TANAMAN KEMUKUS MINYAK KEMUKUS

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN KEMUKUS

Tanaman Piper cubeba Linn adalah tanaman rempah yang berasal dari famili piperaceae. Nama lokal dari tanaman ini adalah kemukus Jawa dan rinu Sunda Heyne, 1987. Sistematika tanaman kemukus sesuai dengan taksonominya Sinonim : Cubila Officinalis Miq. Klasifikasi Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Piperales Suku : Piperaceae Marga : Piper Jenis : Piper cubeba L. f. Tanaman kemukus merupakan tanaman merambat dengan ketinggian batang mencapai ± 15 meter Heyne, 1987. Bentuk buah kemukus mirip dengan buah lada, namun berbeda pada bagian ujung buah. Pada ujung buah kemukus terdapat bagian yang menyerupai ekor sedangkan pada lada tidak sehingga kemukus sering disebut sebagai lada berekor tailed cubeb Redgrove, 1933. Kemukus berbuah bulat dan daunnya hampir sama dengan daun sirih. Buah kemukus kering berwarna coklat keabu-abuan, berbau aromatis, mempunyai rasa pahit dan getir Ketaren, 1985. Kadar minyak atsiri dari buah kemukus menurut Heyne 1987 adalah 10 – 18 persen dari berat kering, sedangkan menurut Guenther 1952, kadar minyak atsiri buah kemukus sebesar 12,5 – 20 persen dari berat kering. Gambar 1. Buah Piper cubeba Linn

B. MINYAK KEMUKUS

Minyak atsiri merupakan campuran dari berbagai senyawa organik dengan struktur dan sifat kimia yang berbeda. Minyak atsiri yang masih baru diekstrak biasanya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan, kemerah-merahan, hijau atau biru. Warna minyak akan menjadi gelap apabila dibiarkan lama di udara dan terkena sinar matahari oksidasi dan resinifikasi Ketaren, 1985. Biji minyak kemukus tersusun dari bermacam-macam alkena seperti dipenten dan kadmen. Tapi, yang terpenting adalah kamfen yang menyebabkan bau kapur barus, asam kubebat dan kubebin sejenis furanol yang menimbulkan rasa pahit. Kamfen dan kumpulan alkena dalam minyak atsiri itulah yang berkhasiat antiseptik Wahyudi, 2004. Selain itu kubebin berkhasiat juga sebagai antiradang yang membantu mengatasi masalah yang menyangkut asma Wahyuno, 2005. Kandungan kimia dalam buah kemukus antara lain minyak atsiri 5-18 yang berfungsi sebagai ekspektoran Kurniawan, 2006. Di bidang farmasi, minyak kemukus digunakan sebagai obat radang atau infeksi tenggorokan karena mempunyai efek mengeringkan dan menghangatkan, sebagai stimulan pada membran genita urinaria pada penyakit gonorrhea urethritis, dan sebagai obat penyakit bronchitis. Pada bidang pengolahan pangan, minyak kemukus digunakan sebagai pemberi rasa seperti memberikan rasa pahit pada minuman beralkohol dan memberikan rasa pedas pada saus Guenther, 1952. Minyak kemukus dapat digunakan sebagai komponen flavor dalam produk makanan termasuk minuman beralkohol dan non alkohol, juga digunakan dalam komponen fragrance pada sabun, deterjen, krim, dan parfum www.wikipedia.com . Untuk dapat mengetahui mutu dan kemurnian suatu minyak atsiri dapat dilihat dari sifat fisiko-kimia minyak tersebut. Sifat fisiko-kimia merupakan suatu patokan yang dapat digunakan untuk standarisasi suatu minyak atsiri atau untuk melihat adanya pemalsuan. Pada umumnya minyak kemukus asli mempunyai putaran optik - levoratatory dan nilai bobot jenis yang lebih tinggi sedangkan pemalsuan dengan kemukus semu menghasilkan minyak dengan putaran optik + dextroratory dan nilai bobot jenis yang lebih rendah Ketaren, 1985. Sifat fisiko-kimia minyak kemukus dipengaruhi oleh umur buah saat dipanen, lama penyulingan, keaslian buah kemukus dan tempat asal kondisi lingkungan tanaman tersebut Guenther, 1952. Standar untuk mengidentifikasi minyak kemukus dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat fisiko-kimia minyak kemukus Spesifikasi Karakterisasi Bobot Jenis 25 o C 0.911 – 0.919 Putaran Optik 25 o C -19 o 42 – -46 o Indeks Bias 20 o C 1.492 – 1.498 Bilangan Asam 0.35 – 1.00 Bilangan Ester 1.00 – 10.47 Kelarutan dalam alkohol 90 1:1 Jernih Sumber : Ketaren, 1985 Beberapa informasi penelitian terdahulu mengenai penyulingan buah kemukus dapat dilihat sebagai berikut: 1 Anonim 1978, menyatakan bahwa penelitian tentang penyulingan buah kemukus dalam keadaan utuh dan kering oleh PT. Djasulawangi menghasilkan rendemen 3 . 2 Soepandi 1981 melakukan penelitian mengenai pengaruh bobot bahan dan lama penyulingan buah kemukus kering terhadap rendemen dan mutu minyak kemukus yang diperoleh. 3 Dari penelitian Dodi Rubiarto 1993, rendemen minyak kemukus hasil sulingan buah kemukus utuh relatif sangat kecil dibandingkan yang dirajang, rendemen sebesar 11,54 diperoleh dari ukuran bahan 6 mesh ukuran rajangan 8 mesh.

C. KOMPOSISI MINYAK KEMUKUS