390.97 37.11
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
-12866.40 -23.79
9 Jasa-jasa 12653.68
6.05 10 Total
796866.70 36.64
Sumber: BPS Data Diolah Dalam kurun waktu 1993-2005 sektor yang memiliki daya saing bila
dibandingkan dengan sektor ekonomi pada kabupaten lain di Jawa Barat maupun nasional adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor
jasa-jasa. Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah pinggiran Jakarta,
sehingga akses ke berbagai wilayah sangat mudah. Oleh sebab itu akumulasi pengeluaran maupun pemasukan setiap sektor tidak dihalangi oleh sarana maupun
prasarana pendukung ekonomi di Kabupaten Karawang, seperti jalan, kelembagaan dan kemajuan teknologi. Hal ini menyebabkan hampir semua sektor
ekonomi di Kabupaten Karawang memiliki daya saing bila dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Barat.
Sektor yang mempunyai daya saing besar adalah sektor pertambangan yaitu Rp 74.683,54 juta 818,89 persen, disebabkan karena langkanya
pertambangan di Jawa Barat menyebabkan sektor pertambangan di Kabupaten Karawang menjadi penyumbang terbesar ketiga setelah Indramayu dan Subang di
Jawa Barat BPS, 2005. Sehingga sektor ini memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan sektor pertambangan dari kabupaten lain di Jawa Barat.
Sektor terbesar kedua adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar Rp 58.311,63 juta 123,81 persen.
Perlu diketahui bahwa laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh wilayah lainnya, sehingga dalam laju
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kabupaten Karawang juga dipengaruhi olah laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di kabupaten lain yang ada di Jawa
Barat.
5.4. Profil Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karawang dan Pergeseran