Rasio PDRB Kabupaten dan PDRB Provinsi Jawa Barat

5.2. Rasio PDRB Kabupaten dan PDRB Provinsi Jawa Barat

Nilai PDRB sektor perekonomian Kabupaten Karawang maupun PDRB Jawa Barat dalam kurun waktu 1993-2005 memiliki pertumbuhan yang positif, kecuali sektor pertanian dan sektor bangunan di Jawa Barat yang memiliki nilai pertumbuhan yang negatif. Nilai PDRB Kabupaten Karawang dan PDRB Jawa Barat setiap sektor diperbandingkan antara dua titik waktu, yaitu tahun 1993 sebagai tahun dasar analisis dan tahun 2005 sebagai tahun akhir analisis, sehingga setiap sektor ekonomi akan memiliki nilai rasio yang berbeda-beda. Rasio sektor perekonomian di Kabupaten Karawang dan PDRB Jawa Barat disajikan dalam bentuk nilai R a , R i dan r i . Nilai R a periode1993-2005 adalah sebesar 0,41, nilai tersebut diperoleh dari selisih antara total PDRB Jawa Barat tahun 2005 dengan total PDRB Jawa Barat tahun 1993 dibagi dengan total PDRB Jawa Barat tahun 1993. Karena merupakan pembagian total PDRB Jawa Barat, maka nilai R a sama untuk semua sektor di kabupatenkota yang ada di Provinsi Jawa Barat. Nilai R a yang bernilai positif R a 0 mengindikasikan perekonomian Provinsi Jawa Barat mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 0,41. Nilai R i diperoleh dari selisih antara PDRB Jawa Barat setiap sektor pada tahun 2005 dengan PDRB Jawa Barat setiap sektor tahun 1993 dibagi dengan PDRB Jawa Barat setiap sektor pada tahun 1993. Pada Tabel 5.2, hampir setiap sektor ekonomi memiliki nilai R i yang positif, kecuali sektor pertanian dan sektor bangunan memiliki nilai negatif. Sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan negatif yaitu sebesar -0.5, disebabkan karena semakin banyaknya lahan pertanian di Jawa Barat beralih fungsi menjadi perumahan dan bisnis. Sedangkan pertumbuhan sektor bangunan sebesar -0.20, disebabkan oleh fenomena ekonomi antara lain terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tahun 1997, sehingga suku bunga meningkat. Hal ini akan mengakibatkan harga bahan bangunan meningkat karena sebagian bahan baku masih diimpor, sehingga daya beli masyarakat menurun. Selain itu banyaknya proyek-proyek konstruksi baik pemerintah maupun swasta dibatalkan dan terhambatnya saluran dana dari perbankan. Tabel 5.2. Rasio PDRB Kabupaten Karawang dan PDRB Jawa Barat Nilai R a , R i dan r i No Sektor R a R i r i 1 Pertanian 0.41 -0.05 0.15 2 Pertambangan dan penggalian 0.41 3.61 11.79 3 Industri pengolahan 0.41 0.83 1.17 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.41 0.93 2.17 5 Bangunan 0.41 -0.20 0.21 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.41 0.23 0.73 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.41 0.34 0.71 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.41 0.36 0.12 9 Jasa-jasa 0.41 0.33 0.39 10 Total 0.41 0.41 0.74 Sumber: BPS Data Diolah Nilai R i terbesar dimiliki oleh sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 3,61, besarnya pertumbuhan sektor pertambangan disebabkan masih banyaknya pelaku ekonomi yang memerlukan minyak dan gas bumi, baik untuk dipakai sehari-hari maupun untuk keperluan industri. Nilai r i diperoleh dari selisih PDRB setiap sektor Kabupaten Karawang tahun 2005 dengan PDRB setiap sektor Kabupaten Karawang tahun 1993 dibagi PDRB setiap sektor Kabupaten Karawang tahun 1993. Semua sektor ekonomi Kabupaten Karawang memiliki nilai r i yang lebih dari nol r i 0. Hal ini menunjukkan bahwa semua sektor tersebut memberikan kontribusi yang positif terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Karawang. Sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki nilai r i yang terbesar yaitu 11,79. Sedangkan sektor yang memiliki nilai r i terkecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, yakni sebesar 0,12.

5.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Periode 1993-2005