2. Penentuan Jenis dan Konsentrasi Pelarut
Metode pemisahan yang digunakan yaitu dengan cara melarutkan fraksi kaya terpen-o ke dalam pelarut polar sehingga fraksi kaya terpen dan
kaya terpen-o akan terpisah dengan sendirinya. Pelarut yang digunakan ada dua yaitu pelarut etanol dan metanol. Variasi konsentrasi pelarut yang
digunakan untuk pelarut metanol yaitu metanol 90 dan metanol 85 sedangkan untuk pelarut etanol yaitu etanol 85 dan etanol 80. Melalui
penelitian ini ditentukan alternatif jenis dan konsentrasi pelarut polar yang dapat memisahkan fraksi kaya terpen dan kaya terpen-o minyak kemukus.
Yang dapat menentukan jenis dan konsentrasi pelarut polar yang akan digunakan adalah rendemen yang cukup tinggi yang mendekati kandungan
senyawa terpen-o pada minyak kemukus. Hal ini mengingat tujuan penelitian ini adalah mendapatkan minyak kemukus dengan kandungan
terpen-o yang tinggi.
3. Penentuan Rasio Bahan dan Pelarut
Penelitian tahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi proses pemisahan fraksi kaya terpen dan kaya terpen-o minyak kemukus yang
dihasilkan dari tahap sebelumnya dengan menggunakan variasi ratio bahan dan pelarut serta waktu pemisahan. Perlakuan pada penelitian tahap ini
terdiri dari dua kali ulangan. Deterpenasi dilakukan dengan pelarut terbaik yang diperoleh dari tahap sebelumnya menggunakan faktor perbandingan
pelarut dan bahan dengan ratio 1:2, 1:3, dan 1:4 serta pengamatan lama waktu pemisahan selama 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam.
Terhadap filtrat minyak terpen dan non terpen yang dihasilkan dilakukan analisa sifat fisiko kimia yang terdiri dari rendemen, indeks bias,
bobot jenis, putaran optik, kelarutan dalam etanol 80 , dan analisa
menggunakan GC-MS Gas Cromatoghraphy – Mass Spectrometry untuk mengetahui komposisi dari minyak terpen dan non terpen.
Belum adanya metode standar dan karakteristik minyak kemukus tanpa terpen standar yang dapat dijadikan perbandingan, maka penelitian
yang dilakukan masih bersifat eksploratif dan hasil penelitian disajikan
secara deskriptif. Penentuan kualitas dan keberhasilan proses pemisahan fraksi dapat diketahui berdasarkan hasil analisa rendemen, putaran optik,
indeks bias, kelarutan dalam alkohol 80 , dan bobot jenis setelah pemisahan.
4. Prosedur Penelitian