V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penghitungan terhadap indeks ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia, didapatkan hasil bahwa ketimpangan pendapatan antar
propinsi di Indonesia berada pada kategori tinggi. Indeks ketimpanga n tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya kecuali pada tahun 2003, dimana
pada saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini menandakan bahwa usaha pemerintah selama ini
dalam mengurangi ketimpangan pendapatan kurang berhasil walaupun tidak secara mutlak kondisi ini terjadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan manusia adalah Angka Harapan Hidup AHH, Angka Melek Huruf AMH, Rata-rata Lama Sekolah
RLS dan Pengeluaran Riil Per Kapita PRPK. Namun, faktor yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap pembangunan manusia Indonesia adalah
pengeluaran riil perkapita masyarakat. Hal ini dikarenakan, untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan tingkat kesehatan yang lebih baik, yang
merupakan indikator kesejahteraan masyarakat, masyarakat harus melakukan pengeluaran yang lebih banyak. Dengan demikian akan tercapai kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan indeks pembangunan manusia. Berdasarkan hasil analisis terhadap hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dengan kesejahteraan masyarakat, dapat ditarik kesimpulan bahwa,
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan masyarakat di daerah yang bersangkutan sangat lemah. Tingginya kekayaan daerah tidak secara
signifikan diikuti oleh tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi pula. Jadi terdapat kegagalan untuk merefleksikan pertumbuhan ekonomi menjadi
perkembangan pembangunan manusia, khususnya di beberapa daerah yang kaya akan sumber daya alam. Jika ditelusuri lebih dalam, ternyata tingkat kesejahteraan
masyarakat di daerah kaya kurang lebih sama dengan rata-rata nasional, bahkan untuk kasus Papua ternyata tingkat kesejahteraan masyarakatnya jauh tertinggal
dari rata-rata nasional. Lemahnya hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan
manusia diakibatkan oleh ketidakjelasan fungsi distribusi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan formula yang salah dalam merumuskan redistribusi
fiskal atau DAU juga berperan dalam meningkatkan ketimpangan pembangunan. Bagaimana tidak, apabila pemerintah daerah masih harus menanggung biaya
operasional kepegawaian sendiri. Hal ini menyebabkan anggaran belanja rutin daerah akan tersita 70 - 80 persen, dengan anggaran kepegawaian sebesar itu,
maka hanya tersedia sedikit untuk anggaran yang dapat mendukung perkembangan pembangunan manusia seperti sektor pendidikan dan kesehatan.
5.2 Saran