Model Umum Penelitian Kausalitas Bivariat Granger

Unweighted Statistics, maka terjadi heteroskedastisitas. Perlakuan untuk pelanggaran tersebut adalah dengan mengestimasi GLS dengan White Heteroscedasticity.

3.3.5. Model Umum Penelitian

Model yang digunakan untuk melihat hubungan antara pembangunan manusia dengan variabel-variabel penyusunnya adalah sebagai berikut: t i it it it it it t i prpk rls amh ahh pdrb y , 5 4 3 2 1 , ε β β β β β α + + + + + + = 3.10 Dimana: it y = Indeks Pembangunan Manusia IPM pdrb = PDRB per kapita dengan harga konstan tahun 2000 Rupiah ahh = Angka Harapan Hidup tahun amh = Angka Melek Huruf persen rls = Rata-rata Lama Sekolah tahun prpk = Rata-rata Pengeluaran Riil per Kapita Rupiah α = Intersep β = Slope i = Individu ke-i t = Periode waktu ke-t ε = Error simpangan

3.3.6. Kausalitas Bivariat Granger

Kausalitas Bivariat Granger dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat diantara variabel- variabel yang digunakan dalam analisis. Terjadinya kausalitas secara nyata atau tidak nyata, dapat diketahui dengan membandingkan probabilitas dengan nilai kritis yang digunakan. Pada penelitian ini, apabila probabilitas lebih besar dari 0.05 maka dikatakan tidak terjadi kausalitas yang signifikan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Ketimpangan Pe mbangunan

Ketimpangan pembangunan berlangsung dan berwujud dalam berbagai bentuk, aspek, dan dimensi. Bukan hanya berupa ketimpangan hasil pembangunan dalam hal pendapatan tetapi juga dalam hal pembangunan manusia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menganalisis ketimpangan-ketimpangan tersebut.

4.1.2. Ketimpangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan dapat diukur dan dijelaskan dengan menggunakan beberapa rumus atau formula. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus atau formulasi yang dikemukakan oleh Williamson 1965, yang kemudian dikenal dengan CV Williamson CV w . Nilai CV w yang kecil menggambarkan tingkat ketimpangan yang rendah atau tingkat pemerataan yang lebih baik, dan sebaliknya apabila nilai CV w besar maka menggambarkan tingkat ketimpangan yang tinggi atau tingkat pemerataan yang semakin timpang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua pendekatan dalam melakukan perhitungan nilai indeks ketimpangan pendapatan. Dalam perhitungan pertama CV w menggunakan data PDRB per Kapita dengan menyertakan migas, dan dalam perhitungan kedua CV w menggunakan data PDRB per Kapita tanpa menyertakan migas. Tujuan dari pendekatan tersebut adalah untuk mengetahui kontribusi sektor migas terhadap nilai indeks ketimpangan.